Tahukah Kawan GNFI bahwa buah kesemek yang sering disebut ‘apel Asia’ karena bentuknya yang mirip dan rasanya yang manis? Tapi, kenapa kesemek masih jarang dikenal oleh banyak orang?
Buah kesemek mungkin bukan buah yang sering ada di meja makan kita, tapi di beberapa negara seperti Jepang, buah ini menjadi simbol keberuntungan dan kebahagiaan.
Kesemek dengan nama ilmiah Diospyros kaki yang sering dijuluki ‘buah genit’ karena dilumuri kapur sirih untuk menghilangkan getahnya, memiliki daya tarik unik dengan bentuk bulat dan warna oranye cerah yang memikat.
Meski bagi generasi muda buah ini mungkin terasa asing, kesemek justru membawa nostalgia bagi generasi sebelumnya yang akrab dengan rasa manis dan lembutnya.
Dibalik tampilannya yang sederhana, kesemek menyimpan cita rasa yang memikat sekaligus memancing perdebatan: kenapa ada yang menyukainya, sementara yang lain justru tidak?
Melalui artikel ini, Kawan GNFI akan mengenal lebih dekat dari segi rasa, tekstur, dan sisi psikologi di balik buah kesemek, sekaligus bagaimana memilih buah kesemek yang matang sempurna.
Baca juga: Buah Kesemek, Si Genit yang Dibawa oleh Orang Belanda ke Garut
Ragam Rasa Buah Kesemek yang Membingungkan
Rasa buah kesemek dikenal unik dan sering kali mengejutkan bagi yang pertama kali mencobanya.
Ketika matang sempurna, kesemek menawarkan rasa manis yang lembut, berpadu dengan tekstur yang menyerupai puding atau jeli, ada juga yang renyah, tergantung jenis buah kesemeknya.
Jika disandingkan dengan buah-buahan yang lebih dikenali dan dikonsumsi oleh Kawan, bentuknya mirip tomat atau sawo.
Dikutip Liputan 6.com, perpaduan rasa kesemek ini juga menyerupai rasa sawo, pepaya dan apel, juga teksturnya mirip pepaya.
Beda lagi, jika dimakan saat belum matang. Buah ini bisa meninggalkan sensasi sepat yang membuah lidah terasa kaku.
Hal tersebut yang menjadikan pemilihan buah kesemek yang tepat menjadi tantangan tersendiri bagi banyak orang.
Keunikan rasa buah kesemek, yang bisa memikat dengan manisnya atau justru mengejutkan dengan sensasi sepatnya, membuat buah ini menjadi contoh menarik untuk memahami bagaimana manusia merespon makanan.
Preferensi terhadap rasa, baik suka maupun tidak, sebenarnya dipengaruhi oleh berbagai faktor psikologis dan pengalaman pribadi.
Inilah yang menjadikan psikologi makanan sebagai kunci dalam menjelaskan mengapa buah kesemek bisa menciptakan kesan yang berbeda pada setiap orang.
Baca juga: 10 Buah Unik Di Indonesia Yang Wajib Kamu Coba
Psikologi di Balik Preferensi Rasa Buah, Menyukai atau Menghindari Kesemek?
Bagi Kawan GNFI yang masih asing dengan buah kesemek karena tidak biasa mengonsumsi buah ini, wajar banget kok!
Familiar
Kita cenderung lebih menyukai makanan yang sudah sering kita coba atau kenal.
Pilihan buah yang awalnya terasa asing atau dari penglihatan kita terlihat kurang enak, bisa jadi terasa lebih enak seiring berjalannya waktu.
Perlu adanya pembiasaan terhadap rasa makanan yang baru dan tanpa disadari, semakin besar kemungkinan Kawan akan menyukai buah kesemek.
Sosial budaya
Budaya juga memperngaruhi apa yang dianggap enak atau tidak enak. Dibeberapa budaya, kesemek sering dijadikan bagian dari tradisi atau perayaan, yang membuatnya lebih dihargai dan dikenali.
Sebaliknya, di kalangan muda yang kini lebih terpapar dengan tren makanan baru, kesemek bisa dianggap kurang menarik karena tidak sepopuler buah-buah lainnya yang lebih dikenal.
Media sosial
Platform seperti Instagram, Tiktok, atau YouTube yang memberikan visual seperti gambar atau video sebagai sarana untuk menginformasikan, mempengaruhi, dan membentuk persepsi audiens terhadap makanan tertentu.
