Apakah Kawan tahu betapa besar masalah plastik di Indonesia dan penyebabnya? Dalam artikel ini kita mencari tahu perbandingan pengelolaan sampah plastik di Indonesia dengan Jepang.
Bagaimana Awal Plastik Ada di Dunia?
Tahukah Kawan, bahwa globalisasi menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya produksi sampah plastik di dunia? Sejak era globalisasi, produksi plastik, terutama plastik sekali pakai, meningkat pesat dan menciptakan krisis pengelolaan sampah di banyak negara.
Menurut data UNCTAD, nilai perdagangan plastik global bahkan mencapai hampir $1,2 triliun pada tahun 2021. Hebatnya lagi, sejak 2005, ekspor plastik dan produk turunannya meningkat lebih dari dua kali lipat!
Hal ini dipicu oleh permintaan yang terus tumbuh di berbagai sektor, seperti kemasan makanan dan barang konsumen. Jadi, apa sebenarnya dampak globalisasi terhadap produksi plastik ini? Yuk, kita telusuri lebih dalam!
Pilah Sampah, Pilah Masalah, Terapkan 3R Kelola Sampah dari Rumah
Banyak negara kini mengimpor dan mengekspor sampah plastik karena akumulasi yang terlalu besar dan sulit dikelola. Sayangnya, praktik pengiriman sampah dari negara maju ke negara berkembang seperti Indonesia membawa dampak buruk bagi lingkungan.
Akibatnya, Indonesia kini menjadi salah satu negara dengan penampungan sampah terbesar di dunia.
Pengelolaan sampah di Indonesia menghadapi tantangan berat, terutama dengan meningkatnya produksi sampah plastik. Berdasarkan data KLHK, pada tahun 2023, total sampah di Indonesia mencapai 69,7 juta ton, dan sekitar 33% dari sampah tersebut tidak dikelola dengan baik.
Hanya sekitar 15—30% yang berhasil didaur ulang, sementara sebagian besar berakhir di tempat pembuangan akhir atau mencemari lingkungan.
Banyak negara kini mengimpor dan mengekspor sampah plastik karena akumulasi yang sulit dikelola. Sayangnya, pengiriman sampah dari negara maju ke negara berkembang seperti Indonesia membawa dampak buruk bagi lingkungan.
Akibatnya, Indonesia menjadi salah satu negara dengan penampungan sampah terbesar di dunia.
Pengelolaan sampah di Indonesia menghadapi tantangan berat, dengan 69,7 juta ton sampah pada 2023. Hanya 15—30% yang berhasil didaur ulang, sementara sebagian besar mencemari lingkungan.
Penyebabnya termasuk TPA yang terbatas, rendahnya pengelolaan, dan kebiasaan buruk masyarakat.
Sejarah Sampah Plastik dan Masuknya ke Indonesia
Sebaliknya, Jepang punya sistem pengelolaan canggih seperti insinerasi dan pemilahan sampah. Namun, Jepang tetap mengekspor 12.460 ton sampah plastik ke Indonesia pada 2023, naik 14,37% dari 2022. Faktor utamanya adalah biaya pengolahan yang lebih murah di luar negeri.
Indonesia mengimpor sampah untuk memenuhi kebutuhan industri, meski berdampak buruk pada lingkungan. Sayangnya, pengawasan dan kesadaran masyarakat terhadap masalah ini masih rendah, menciptakan tantangan besar bagi pengelolaan sampah.
Bentuk Ketimpangan Sosial dari Perspektif Sosiologi?
Dalam hal pengelolaan sampah, Jepang sebagai negara maju memiliki teknologi dan sistem pengelolaan limbah yang efisien. Namun, Jepang memilih untuk mengekspor sampah ke Indonesia karena biaya pengolahan di luar negeri lebih murah daripada di dalam negeri.
Di sisi lain, Indonesia, meski menghasilkan banyak sampah, justru mengimpor sampah dari luar negeri, termasuk Jepang, karena pengelolaan sampah domestik masih kurang efisien.
Ini menunjukan terdapatnya hubungan ketimpangan dari kedua negara.
Bentuk ketimpangan ini bisa dianalisis menggunakan teori ketergantungan (dependency theory), yang menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara negara maju (core countries) dan negara berkembang (periphery countries).
Menurut Theotonio Dos Santos, ketergantungan terjadi ketika negara berkembang hanya menjadi penerima dampak dari perkembangan ekonomi negara maju tanpa dapat mengendalikan hubungan tersebut.
Melalui teori ketergantungan, dapat dilihat bagaimana Indonesia bergantung pada impor sampah untuk memenuhi kebutuhan industri meskipun berdampak negatif pada lingkungan. Sementara itu, Jepang diuntungkan oleh posisi ekonominya yang lebih kuat, sehingga dapat mengalihkan sampah ke negara berkembang dengan biaya rendah tanpa menanggung dampak lingkungan.
Hubungan ini mempertegas ketergantungan Indonesia pada negara maju seperti Jepang.
