pencak dor seni bela diri asal kediri yang penuh harmoni - News | Good News From Indonesia 2024

Pencak Dor, Seni Bela Diri Asal Kediri yang Penuh Harmoni

Pencak Dor, Seni Bela Diri Asal Kediri yang Penuh Harmoni
images info

Apa yang terlintas di pikiran Kawan ketika mendengar Kota Kediri? Tahu takwa? Gethuk pisang? Kesenian Jaranan? Atau larung sesaji di Gunung Kelud? Ya, semua itu memang bagian dari kebudayaan asli Kediri yang menjadikannya sebagai kota yang kaya akan kuliner dan kebudayaan.

Selain terkenal dengan tahu takwanya yang paling legendaris, Kediri juga terkenal dengan industrinya yang sangat maju. Sebut saja pabrik rokok Gudang Garam atau pabrik gula yang cukup membuat perekonomian Kediri menjadi sangat maju.

Di samping itu pula, Kediri juga merupakan tempat para santri untuk belajar ilmu agama. Siapa yang tidak mengenal Pondok Pesantren Lirboyo? Pondok pesantren tersebut menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia dengan ribuan santri dari berbagai daerah di Indonesia.

Telah berdiri selama puluhan tahun, Pondok Lirboyo banyak melahirkan kyai dan ulama-ulama besar yang menyumbang generasi Islam di Indonesia.

Lebih dari itu, banyak juga kebudayaan-kebudayaan khas yang lahir pula dari rahim Pondok Lirboyo. Salah satu yang paling terkenal adalah Pencak Dor yang kini menjadi salah satu kearifan lokal di Kediri.

Apa Itu Pencak Dor?

Pencak Dor adalah seni bela diri yang berakar pada tradisi pencak silat. Keunikannya terletak pada iringan alat musik tradisional tajidor dan lantunan sholawat badar selama pertandingan.

Kombinasi tersebut bertujuan untuk menciptakan suasana harmonis, membantu mencegah emosi para petarung, serta berperan sebagai nilai spiritual.

Pencak Dor: Tradisi Bela Diri Pesantren yang Lahirkan Pendekar Silat

Nama “Pencak Dor” sendiri berasal dari alat musik tajidor yang menjadi elemen penting dalam pertunjukan ini. Seni bela diri ini tidak hanya tentang ketangkasan fisik, tetapi juga tentang menciptakan harmoni dan menjaga persaudaraan di tengah masyarakat.

Keunikan Pencak Dor, antara Bela Diri dan Kebersamaan

Tidak seperti pertandingan pencak silat biasa, Pencak Dor ini lebih menekankan aspek hiburan dan silaturahmi. Setiap tahun, pertandingan tersebut digelar untuk menyambut maupun memperingati hari-hari besar.

Pesertanya tidak hanya berasal dari Kediri, tetapi juga dari berbagai daerah di sekitarnya. Pertandingan Pencak Dor ini selalu berhasil menarik atensi warga-warga Kediri dan sekitarnya, khususnya bagi para pecinta seni bela diri.

Setelah pertandingan, biasanya diadakan makan besar bersama, yang menjadi simbol penyatuan kembali meskipun sebelumnya para petarung saling berhadapan di arena.

Hal ini memperkuat tali silaturahmi dan menegaskan bahwa Pencak Dor adalah sarana untuk kebersamaan, bukan perpecahan.

Tantangan dan Perkembangan Pencak Dor

Seiring dengan perkembangannya, seni bela diri Pencak Dor sempat dilarang oleh pemerintah dan pihak keamanan di daerah setempat lantaran dianggap rawan, terlebih kurangnya aturan baku dalam pertandingan.

Hal tersebut dikhawatirkan dapat menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, khususnya potensi konflik serta risiko cedera pada petarung.

Namun, upaya untuk terus mempertahankan tradisi tersebut terus dilakukan. Kini, pertandingan Pencak Dor kembali terlaksana dengan pengawasan wasit profesional serta menerapkan protokol keamanan yang lebih ketat.

Hal tersebut membuktikan bahwa Pencak Dor mampu berkembang menjadi seni bela diri yang aman tanpa kehilangan identitasnya.

Pencak Dor bukan sekadar seni bela diri. Melainkan juga merupakan simbol persaudaraan, harmoni, dan semangat untuk menjaga budaya leluhur. Dengan terus melestarikan tradisi ini, kita tidak hanya mempertahankan kekayaan budaya Kediri. Namun, juga mengajarkan nilai-nilai kebersamaan pada generasi yang akan datang.

Mari, dukung dan cintai Pencak Dor sebagai warisan budaya Indonesia yang tak ternilai!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.