senjata tradisional sulawesi selatan identitas berbagai suku adat - News | Good News From Indonesia 2024

Senjata Tradisional Sulawesi Selatan, Identitas Berbagai Suku Adat

Senjata Tradisional Sulawesi Selatan, Identitas Berbagai Suku Adat
images info

Senjata tradisional di Indonesia mencerminkan identitas dari sebuah daerah dengan berbagai makna dan filosofi yang terkandung di dalamnya. Sulawesi Selatan memiliki banyak bentuk senjata tradisional yang digunakan untuk berperang maupun sebagai bentuk pertahanan.

Senjata-senjata tersebut merupakan simbol kekayaan budaya serta identitas Sulawesi Selatan. Berikut adalah daftar senjata tradisional Sulawesi Selatan.

Keris Tappi’ (Seleq atau Kawali)

Keris Tappi’ dikenal juga dengan sebutan Seleq dalam bahasa Makassar dan Kawali dalam bahasa Bugis. Keris Tappi’ merupakan salah satu senjata tradisional yang paling populer di Sulawesi Selatan.

Hal yang unik dari keris ini adalah bahan utama pembuatannya yang tidak berasal dari logam atau besi, melainkan dari batu meteor yang telah mengeras. Ini menjadi alasan mengapa Keris Tappi’ tidak akan terdeteksi oleh detektor logam.

Keris Tappi’ dipercaya memiliki aura tersendiri yang disebut dengan pamor. Masing-masing Keris Tappi’ memiliki pamornya tersendiri yang akan muncul ketika keris selesai ditempa.

Keris Tappi’ dulunya digunakan untuk menusuk musuh saat berperang. Namun, masyarakat Bugis kini menjadikan Keris Tappi’ sebagai simbol kedudukan yang tinggi. Hal ini dapat dilihat saat pernikahan di mana seorang lelaki yang menikah dengan perempuan keturuan Ata, Tosama, atau Todeceng akan menggunakan Keris Tappi’ yang dapat mewaliki sang lelaki ketika pernikahan berlangsung.

Keris Tappi’ juga menjadi sebuah simbol penjagaan ketika ditinggalkan di rumah oleh sang pria untuk menunjukkan bahwa keberadaannya digantikan oleh Tappi’ untuk melindungi istrinya. Tappi’ ini juga akan diwariskan kepada anak sulung laki-laki di kemudian hari.

Alamang (Salapu atau Sonri)

Alamang adalah pedang tradisional yang juga dikenal sebagai Salapu atau Sonri oleh masyarakat lokal. Dalam bahasa Bugis dan Makassar, Alamang disebut juga Sudang dan Labbo dalam bahasa Toraja.

Pedang ini memiliki bilah lurus dan panjang dengan ujung yang tajam. Bentuk ini merupakan hasil gabungan dari tiga senjara, yaitu Badik, Tombak, dan Tappi’. Masyarakat Sulawesi Selatan memandang alamang sebagai simbol kemakmuran, kedaulatan, dan kewibawaan. Sementara itu, alamang juga sering digunakan oleh raja-raja dan bangsawan sebagai simbol kekuasaan dan kedaulatan.

Senjata ini sering dihiasi dengan ukiran yang rumit dan pegangan yang indah, menambah nilai estetika serta kekuatannya sebagai alat perang. Tidak hanya saat perang, seorang raja tidak akan pergi tanpa membawa alamang bersamanya.

Saat ini alamang tidak lagi diproduksi, sehingga alamang merupakan sebuah warisan leluhur yang ada di tengah masyarakat Sulawesi Selatan. Alamang yang terkenal adalah milik Awang Pone yang diberi nama Lateariduni.

Ada mitos yang menyebutkan bahwa alamang miliknya muncul kembali padahal telah dikuburkan bersama dengan mayar Awang Pone. Kemunculan alamang ini menimbulkan kepercayaan bahwa alamang tersebut tidak sudi menjadi bangkai.

Badik

Badik | Sumber: Wikipedia (Rudyasho)
info gambar

Badik merupakan pisau tradisional yang digunakan oleh masyarakat Bugis dan Makassar. Badik memiliki bilah yang panjang dan ramping dengan ujung yang tajam.

Senjata ini sering digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari pertanian hingga pertahanan diri. Badik juga dikenal sebagai senjata untuk menusuk dan menikam.

Badik sendiri memiliki banyak variasi yang berbeda-beda tergantung asal daerah dan bentuknya. Setidaknya badik dibedakan menjadi 5, yaitu Badik Makassar, Badik Raja, Badik Lagencong, Badik Luwu, dan Badik Lompo Battang. Senjata ini sering kali diwariskan dari generasi ke generasi dan dianggap sebagai lambang kehormatan dan keberanian.

Bessing

Bessing adalah tombak tradisional yang terbuat dari kayu dengan ujung besi yang tajam dan sering digunakan dalam perburuan maupun pertempuran. Bessing memiliki ukuran yang bervariasi, tetapi umumnya berbentuk panjang dan cukup untuk digunakan sebagai senjata jarak jauh.

Senjata ini sering kali dihiasi dengan ukiran dan ornamen yang mencerminkan budaya setempat. Masyarakat Bugis sendiri menjadikan bessing sebagai benda pusaka yang wajib dimiliki setiap lelaki Bugis. Namun, terdapat beberapa kasta pemilik bessing, yaitu:

  • Bessing Emas, jenis ini hanya dimiliki oleh kaum anakarung atau bangsawan Bugis.
  • Bessing Perak, merupakan bessing yang dimiliki oleh kaum todeceng atau orang-orang terpelajar.
  • Bessing Suasa, yaitu bessing kepunyaan tosama atau rakyat biasa.
  • Bessing tanpa ornamen, biasanya dimiliki oleh golongan kaum ata atau budak.

Bessing akan diwariskan kepada anak laki-laki sulung ketika ayahnya meninggal dunia. Hal ini juga sebagai simbol bahwa anak laki-laki tersebut akan meneruskan ayahnya sebagai pelindung keluarga.

Kanna

Kanna merupakan tameng berbentuk bulat atau persegi yang digunakan sebagai bentuk pertahanan diri. Senjata ini tersimpan rapi di Museum Lapawawoi, Watampone II Kota Bone. Kanna memiliki dua bentuk yang berbeda, yaitu bulat untuk kaum bangsawan dan persegi panjang untuk tentara dan rakyat biasa.

Pantu

Pantu adalah tongkat tradisional dengan bebatan besi pada bagian pangkalnya. Tongkat ini digunakan untuk memukul atau menyodok musuh dalam pertempuran. Pantu biasanya terbuat dari kayu keras dan dihiasi dengan ukiran yang indah. Meskipun sederhana, Pantu adalah senjata yang efektif dalam pertempuran jarak dekat.

Waju Rante

 Baju Rante | Sumber: Wikipedia (National Museum of World Cultures)
info gambar

Waju Rante adalah baju besi tradisional yang digunakan oleh prajurit di Sulawesi Selatan. Baju besi ini terbuat dari rantai besi yang dijalin beralas kain atau kulit, memberikan perlindungan terhadap senjata tajam.

Waju Rante sering dihiasi dengan motif-motif tradisional dan dianggap sebagai lambang kekuatan dan keberanian.

Baca juga: Sejarah Terbentuknya Gorontalo dari Masa ke Masa

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Nadhifa Aurellia Wirawan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Nadhifa Aurellia Wirawan.

NA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.