Gorgonopsia, kelompok hewan predator purba yang hidup sekitar 260 juta tahun lalu, dipercaya sebagai nenek moyang mamalia tertua dalam sejarah evolusi.
Dengan ciri khas gigi taring yang tajam dan besar, Gorgonopsia menyerupai perpaduan antara reptil dan mamalia modern.
Penemuan Fosil Gorgonopsia di Spanyol
Penemuan fosil Gorgonopsia di Mallorca, Spanyol, dipublikasikan di jurnal Nature Communications. Fosil tersebut menunjukkan karakteristik unik yang mengindikasikan hubungan evolusi langsung dengan nenek moyang mamalia.
Studi ini mengidentifikasi struktur tulang yang menyerupai mamalia modern, seperti rahang yang lebih fleksibel dan pola gigi yang kompleks.
Dr. Elisa López, paleontolog dari Universitas Autònoma de Barcelona, menyatakan bahwa penemuan ini membuka jendela baru untuk memahami bagaimana hewan reptil seperti Gorgonopsia bertransisi menjadi mamalia.
“Penemuan ini mengkonfirmasi bahwa evolusi mamalia dimulai lebih awal dari yang kita duga, dan wilayah seperti Eropa ternyata menjadi saksi penting dalam proses ini,” ungkapnya.
Baca juga Spesies Baru Bernama “Kegelapan” Ditemukan di Laut Dalam, Seperti Apa Bentuknya?
Bergigi pedang dan bertelur
Gorgonopsia adalah hewan karnivora dari era Permian yang dikenal sebagai predator puncak pada masanya. Dengan panjang tubuh mencapai 2-3 meter, mereka memiliki kepala besar dan rahang kuat yang dilengkapi gigi taring besar, mirip pedang.
Tubuhnya ramping dengan kaki yang memungkinkan gerakan cepat, membuat mereka menjadi pemburu efisien di habitat darat yang kering.
Secara fisik, Gorgonopsia memiliki ciri perpaduan antara reptil dan mamalia. Mereka memiliki kulit bersisik, seperti reptil, namun juga menunjukkan ciri mamalia, seperti kemungkinan adanya metabolisme endotermik (berdarah panas).
Penelitian sebelumnya mengungkap bahwa Gorgonopsia bertelur, tetapi beberapa bukti menunjukkan mereka mungkin memiliki perilaku parental seperti mamalia modern.
Gorgonopsia hidup di garis khatulistiwa
Selain di Eropa, jejak fosil Gorgonopsia juga ditemukan di berbagai wilayah dunia, termasuk Afrika dan Asia.
Salah satu tempat yang menarik perhatian ilmuwan adalah Kongo, di kawasan ekuator. Wilayah ini pada masa Permian merupakan lingkungan hutan yang cocok bagi Gorgonopsia sebagai predator darat.
“Fosil yang ditemukan di Kongo mengindikasikan bahwa Gorgonopsia memiliki adaptasi yang memungkinkan mereka bertahan di lingkungan tropis,” ujar Dr. Johan van der Meer dari Universitas Leiden.
Penemuan di Kongo menunjukkan bahwa hewan ini mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang bervariasi, dari wilayah kering di utara hingga kawasan tropis di garis khatulistiwa.
Baca juga Quaestio Simpsonorum, Spesies Pertama yang Hidup 555 Juta Tahun Lalu
Referensi
López, E., & van der Meer, J. (2024). "Fossil evidence of early mammalian evolution from Mallorca." Nature Communications.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News