Tari Patuddu merupakan salah satu kesenian khas yang berasal dari Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Terdapat sebuah legenda di tengah masyarakat yang menceritakan tentang asal usul Tari Patuddu tersebut.
Menurut kisahnya, gerakan dalam Tari Patuddu dipercaya terinspirasi dari bidadari yang terbang ke kahyangan. Bagaimana kisah lengkap dari legenda asal usul Tari Patuddu tersebut?
Legenda Asal Usul Tari Patuddu
Dilansir dari buku Marina Asril Reza yang berjudul 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi, dikisahkan pada zaman dahulu di daerah Mandar terdapat sebuah kerajaan yang istananya berada di wilayah pegunungan. Istana tersebut dikelilingi oleh bunga dan tumbuhan indah lainnya.
Selain itu, di tengah istana juga ada sebuah kolam pemandian yang berukuran besar. Kolam pemandian tersebut memiliki air yang jernih dan menyegarkan.
Pada suatu hari, sebuah pelangi muncul di atas istana setelah hujan reda. Pada saat pelangi tersebut muncul, tiba-tiba bau harum menyebar ke seluruh penjuru istana.
Anak raja yang pada saat itu sedang berada di istana merasa penasaran dengan bau harum tersebut. Sang pangeran kemudian berusaha mencari dari mana asal bau harum yang tercium di seluruh bagian istana.
Setelah menelusuri sekian lama, sang pangeran masih tidak berhasil menemukan dari mana asal bau harum tersebut. Bahkan ketika sampai di halaman istana, dirinya hanya melihat bunga-bunga yang sudah habis dipetik oleh seseorang.
Tidak hanya itu, buah-buahan yang juga ada di halaman juga habis begitu saja. Padahal tidak ada seorangpun yang terlihat di halaman tersebut ketika sang pangeran sampai di sana.
Sang pangeran merasa marah melihat hal tersebut. Dirinya merasa ada seseorang yang masuk ke istana dan memetik bunga serta buah-buahan yang ada di halaman tanpa izin.
Akhirnya pangeran berniat untuk menangkap pencuri tersebut. Keesokan harinya setelah hujan reda, sang pangeran bersembunyi di halaman untuk menemukan pencuri yang dimaksud.
Selang beberapa saat, sebuah pelangi kembali muncul di atas istana. Dari kejauhan muncul tujuh ekor merpati yang terbang mendekat ke halaman istana.
Tiba-tiba merpati tersebut berubah menjadi tujuh orang bidadari cantik. Setiap bidadari ini saling bercengkrama sembari memetik bunga dan mengambil buah yang ada di pekarangan istana.
Sang pangeran hanya bisa terpana melihat hal tersebut. Dirinya terpesona dengan kecantikan para bidadari yang ada di hadapannya.
Tidak lama kemudian, para bidadari ini beranjak ke arah pemandian yang ada di istana. Sang pangeran terus mengikuti para bidadari ini secara diam-diam.
Pada saat bidadari tersebut sedang mandi, sang pangeran kemudian mengambil dan menyembunyikan salah satu selendang yang ada di pinggiran kolam pemandian. Ketika para bidadari ini hendak kembali ke kahyangan, salah seorang di antara mereka tidak bisa terbang karena kehilangan selendangnya.
Akhirnya salah satu bidadari tersebut tidak bisa pulang dan tetap tinggal di istana. Singkat cerita, bidadari ini akhirnya dinikahkan dengan sang pangeran.
Dari pernikahan ini, sang pangeran dikaruniai satu orang anak. Dirinya sangat menyayangi istri dan anaknya tersebut.
Pada suatu hari, sang bidadari tengah membersihkan kamarnya saat suaminya sedang pergi ke luar. Saat membersihkan kamar tersebut, dirinya secara tidak sengaja menemukan selendangnya yang dulu hilang.
Akhirnya sang bidadari mengambil selendang tersebut. Ketika suaminya pulang ke istana, bidadari tersebut memberikan anaknya kepada pangeran.
Bidadari tersebut kemudian berkata bahwa dirinya harus kembali ke kahyangan. Dirinya kemudian mengeluarkan selendang yang dia temukan dan terbang kembali ke tempat asalnya.
Sang pangeran hanya bisa terpana melihat hal tersebut. Sebelum terbang, sang bidadari menitipkan pesan agar pangeran menjaga anak mereka.
Jika mereka rindu dengan dirinya, maka pangeran dan anaknya bisa memandang pelangi yang muncul setelah hujan reda. Akhirnya sang pangeran tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya terpana melihat istrinya kembali ke kahyangan.
Oleh masyarakat setempat, gerakan bidadari mengibaskan selendangnya pada saat terbang ke kahyangan kemudian diyakini sebagai asal usul dari Tari Patuddu. Pada saat ini, Tari Patuddu sering ditampilkan untuk menyambut tamu dalam sebuah acara besar.
Sumber:
- Reza, Marina Asril. 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi. Visimedia, 2010.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News