Pemerintah Indonesia terus mendorong pengembangan kawasan industri sebagai salah satu langkah strategis untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dalam lima tahun ke depan.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan pentingnya kawasan industri dalam mendukung hilirisasi, peningkatan nilai tambah sumber daya alam, dan pemerataan pembangunan.
“Dari data rencana investasi 41 kawasan industri PSN (Proyek Strategis Nasional), terdapat komitmen investasi sekitar Rp2.785 triliun yang akan direalisasikan bertahap,” kata Agus dalam Rapat Kerja Dukungan Proyek Strategis Nasional, Senin (2/12).
Hingga akhir 2024, realisasi investasi di kawasan industri PSN diproyeksikan mencapai Rp68 triliun.
Peran Kawasan Industri dalam Pertumbuhan Ekonomi
Kawasan industri tidak hanya menjadi pusat manufaktur tetapi juga epicentrum daya saing industri nasional.
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, semua kegiatan industri wajib berlokasi di dalam kawasan industri.
Hingga November 2024, terdapat 165 perusahaan pengelola kawasan industri dengan total luas lahan 94.054 hektar, di mana 59,76% telah terokupansi.
“Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi, kawasan industri menjadi elemen kunci,” ujar Agus.
Selain itu, kawasan industri juga menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), yang dirancang untuk mendukung pemerataan pembangunan, meningkatkan investasi, dan mempercepat industrialisasi di luar Pulau Jawa.
Generasi Baru Kawasan Industri
Pemerintah kini fokus pada kawasan industri berwawasan lingkungan, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2024 tentang Perwilayahan Industri.
Kawasan industri ini dirancang untuk memadukan pertumbuhan ekonomi dengan perlindungan lingkungan.
“Dalam rangka mencapai keseimbangan dan keberlanjutan, industri yang berwawasan lingkungan menjadi syarat utama untuk pembangunan industri rendah karbon,” ujar Agus.
Langkah ini sejalan dengan target net zero emission sebelum tahun 2060, yang membutuhkan dekarbonisasi sektor industri melalui pengurangan emisi karbon dioksida.
Tantangan dan Debottlenecking
Meski memiliki potensi besar, pengembangan kawasan industri menghadapi tantangan seperti pertanahan, tata ruang, infrastruktur, dan ketersediaan energi. Untuk mengatasi hambatan ini, pemerintah berupaya memperkuat sinergi lintas kementerian dan lembaga.
“Diperlukan sinergi program agar tidak saling tumpang tindih dan justru menghambat iklim investasi,” jelas Plt. Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional, Eko S. A. Cahyanto.
Harapan Menuju Pertumbuhan Ekonomi 8%
Dengan upaya dalam pengembangan kawasan industri dan hilirisasi, pemerintah optimis target pertumbuhan ekonomi yang ambisius ini dapat tercapai.
Dukungan kebijakan, investasi, dan inovasi menjadi kunci utama untuk memanfaatkan potensi sumber daya Indonesia secara maksimal.
“Semoga ini menjadi momentum positif untuk meningkatkan daya saing kawasan industri, yang berujung pada penguatan sektor manufaktur sebagai penopang utama ekonomi Indonesia,” pungkas Agus.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News