Tradisi Ngayun merupakan sebuah upacara adat yang diwariskan turun-temurun oleh leluhur masyarakat Rawamerta, Kecamatan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Tradisi ini adalah hasil akulturasi budaya antara Hindu dan Islam yang tercermin dalam penggunaan jangjawokan, kemenyan, serta tawasul dalam pelaksanaannya.
Ngayun dilakukan setelah tujuh hari kelahiran bayi, sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran sang anak sekaligus pemberian nama.
Asal Mula Tradisi Ngayun
Pada awalnya, tradisi Ngayun berhubungan erat dengan keyakinan masyarakat terhadap dunia spiritual dan proses transisi kehidupan manusia.
Secara khusus, upacara ini dimaksudkan untuk memberi nama pada bayi yang baru lahir, serta menjaga kesehatan dan keselamatan bayi tersebut.
Ritual ini juga merupakan bagian dari tradisi yang dikenal di berbagai daerah, seperti "Tradisi Turun Bumi" di Jawa, yang menunjukkan hubungan erat dengan proses bersih-bersih setelah kelahiran.
Di Rawamerta, Ngayun menjadi momen penting, di mana seluruh keluarga merayakan kelahiran si jabang bayi dengan penuh kebahagiaan.
Tujuan Tradisi Ngayun
Selain memberikan nama pada bayi, tujuan utama dari tradisi Ngayun adalah untuk menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kelahiran bayi tersebut serta keselamatan ibu dan anak.
Tradisi ini juga dianggap sebagai sebuah perlindungan, dengan harapan agar si bayi terhindar dari gangguan roh jahat atau penyakit.
Dalam banyak hal, Ngayun diharapkan dapat membawa keberkahan dan kemakmuran bagi kehidupan keluarga si bayi.
Tahapan-Tahapan Tradisi Ngayun
Pelaksanaan Tradisi Ngayun di Rawamerta memiliki beberapa tahapan yang dimaksudkan untuk memberikan berkat dan perlindungan bagi sang bayi, yang biasanya dilakukan oleh dukun bayi atau paraji.
Berikut adalah beberapa tahapan penting dalam prosesi ini:
1. Menyiapkan Untaian dan Memasang Samping Ayun
Kegiatan ini bertujuan untuk menghindari gangguan dari mahluk halus atau roh jahat yang dapat mengganggu bayi. Samping ayun ini juga melambangkan perlindungan dan harapan agar si bayi selalu terjaga kesehatannya.
2. Menginjakkan Kaki Bayi ke Uang dan Tanah
Dalam tahap ini, bayi akan diinjakkan ke uang dan perhiasan yang melambangkan harapan agar sang bayi kelak memiliki banyak rezeki. Sebelum menginjak tanah, si bayi harus "menginjak" simbol kekayaan terlebih dahulu.
3. Mengayunkan Bayi
Mengayunkan bayi menjadi bagian inti dari prosesi Ngayun. Selain berfungsi untuk memberi nama, langkah ini juga bertujuan agar bayi tidur dengan nyenyak dan tumbuh sehat.
4. Menyentuhkan Kaki Anak Ayam ke Kaki Bayi
Proses ini dimaksudkan agar bayi terhindar dari penyakit. Diharapkan si bayi nantinya tumbuh kuat, cerdas, dan banyak rezekinya, serta dapat segera berjalan dengan lancar.
5. Mencuci Tangan dengan Air Kembang
Setelah prosesi mengayun selesai, tangan ibu bayi dicuci dengan air kembang sebagai ungkapan terima kasih kepada dukun bayi (paraji) yang telah membantu persalinan dan merawat ibu serta bayi.
6. Selamatan atau Sedekah
Tahapan terakhir adalah mengadakan selamatan atau sedekah, yang merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan kepada keluarga si bayi.
Tradisi Ngayun menjadi momen penting yang melibatkan keluarga dan masyarakat sekitar.
Meskipun upacaranya terbilang sederhana, makna dan tujuan yang terkandung dalam setiap tahapan menjadi simbol harapan bagi kehidupan sang bayi dan keluarganya.
Dalam bentuknya yang paling murni, tradisi ini adalah wujud rasa syukur dan kebahagiaan masyarakat Rawamerta yang terus dilestarikan hingga kini.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News


