Siapa nih, Kawan di sini yang pernah memainkan permainan pasaran? Permainan tradisional yang satu ini bisa Kawan jumpai hampir di setiap daerah yang ada di Indonesia.
Permainan pasaran seringkali dimainkan oleh anak-anak untuk mengisi waktu luang. Namun tahukah Kawan bahwa permainan tradisional ini sebenarnya bisa berdampak baik bagi anak-anak, seperti mengasah kemampuan imajinasi dan lainnya?
Simak penjelasan lebih lanjut terkait permainan tradisional pasaran ini dalam artikel berikut.
Mengenal Permainan Tradisional Pasaran
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pasaran merupakan salah satu permainan tradisional yang ada di Indonesia. Tidak diketahui secara pasti dari mana permainan yang satu ini berasal.
Selain pasaran, penyebutan permainan ini juga dikenal dengan istilah berbeda. Dalam buku Aisyah Fad yang berjudul Kumpulan Permainan Anak Tradisional Indonesia disebutkan bahwa permainan pasaran juga dikenal dengan nama masak-masakan dan penyebutan lainnya.
Secara umum, pasaran merupakan permainan tradisional yang biasanya dimainkan oleh anak perempuan. Meskipun demikian anak laki-laki tidak jarang juga ikut bermain dalam permainan tradisional yang satu ini
Permainan ini sebenarnya meniru aktivitas manusia kesehariannya. Sebab dalam permainan pasaran, masing-masing anak memiliki perannya masing-masing sebagai sebuah keluarga.
Misalnya ketika ada tiga orang anak yang bermain, maka masing-masing pemain akan berperan sebagai ibu, anak, dan tamu. Nantinya ibu dan anak akan bertugas untuk memasak makanan yang nantinya disajikan kepada tamu yang datang.
Konsep permainan pasaran ini tidak hanya terpaku pada proses masak memasak saja. Terkadang para pemain juga bisa berimajinasi selayaknya sedang berada di pasar.
Artinya peran yang dimainkan juga berbeda dengan konsep sebelumnya. Jika pemain bersepakat untuk membuat situasi pasar, maka masing-masing anak bisa berperan sebagai penjual dan pembeli yang melakukan transaksi dalam proses bermainnya.
Cara Bermain
Pada dasarnya pasaran merupakan permainan yang dimainkan secara berkelompok. Oleh sebab itu, dibutuhkan beberapa orang anak agar permainan ini bisa seru untuk dimainkan.
Namun bukan berarti permainan pasaran mesti dimainkan secara berkelompok terus menerus. Ada kalanya seorang anak juga bisa memainkan permainan tradisional ini sendirian dengan imajinasinya.
Hanya saja keseruan permainan pasaran akan makin menarik jika dimainkan bersama-sama. Cara bermain permainan tradisional pasaran juga tidak terlalu sulit untuk dilakukan.
Jika situasi yang diambil merupakan adegan masak-masakan, maka para pemain bisa mengumpulkan bahan-bahan yang nantinya akan mereka masak. Bahan-bahan yang digunakan bisa berasal dari daun-daunan yang ada di sekitar tempat bermain.
Setelah itu, para pemain juga bisa mengambil batu yang berukuran agak besar. Nantinya bahan-bahan tersebut akan diulek selayaknya proses memasak masakan yang sebenarnya.
Imajinasi dari setiap pemain akan berperan penting dalam permainan ini. Sebab imajinasi dari para pemain terhadap masakan yang dia buat inilah yang nantinya menjadi daya tarik dan keseruan dalam proses bermain.
Seiring berjalannya waktu, permainan tradisional pasaran juga mengalami perkembangan. Jika dulunya anak-anak perlu menyiapkan alat-alat masak secara manual, seperti batu dan kayu, pada saat ini sudah ada set mainan yang berbentuk peralatan dapur.
Adanya set mainan ini tentu akan semakin mempermudah anak-anak untuk memainkan permainan pasaran. Dengan demikian, permainan tradisional ini bisa terus dimainkan oleh anak-anak bersama teman-temannya bersama-sama.
Manfaat Permainan
Banyak manfaat yang bisa didapatkan oleh anak-anak dari permainan tradisional pasaran. Dari penjelasan di atas bisa Kawan lihat bahwa permainan ini sangat bagus untuk mengasah imajinasi dari setiap anak.
Hal ini tentu bisa berdampak bagus bagi perkembangan pemikiran dari anak tersebut. Tidak hanya itu, permainan pasaran juga bisa melatih kemampuan sosial anak-anak dengan sesamanya lewat interaksi mereka satu sama lain dalam proses bermain.
Sumber:
- Fad, Aisyah. Kumpulan Permainan Anak Tradisional Indonesia. Cif, 2014.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
