menganyam warisan kerajinan rajapolah dari lokal ke global - News | Good News From Indonesia 2024

Menganyam Warisan, Kerajinan Rajapolah dari Lokal ke Global

Menganyam Warisan, Kerajinan Rajapolah dari Lokal ke Global
images info

Kawan tentu tidak asing dengan Tasikmalaya. Salah satu kabupaten di Jawa Barat ini dikenal luas dengan tradisi kerajinan tangan khasnya, terutama anyaman Rajapolah, bahkan telah menembus pasar internasional.

Rajapolah merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya. Kecamatan dengan populasi 37.500 lebih jiwa ini, 22% adalah pengrajin kompor dan anyaman. Industri kecil ini mampu menyerap banyak tenaga kerja serta memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian masyarakat.

Keberadaan industri kerajinan di Rajapolah tidak hanya menciptakan lapangan pekerjaan, tetapi juga mendorong kemajuan sektor lain sehingga tercipta lingkungan yang kondusif dan saling mendukung.

Untuk memperluas jangkauan pemasaran produk kerajinan ini, sejak tahun 1989 Rajapolah ditetapkan sebagai Pusat Pemasaran Kerajinan Rakyat Tasikmalaya, membuka peluang besar untuk pengembangan yang berkelanjutan.

Sejarah dan Perkembangan

Sejarah anyaman Rajapolah dimulai sekitar tahun 1915 dengan pembuatan tikar aria oleh masyarakat lokal. Inovasi berkembang pesat pada tahun 1920 ketika Haji Sidik memperkenalkan tudung pandan. Usaha kerajinan ini mendapat bantuan dari Bupati Tasikmalaya yang mengikutsertakan kerajinan anyaman pada pameran seperti Jaareurs.

Pameran ini menjadi pintu awal pengakuan internasional bagi kerajinan Rajapolah, terutama di pasar Eropa.

Pada 1925, perusahaan Perancis Olivier membeli kerajinan Rajapolah dalam jumlah besar, memberikan dampak ekonomi positif sementara. Namun, ketika Olivier bubar secara mendadak, para perajin kehilangan pasar utama, menyebabkan penurunan produksi yang signifikan hingga usaha kecil mulai meredup.

Tahun 1962 menandai kebangkitan kerajinan melalui diversifikasi produk oleh Di’mat Sastrawiria yang menghasilkan tas, dompet, dan barang lainnya. Dekade 1990-an menjadi masa kejayaan anyaman Rajapolah dengan berkembangnya pasar ekspor, meskipun pedagang besar sering mendominasi keuntungan.

Hingga kini, kerajinan Rajapolah tetap bertahan sebagai salah satu unggulan budaya lokal dengan tantangan dan peluang di pasar internasional.

Baca juga: Sejarah Pusat Kerajinan Rajapolah, Jadi Ikon Seni Anyaman Tradisional Jawa Barat yang Mendunia

Teknik dan Motif Anyaman

Kerajinan anyaman merupakan seni merangkai dan melipat daun. Sebelum digunakan, bahan harus melewati proses pengolahan. Lidi dan urat-urat daun dilepaskan terlebih dahulu, sehingga menjadi lebih lentur dan luwes, lalu siap untuk dilipat dan dirangkai.

Setelah itu dipotong-potong menjadi beberapa bagian yang sama, kemudian dimasak dalam air, dilicinkan dan dijemur. Apabila menginginkan pola warna, sebagian bahan dicelup ke dalam cairan pewarna.

Usaha kerajinan pandan telah lama menjadi bagian dari kehidupan sebagian penduduk di sentra produksinya, diwariskan secara turun-temurun. Proses produksi dilakukan dengan alat-alat sederhana, sehingga mudah dikerjakan oleh siapa saja, termasuk ibu rumah tangga.

Sarana produksi dan bahan baku untuk kerajinan ini umumnya diupayakan secara mandiri oleh para perajin, menunjukkan kemandirian dan kreativitas dalam menjalankan usaha mereka.

Motif sasak ganda | Sumber: freepik
info gambar

Anyaman Rajapolah memiliki motif yang beragam, yaitu motif sasag, motif bilik, motif mata walik, motif mata itik, motif kepang, motif lancar lurik, motif tangkup, motif lancar serang, motif biji padi, dan anyaman tambang.

nyaman halus umumnya digunakan dalam alat rumah tangga sehari-hari, seperti pengukus nasi, tempat nasi, kipas, tikar, besek, tas jinjing. Sedangkan anyaman kasar dijadikan sebagai bahan material rumah, kendang ternak, keramba, dan perangkap ikan.

Pemilihan motif spesifik juga didasarkan pada fungsi praktisnya. Selain itu, perajin saat ini mulai mengadaptasi motif tradisional ke dalam desain modern untuk memenuhi kebutuhan pasar global. Seperti misalnya, tempat nasi menggunakan motif sasag ganda.

Oleh karena motif sasag ganda lebih rapat, sehingga menjaga suhu nasi di dalamnya tetap panas. Bilik atau dinding rumah menggunakan motif sasag. Selain karena kuat, lubang antara bilah bambu dapat diatur kerenggangannya agar menjadi ventilasi udara yang baik.

Baca juga: Rajapolah, Tasikmalaya Sentra Kerajinan Anyaman di Wilayah Jawa Barat yang Tembus Pasar Dunia

Kerajinan anyaman Rajapolah memiliki potensi besar sebagai industri lokal unggulan. Dengan dukungan pemerintah, peningkatan akses pasar, serta kolaborasi dengan pelaku usaha besar, industri ini dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi signifikan pada perekonomian lokal, sekaligus melestarikan budaya tradisional.

Namun, tantangan seperti rendahnya inovasi, sistem pemasaran yang kurang optimal, serta bahan baku yang rentan terhadap kerusakan menjadi kendala yang perlu diatasi.

Dengan pengembangan diversifikasi produk, peningkatan pendidikan perajin, dan dukungan kelembagaan seperti koperasi yang aktif, kerajinan ini dapat terus berkembang dan bersaing di pasar nasional maupun internasional.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AI
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.