orang utan punya kesamaan perilaku dengan manusia seberapa mirip - News | Good News From Indonesia 2024

Orang Utan Punya Kesamaan Perilaku dengan Manusia, Seberapa Mirip?

Orang Utan Punya Kesamaan Perilaku dengan Manusia, Seberapa Mirip?
images info

Orang utan dan manusia sama-sama masuk ke dalam famili Hominidae dalam taksonomi. Kesamaan ini didasari oleh hasil penelitian terdahulu yang mengungkap bahwa orang utan dan manusia memiliki kemiripan variasi genetik hingga 97%.

Kemiripan variasi genetik tersebut turut mengantarkan keduanya pada kemiripan-kemiripan lainnya, termasuk fisik dan perilaku.

Secara fisik, Kawan GNFI bisa memerhatikan bahwa orang utan memiliki struktur tubuh yang mirip dengan manusia. Perbedaannya terletak pada panjang lengan orang utan yang dua kali lipat lebih panjang dari badannya.

Selain itu, tubuh manusia memiliki struktur yang lebih tegap karena berjalan dengan dua kaki, berbeda dengan orang utan yang turut menggunakan lengannya saat berjalan.

Struktur Kerangka Primata | Wikimedia Commons/Wellcome Library London
info gambar

Hal lain yang memperkuat kesamaan variasi genetik antara orang utan dan manusia ada pada bagian tangan. Di mana keduanya memiliki sidik jari dan sepasang ibu jari yang bisa digerakkan ke arah yang berlawanan. Lantas seberapa mirip perilaku orang utan dengan manusia?

Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat 'Si Pongo': Klasifikasi, Habitat & Jenis Makanan Orang Utan

Kesamaan Aktivitas Harian Orang Utan dan Manusia

Menurut Aini (2011), orang utan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) di Stasiun Penelitian Hutan Lindung Batang Toru baru memulai aktivitas hariannya, seperti menjelajah dan mencari makan di pagi hari tepatnya sekitar pukul 06.22—08.30 WIB. Sementara orang utan akan mengakhiri aktivitasnya dan kembali ke sarang di sore hari, yaitu sekitar pukul 15.38—18.34 WIB.

Hal tersebut tentunya sangat mirip dengan perilaku manusia yang juga memulai aktivitas hariannya, seperti berangkat sekolah dan bekerja di pagi hari, kemudian pulang saat sore hari.

Tak hanya itu, Kawan! Orang utan juga memiliki kebiasaan membuang kotoran (defekasi dan urinasi) sebelum memulai aktivitas di pagi hari. Semakin mirip dengan perilaku manusia, bukan?

Namun, tentunya cara orangutan membuang kotoran sangat berbeda dengan manusia. Sebab orangutan melakukan proses defekasi dan urinasi secara bergelantungan di atas dahan pohon, berbeda dengan manusia yang melakukannya dengan cara duduk atau jongkok di atas kloset.

Proses defekasi orangutan yang dilakukan secara bergelantungan di atas dahan pohon tentunya bukan tanpa tujuan. Sebab orangutan merupakan salah satu hewan yang memiliki peran penting dalam ekosistem hutan sebagai penyebar benih melalui kotorannya. Hampir 60% jenis makanan orangutan di alam adalah buah-buahan seperti buah Ficus sp., sehingga komposisi kotoran yang dikeluarkan pun mayoritas berisi biji buah. Biji tersebut yang jatuh ke lantai hutan akan tumbuh menjadi pohon baru dengan bantuan air hujan dan sinar matahari. Tentunya hal ini membutuhkan waktu yang lama agar sebuah biji yang berukuran kecil bisa tumbuh menjadi pohon besar di hutan.

Kesamaan Pola Asuh Orangutan dan Manusia

Induk orangutan memiliki kemiripan pola asuh dengan manusia dalam perannya sebagai seorang ibu. Hasil penelitian Mu’afa (2023), menunjukkan bahwa induk orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) yang dirawat secara ex situ di Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta melakukan aktivitas pengasuhan terhadap anaknya yang masih bayi dan belum disapih. Aktivitas pengasuhan yang dimaksud meliputi:

  • Menyusui
  • Melindungi
  • Menggendong
  • Berbagi makanan
  • Mengajak bermain
  • Mengikuti anaknya kemanapun
  • Memandikan (grooming) menggunakan tangan dan mulut
Induk orangutan dan anaknya | Wikimedia Commons/ Titik Kartitiani
info gambar

Aktivitas menyusui yang dilakukan induk orangutan dan manusia didasari oleh keberadaan glandula mammae atau payudara yang mampu memproduksi air susu, yang juga lazim terdapat pada hewan mamalia lainnya. Namun, baik orangutan maupun manusia hanya memiliki 2 puting payudara yang turut membedakannya dengan hewan mamalia lain di luar ordo primata.

Masa menyusui induk orangutan terhadap anaknya ternyata jauh lebih lama dibandingkan manusia, yaitu 7-8 tahun. Sementara manusia umumnya akan menyapih anaknya saat usia 2 tahun. Tak jarang dalam masa menyusuinya, induk orangutan juga memberikan makanan pendamping seperti buah-buahan saat anaknya menginjak usia lebih dari 18 bulan. Aktivitas tersebut mirip seperti kebiasaan manusia yang juga mulai memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) kepada anaknya saat memasuki usia 6 bulan.

Baca Juga: Serupa tapi Tak Sama, Perbedaan Orangutan Sumatera, Kalimantan, dan Tapanuli

Referensi:

  • https://www.orangutanrepublik.org/learn/orangutan-specifics/evolution/
  • https://www.researchgate.net/profile/Dede-Rahman-2/publication/336851911_EKOLOGI_ORANGUTAN_TAPANULI_Pongo_tapanuliensis/links/5db6f75a299bf111d4d7663f/EKOLOGI-ORANGUTAN-TAPANULI-Pongo-tapanuliensis.pdf
  • https://lib.ui.ac.id/m/detail.jsp?id=9999920527634&lokasi=lokal
  • https://www.npr.org/sections/health-shots/2017/05/17/528776636/orangutan-moms-are-the-primate-champs-of-breast-feeding
  • https://yayasanpalung.com/2020/07/23/ternyata-orangutan-sebagai-primata-penyebar-biji-ini-buktinya/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AF
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.