Kolak pada umumnya kolak terdiri dari pisang, ubi, dan santan, tapi seiring berkembangnya tradisi dan kebudayaan di masyarakat setiap daerah, bahan yang ada di kolak pun mulai disesuaikan dengan ciri khas masing-masing yang pada akhirnya memunculkan berbagai macam variasi kolak. Salah satu variasi kolak hasil dari perkembangan budaya di masyarakat Indonesia, yakni kolak biji salak yang berasal dari Betawi.
Kolak biji salak sering dianggap mirip dengan bubur candil oleh sebagian orang, akan tetapi kedua makan tersebut memiliki perbedaan yang terletak pada bahan pembuatannya. Kolak biji salak berbahan utama campuran ubi jalar dengan tepung tapioka.
Sedangkan, bubur candil atau bubur grendul memiliki bahan utama tepung beras ketan dan air tanpa adanya campuran ubi jalar serta sering disajikan bersamaan dengan bubur sumsum.
Meski bernama kolak biji salak, bukan berarti isian dari kolak tersebut adalah biji salak asli, yang dimaksud dengan biji salak di sini adalah campuran tepung dan ubi jalar yang dikukus lalu dihaluskan dan ditambahkan dengan tepung tapioka.
Menjadi salah satu kuliner tradisional di Nusantara kolak biji salak memiliki sejarah yang panjang dan telah menjadi bagian kuliner Indonesia selama berabad-abad. Mari kita jelajahi kekayaan tradisi kolak biji salak, hidangan penutup Betawi yang digemari masyarakat.
Sejarah dan Filosofi Kolak Biji Salak
Munculnya hidangan kolak sebagai salah satu menu makanan di masyarakat sekitar abad ke-7, pada saat itu kolak biji salak menjadi salah satu media bagi tokoh Wali Songo untuk menyebarkan agama Islam di Indonesia, khususnya di pulau Jawa.
Kolak biji salak memiliki filosofi yang terkandung didalamnya yakni bentuk bulatan biji salak yang kecil-kecil memiliki arti sebagai simbol kesederhanaan. Kesederhanaan yang dimaksud adalah hidangan tersebut terbuat dari bahan-bahan alami, mencerminkan kesederhanaan dan kehematan dalam hidup.
Selanjutnya, kemandirian memiliki makna sebagai makanan ini dapat dibuat dengan bahan-bahan yang mudah ditemukan, sehingga tidak ketergantungan dengan hal-hal yang mewah. Filosofi kesabaran memiliki arti proses memasak kolak biji salak yang memerlukan kesabaran dan ketelatenan, mencerminkan pentingnya kesabaran dalam menghadapi tantangan hidup.
Hidangan kolak biji salak oleh orang-orang Betawi disajikan ketika ada acara khusus, seperti perayaan Idul Fitri atau acara keluarga besar, meski begitu hidangan tersebut juga disajikan sebagai menu takjil saat Ramadan. Kolak biji salak bagi masyarakat dianggap sebagai simbol keramahtamahan dan kehangatan keluarga, serta membuat orang-orang sekitar menyatu dalam obrolan.
Kolak biji salak yang awalnya hanya bisa dinikmati di acara peringatan khusus saja oleh masyarakat, saat ini hidangan tersebut sudah dapat disantap kapan saja dan mudah ditemukan di warung makan atau penjual makanan jalanan di Indonesia.
Baca juga: Asal-usul Kolak, Menu Takjil yang Identik dengan Ramadan di Indonesia
Bahan dan Cara Membuat Kolak Biji Salak
Bahan utama dalam membuat kolak biji salak hanya terdiri dari ubi jalar, tepung tapioka, gula aren, gula pasir, santan, dan daun pandan. Meski begitu Kawan GNFI juga bisa menambahkan beberapa bahan lain seperti pisang, kolang-kaling, dan lain sebagainya sesuai dengan selera masing-masing. Berikut rincian bahan untuk membuat kolak biji salak sendiri.
Bahan biji salak:
- 500 gram ubi kuning
- 150 gram tepung tapioka
- air secukupnya untuk merebus ubi
Bahan untuk kuah kolak biji salak:
- 200 gram gula aren
- 100 gram gula pasir
- 1.500 ml air
- 2 lembar daun pandan
- 2 sdm tepung tapioka
- 1/4 sdt garam
Bahan untuk santan kolak biji salak:
- 200 ml santan instan
- 300 ml air
- 1 lembar daun pandan
- 1/4 sdt garam
- Tambahkan vanilla essence secukupnya
baca juga: Tradisi Berbagi Kolak Ayam, Warisan Sunan Dalem yang Dirawat Warga Gresik
Setelah mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat kolak biji salak berikut cara membuat hidangan tersebut.
Cara membuat biji salak:
- Kupas, cuci, dan potong-potong ubi, kemudian rebus hingga teksturnya lunak. Lalu angkat ubi dan tiriskan.
- Haluskan ubi hingga benar-benar lunak
- Tambahkan 150 tepung tapioka ke ubi sedikit demi sedikit, setelahnya aduk hingga tercampur semua.
- Ambil adonan ubi yang telah bercampur dengan tepung tapioka, lalu bentuk bulat-bulat seperti bola dengan ukuran kecil-kecil.
- Rebus air di panci hingga mendidih, kemudian masukkan bola ubi. Masak hingga bola-bola mengapung, pertanda bahwa ubi telah matang.
- Jika dirasa sudah matang angkat, tiriskan, dan dinginkan di suhu ruangan.
Kemudian dilanjutkan dengan cara membuat kolak biji salak.
- Isi panci dengan 1.500 ml air lalu masukkan gula aren, gula pasir, garam, dan 2 lembar daun pandan. Setelah semua bahan masuk, rebus hingga semua bahan larut dan tercampur dengan rata.
- Saring air gula, lalu masukkan bola ubi yang sudah matang dan rebus sampai mendidih
- Tuangkan tepung tapioka ke dalam mangkuk tambahkan sedikit air, lalu aduk hingga rata dan campurkan ke rebusan bola ubi
- Aduk adonan sebentar saja lalu matikan kompor dan diamkan.
Cara membuat santan:
- Tuang air ke dalam panci kemudian tambahkan 1 lembar daun pandan dan garam, lalu aduk hingga rata semua.
- Masukkan santan, aduk terus hingga semua tercampur dan mendidih. Masak dengan menggunakan api kecil
- Tuangkan sedikit saja vanilla essence, aduk sebentar dan matikan kompor.
Jika sudah selesai semua tahap, ambil mangkuk lalu tuang terlebih dahulu kolak biji salak dilanjutkan dengan menambahkan sedikit santan. Maka hidangan kolak biji salak siap disantap.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News