Kerusakan lingkungan kini telah menjadi isu global yang perlu mendapat perhatian serius karena terjadi di seluruh belahan dunia serta berdampak signifikan terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia.
Penyebab munculnya bermacam masalah lingkungan tidak lain berasal dari kombinasi antara faktor alam dan perilaku manusia. Oleh karenanya, usaha pemeliharaan lingkungan alam sekitar sudah menjadi tanggung jawab semua kalangan tak terkecuali anak muda.
Berdasarkan survei tugas akhir Studi Independen GNFI Batch 7 yang dilakukan, terlihat upaya yang paling umum dilakukan anak muda Indonesia dalam menanggulangi kerusakan lingkungan. Di antaranya adalag tidak membuang sampah sembarangan (66,36%), diikuti mengurangi penggunaan plastik (65,45%), menghemat air (32,27%), membawa bekal dari rumah (30,91%), dan menghemat pemakaian listrik (30%).
Sebagian anak muda juga sudah mulai menerapkan gaya hidup ramah lingkungan lain seperti memisahkan sampah organik dan nonorganik (28,64%), mengurangi frekuensi penggunaan kendaraan pribadi (24,55%), berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian lingkungan (19,09%), menanam pohon (18,64%), dan mendonasikan barang bekas layak pakai (18,18%).
Meskipun demikian, masih sedikit anak muda yang turun langsung melakukan kampanye tentang kesadaran lingkungan atau mengikuti komunitas peduli lingkungan.
Dari keseluruhan responden, hanya 9,09% anak muda yang pernah berpartisipasi memberi edukasi terkait isu lingkungan dan 6,63% yang aktif tergabung dalam komunitas peduli lingkungan.
Di Indonesia sendiri, sudah terdapat beberapa komunitas yang menaruh perhatian terhadap isu lingkungan. Dengan demikian, dari situ anak muda bisa mulai berkontribusi menjalankan program-program nyata.
Komunitas lingkungan ini meliputi Greenpeace Indonesia, Zero Waste Indonesia, World Wildlife Fund (WWF) Indonesia, Youth For Climate Change Indonesia (YFCC), dan Lindungi Hutan.
Sebagai informasi, pertanyaan survei ini menggunakan tipe multiple response sehingga memungkinkan responden untuk memilih lebih dari satu jawaban.
Selain itu, terdapat juga hasil riset mengenai permasalahan lingkungan yang dianggap mendesak oleh kalangan anak muda. Tercatat mayoritas di antara mereka yaitu sejumlah 47,27% merasa sampah plastik perlu menjadi perhatian utama dalam penyelesaian masalah pencemaran lingkungan.
Keresahan ini kemudian dapat didukung berdasarkan data oleh Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) yang menunjukkan bahwa dari 38,477,679.73 ton timbunan sampah pertahun di 369 kabupaten/kota se-Indonesia, sebanyak 19,22% di antaranya merupakan jenis sampah plastik.
Pembukaan MSIB GNFI Batch 7, Mahasiswa Belajar Data Analis dan Visualisasi untuk Jurnalis Digital
Tak sedikit pula anak muda yang menilai persoalan polusi udara sudah sampai di tahap meresahkan, yakni sebanyak 24,55% dari total responden. Polusi udara memang lazim terjadi di kota-kota besar lantaran masifnya asap kendaraan bermotor yang merupakan salah satu penyumbang terbesar emisi karbon.
Sayangnya masih jarang anak muda Indonesia yang memandang kerusakan terumbu karang sebagai isu lingkungan yang genting, hanya sebesar 0,91% dari keseluruhan responden.
Faktanya, Reef Refilience Network menyatakan bahwa Indonesia mempunyai wilayah terumbu karang terancam terbesar dengan ancaman penangkapan ikan sebagai penyebab utama.
Masih terdapat hambatan yang dilalui anak muda dalam menjalankan tindakan menjaga kelestarian lingkungan. Sebanyak 50% atau setengahnya merasa kurang memiliki kesadaran, dilanjut kurangnya fasilitas penunjang (30%), gaya hidup (10%), kurangnya paparan informasi (5,45%), biaya relatif mahal (4,09%), dan lainnya (0,45%).
Dari survei tersebut dapat disimpulkan bahwa anak muda Indonesia dominan masih merasa kurang mempunyai kesadaran dari dalam diri sendiri untuk dapat melakukan upaya pelestarian lingkungan. Alasan ini kemudian diikuti dengan kurangnya fasilitas penunjang, seperti halnya transportasi umum atau penyediaan tempat sampah terpilah.
Survei ini dibuat sebagai salah satu tugas akhir dalam mengikuti Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) GNFI Batch 7 dengan topik Applied Data Analyst & Visualization for Digital Journalism.
Survei dilakukan pada periode Oktober 2024 terhadap 220 responden laki-laki dan perempuan rentang usia 16 - 25 tahun dari berbagai daerah di Indonesia dengan jenis pertanyaan multiple choice single answer.
Sumber:
https://drive.google.com/file/d/13XXcGWFC35UUnhKY5M9FCcUINWKLFiPB/view?usp=sharing (Hasil Survei Hambatan Terbesar Anak Muda dalam Upaya Pelestarian Lingkungan 2024)
https://drive.google.com/file/d/1u8zZ9H04xD7AEk8Uy-7Jcp0H9JMElnTL/view?usp=sharing (Hasil Survei Isu Lingkungan yang Paling Meresahkan Menurut Anak Muda 2024)
https://drive.google.com/file/d/1CmncimbCQ4RZVKxPPhbUnGjsB9Dpkcs_/view?usp=sharing (Hasil Survei Upaya Anak Muda Indonesia dalam Menjaga Kelestarian Lingkungan 2024)
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News