Ketika influencer memperkenalkan buah kesemek di media sosial, hal ini dapat meningkatkan minat orang untuk mencoba karena ada sebuah rekomendasi atau ulasan, bahkan jika mereka sebelumnya tidak tertarik dengan buah tersebut.
Ekspektasi rasa
Dengan bentuk dan warnanya yang mencolok, mungkin membuat Kawan sering kali punya ekspektasi tertentu tentang rasanya, apakah itu manis, asam, pahit, atau rasa unik lainnya.
Namun, bagi sebagian orang yang baru mengenalnya, kesemek bisa jadi terasa berbeda dengan yang diharapkan.
Faktor psikologi terhadap makanan mempengaruhi bagaimana Kawan menilai rasa, jika kesemek muncul dalam konteks yang positif, contohnya dengan gaya hidup atau manfaat kesehatan, orang cenderung untuk mencoba dan akhirnya menyukai rasanya.
Pengalaman masa kecil
Selain itu, pengalaman masa kecil dalam mengonsumsi makanan tertentu, termasuk buah-buahan yang dikenalkan oleh orangtua dapat menciptakan asosiasi emosional dengan rasa tersebut.
Paparan terhadap rasa manis, asam, pahit, atau umami dapat mempengaruhi preferensi makanan seseorang di kemudian hari.
Bayi terbiasa dengan rasa manis mungkin lebih menyukai buah-buahan seperti kesemek yang memiliki rasa manis alami, jika buah kesemek memang diperkenalkan sejak kecil oleh si Ibu.
Paparan berulang terhadap makanan tertentu di masa kecil akan memperkuat rasa suka terhadap makanan tersebut di masa depan, karena sering dikaitkan dengan perasaan nostalgia.
Baca juga: Cara Tepat Mencuci Buah dan Sayur Untuk Mengurangi Residu Pestisida
Bagaimana Cara Memilih Kesemek yang Tepat?
Nah, jadi Kawan GNFI sudah tahu ya bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi psikologi terhadap makanan tertentu?
Faktor inilah yang bisa membantu Kawan memahami alasan mengapa kita lebih suka atau tidak suka terhadap buah kesemek, terutama bagi mereka yang tidak familiar dengan buah ini.
Meskipun begitu, Kawan mungkin memiliki ekspektasi tertentu terhadap rasa buah kesemek, faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah cara memilih buah kesemek yang matang sempurna.
Untuk memastikan rasa yang manis dan bukan rasa sepat yang mengurangi kenikmatan, inilah beberapa cara yang bisa dilakukan :
- Pilihlah buah kesemek yang memiliki kulit berwarna oranye tua dan tekstur sedikit lembut saat ditekan,
- Kesemek yang matang akan berbentuk bulat dan montok,
- Buah kesemek yang sudah matang biasanya memiliki aroma yang kuat dan khas,
- Jika kesemek masih keras, bisa dibiarkan matang beberapa hari di suhu ruangan.
Dengan cara ini, Kawan GNFI bisa menikmati kesemek yang lezat dan menghindari rasa yang tidak diinginkan.
Jangan ragu untuk memberi buah kesemek kesempatan kedua, siapa tahu ekspektasi rasanya bisa berubah seiring berjalannya waktu dan kebiasaan! Sudah siap mencoba?
Sumber:
- Antonelli, Marta & Chen, Pin-Jane. (2020). Conceptual Models of Food Choice: Influential Factors Related to Foods, Individual Differences, and Society. MDPI Foods Journals,9(12). https://doi.org/10.3390/foods9121898
- Clark, Jane E. (1998). Taste and Flavour: Their Importance in Food Choice and Acceptance. Proceedings of The Nutrition Society, 57, 639-643. https://doi.org/10.1079/PNS19980093
- Qutteina, Yara et all. (2021). Food for Teens: How Social Media is Associated with Adolescent Eating Outcomes. Public Health Nutrition, 25(2),290-302. https://doi.org/10.1017/S1368980021003116
- https://psychology.iresearchnet.com/health-psychology-research/nutrition/psychology-of-food-choices-and-preferences/
- https://www.deeptalk.co.id/kebiasaan-atau-perilaku-makan-secara-psikologis-dan-teorinya/
- https://www.liputan6.com/citizen6/read/5498928/walaupun-rasa-buah-kesemek-sedikit-sepat-ternyata-khasiatnya-mampu-menurunkan-kolesterol-dan-gula-darah
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News