Dari ini Indonesia tidak memiliki pilihan kecuali untuk terus mengimpor sampah untuk pengelolaan industri. Ini mendampakkan akan tingginya penghasilan sampah Indonesia.
Banyak dari sampah itu tidak bisa dikelolah dan akan hanya akan bertumpuk di TPA, sebagian pun masuk dalam sistem perairan dibuangkan ke laut. Sampah plastik yang terurai pun dapat melepaskan zat kimia dan mikroplastik berbahaya ke dalam air dan tanah yang kemudian dapat masuk ke dalam makanan dan berpotensi membahayakan kesehatan manusia.
Melihat Inovasi Kapal 'Pemakan' Sampah di Lautan, Solusi Utama Marine Debris
Di Makassar, sekitar 55% ikan yang dijual di pasar tradisional mengandung mikroplastik yang menimbulkan ancaman bagi potensi bahaya pencemaran tersebut bagi ekosistem dan kesehatan masyarakat.
Sebenarnya, pengimporan sampah ini dapat berdampak baik bagi negara pengimpor, mau dari keuntungan hasil produksi dan menjaga lingkungan. Namun, kenyataannya banyak sampah plastik yang dikirim ke Indonesia tidak dapat dimanfaatkan dengan optimal.
Salah satu penyebabnya adalah kondisi sampah yang tidak layak, seperti sampah yang terkontaminasi atau terdegradasi. Ditambah lagi, fasilitas pengelolaan sampah yang masih terbatas di Indonesia.
Jadi, bagaimana sebaiknya kita mengelola sampah plastik? Tentu saja, dengan pengelolaan yang benar, kita bisa mengurangi dampak negatif sampah plastik terhadap lingkungan dan bahkan memperoleh manfaat dari limbah tersebut.
Yuk, kita mulai peduli dan ikut berkontribusi dalam mengelola sampah plastik dengan cara yang lebih bertanggung jawab!
Ayo, ikut kampanye kami dalam upaya melindungi lingkungan dari bahaya sampah plastik!
Daftar Pustaka
- UNCTAD. (2022). Global plastics trade hits record $1.2 trillion. https://unctad.org/data-visualization/global-plastics-trade-reached-nearly-1.2-trillion-2021
- Setiawan, V. N. (2024). RI Hasilkan 69,7 Juta Ton Sampah per Tahun, Ini Datanya.. CNBC Indonesia. https://www.cnbcindonesia.com/news/20240625131019-4-549127/ri-hasilkan-697-juta-ton-sampah-per-tahun-ini-datanya
- Hudzaifi, N. N. (2023). Buruk Tata Kelola Sampah & PR Besar Calon Presiden Indonesia. CNBC Indonesia. https://www.cnbcindonesia.com/opini/20230525111021-14-440475/buruk-tata-kelola-sampah-pr-besar-calon-presiden-indonesia
- Astawa, P. A. S. (2023). SUDAHKAH PENGELOLAAN SAMPAH BERJALAN OPTIMAL?. Bulelengkab. https://dlh.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/52_sudahkah-pengelolaan-sampah-berjalan-optimal
- Japan Environmental Sanitation Center. (2012). Solid Waste Management and Recycling Technology of Japan. https://www.env.go.jp/content/900453393.pdf
- Septiana, H. (2024). Aktivis Lingkungan Desak Jepang Hentikan Pengiriman Sampah Plastik ke Indonesia. Tempo. https://www.tempo.co/politik/aktivis-lingkungan-desak-jepang-hentikan-pengiriman-sampah-plastik-ke-indonesia-70662
- Riski, P. (2024). Aktivis Serukan Akhiri Impor Sampah Plastik. Voaindonesia. https://www.voaindonesia.com/a/aktivis-serukan-akhiri-impor-sampah-plastik/7652915.html
- Perkim.id. (2023). Hilangkan Impor Sampah dan Gunung Sampah di Indonesia, Bisa Mulai Dari Rumah! https://perkim.id/sampah/hilangkan-impor-sampah-dan-gunung-sampah-di-indonesia-bisa-mulai-dari-rumah/
- Mega, D. (2024). Mengapa Indonesia Menjadi Negara Tujuan Impor Sampah?. goodnewsfromindonesia. https://goodnewsfromindonesia.pages.dev/2024/08/23/mengapa-indonesia-menjadi-tujuan-impor-sampah
- Muamar, D. (2024). Impor Sampah Plastik dan Dampaknya terhadap Lingkungan dan Sosial. Greennetwork. https://greennetwork.id/ikhtisar/impor-sampah-plastik-dan-dampaknya-terhadap-lingkungan-dan-sosial/
- Auria, F. Gischa, S. (2022). Teori Ketergantungan dalam Hubungan Internasional. Kompas. https://www.kompas.com/skola/read/2022/03/23/140000769/teori-ketergantungan-dalam-hubungan-internasional?page=all#google_vignette
- Universitas Stekom. (2023). Teori ketergantungan. https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Teori_ketergantungan
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News