Di era digital seperti saat ini, e-commerce menjadi topik hangat yang banyak diperbincangkan. Modernisasi aplikasi virtual mendorong peralihan dari belanja offline ke belanja online melalui e-commerce. E-commerce diterima baik oleh berbagai generasi, seperti milenial, generasi Z, maupun generasi Alpha.
Platform e-commerce ini mudah diakses melalui internet, yang kini menjadi bagian penting kehidupan masyarakat. Perkembangan e-commerce juga membuka peluang bagi pelaku bisnis kuliner untuk berkembang dengan dukungan berbagai aplikasi pendukung.
Berbagai aplikasi seperti Go-Jek, Grab, dan Shopee Food menawarkan platform yang menarik. Aplikasi Go-Jek dengan platform Go-Food, Grab dengan platform Grab Food, dan Shopee dengan platform Shopee Food.
Aplikasi tersebut dapat menunjang pelaku UMKM dalam mengembangkan bisnisnya di bidang kuliner. Mengingat bahwa persaingan di bidang kuliner semakin ketat, maka pelaku UMKM perlu meningkatkan pelayanannya agar bisa memuaskan konsumen. Dengan demikian, aplikasi ini menjadi alat penting bagi keberlangsungan dan kemajuan usaha kuliner.
Sebelum adanya aplikasi dan platform penunjang dalam bisnis kuliner, pembeli diharuskan untuk mengunjungi gerai makanan yang mereka inginkan terlebih dahulu. Cara tersebut disebut dengan Drive Thru atau layanan pesan bawa pulang yang memungkinkan pelanggan membeli produk tanpa harus turun dari kendaraan.
Drive Thru biasanya ditemukan pada gerai makanan cepat saji seperti KFC, Mc Donalds, dan Pizza Hut. Adanya perkembangan teknologi di bidang kuliner membuat adanya inovasi baru seperti Food Delivery dengan aplikasi melalui jaringan online dengan smartphone tanpa harus mengunjungi gerai makanan terlebih dahulu.
Food Delivery merupakan layanan pengiriman makanan yang menghubungkan konsumen dengan usaha kuliner secara daring. Layanan ini dapat dilakukan melalui telepon, situs web, atau aplikasi seluler.
Cara menggunakan layanan Food Delivery ini dengan hotline nomor telepon yang diakses oleh konsumen dan dilayani oleh penjual lalu diantarkan oleh driver. Food delivery merupakan salah satu strategi pemasaran digital yang dilakukan pelaku usaha kuliner.
Layanan ini juga membantu meningkatkan penjualan bagi perusahaan (rumah makan). Dengan demikian, online Food Delivery ini dapat dikatakan sebagai strategi bisnis baru bagi UMKM.
Bagi pelaku UMKM, perkembangan aplikasi dan platform digital menjadi strategi baru dalam pengembangan bisnis kuliner. Pelaku UMKM dapat menjadikan hal ini sebagai tren baru dalam mengembangkan strategi pemasaran.
Strategi ini dapat digunakan pelaku UMKM untuk memantau tren pasar yang sedang populer saat ini. Dengan demikian, pelaku UMKM diharapkan dapat mengembangkan usaha yang didirikannya dan meningkatkan persaingan pasar.
Semakin ketatnya persaingan pasar, banyak inovasi yang terus bermunculan. Dalam menghadapi persaingan pasar, pelaku UMKM dituntut untuk dapat beradaptasi dengan tren yang setiap hari terus berubah.
Salah satu cara untuk dapat bertahan dengan persaingan pasar ini adalah dengan terus meningkatkan layanan agar menjadi nilai tambah bagi pelaku UMKM. Selain itu, kualitas sumber daya manusia yang mumpuni menjadi pendukung utama untuk dapat bersaing dengan kompetitor lain.
Dengan adanya kualifikasi sumber daya yang manusia yang mumpuni, pelaku UMKM semakin dimudahkan dalam pengembangan usahanya. Kualitas sumber daya manusia yang baik dapat mempengaruhi UMKM dalam memantau tren pasar saat ini.
Selain itu, pelatihan sumber daya manusia juga perlu dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas usaha. Dengan begitu, kualitas sumber daya manusia yang unggul menjadi kunci utama bagi UMKM untuk mencapai keberlanjutan usaha kuliner lokal.
Seiring berjalannya waktu, kuliner lokal kurang diminati oleh beberapa kalangan. Hal ini menjadi tantangan dalam keberlanjutan usaha kuliner lokal. Sebagai contoh, generasi Z dan generasi Alpha lebih menyukai delivery order menu makanan Western daripada memilih menu lokal Indonesia.
Mereka cenderung melupakan menu lokal seperti sate ayam, nasi padang, maupun ayam penyet. Mereka lebih memilih junk food seperti ayam goreng, pizza, dan burger. Dengan demikian, tantangan pengembangan usaha kuliner lokal berawal dari kasus ini.
Tantangan dalam pengembangan usaha kuliner lokal tidak dapat dianggap remeh. Kuliner lokal tergeser dengan keberadaan brand luar negeri yang sudah terkenal. Selain itu, banyak pelaku UMKM yang masih gaptek mengenai layanan Food Delivery yang membantu mereka untuk berkembang.
Tantangan lainnya yaitu bagaimana menjaga kualitas produk agar tetap konsisten dalam menghadapi permintaan pasar yang semakin meningkat. Oleh karena itu, pelaku UMKM diwajibkan untuk berpikir kreatif dalam menentukan keunikan produknya.
Keunikan produk menjadi kunci utama bagi pelaku UMKM kuliner lokal di era Food Delivery sekarang ini. Konsumen cenderung akan memilih makanan yang unik dan menawarkan sensasi yang berbeda dengan yang lain.
Pelaku UMKM akan mendapatkan nilai plus dari konsumen jika dapat memodifikasi menu yang mereka punya. Selain itu, kemasan yang unik dan eye catching akan semakin menarik konsumen untuk membeli produk pelaku UMKM kuliner lokal.
Semakin unik pelaku UMKM dalam mengkreasikan idenya, maka tantangan yang akan timbul dalam mengembangkan usaha semakin kecil. Peluang yang datang akan semakin besar dengan adanya hal itu. Dengan demikian, pelaku UMKM berhasil dalam menarik konsumen dalam mengembangkan usahanya.
Pada akhirnya, dengan adanya layanan Food Delivery ini dapat membantu pelaku UMKM dalam mengembangkan usaha dan meningkatkan penjualan. Bagi konsumen dengan adanya layanan ini, mereka semakin dipermudah dalam memesan makanan yang mereka inginkan tanpa harus mendatangi gerai terlebih dahulu.
Oleh karena itu, layanan Food Delivery dengan menggunakan aplikasi dan platform pendukung sangat dibutuhkan pada era sekarang ini yang semua kegiatannya dilakukan secara online menggunakan jaringan internet.
Sumber:
https://jurnal.unpad.ac.id/jppm/article/view/33513
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News