rakhmadi afif kusumo akui tidak bisa larang konser di gbk ini alasannya - News | Good News From Indonesia 2024

Rakhmadi Afif Kusumo Akui Tidak Bisa Larang Konser di GBK, Ini Alasannya

Rakhmadi Afif Kusumo Akui Tidak Bisa Larang Konser di GBK, Ini Alasannya
images info

Rakhmadi Afif Kusumo adalah Direktur Utama Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno (PPK-GBK). Jabatan itu diserahkan kepadanya oleh Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) sejak 2021 lalu.

Adi – sapaan akrabnya – dilantik kala pandemi Covid-19 melanda dunia termasuk Indonesia. Imbasnya, kawasan GBK jadi sepi aktivitas dan melakukan pengetatan terhadap kunjungan. Namun, inovasi tetap dilakukannya agar bisa memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat.

Bersama timnya, Adi berusaha meningkatkan mutu seluruh fasilitas GBK. Tak terkecuali rumput stadion utama yang biasanya dipakai untuk banyak agenda seperti pertandingan sepak bola hingga konser penyanyi nasional maupun internasional.

Manajemen Rumput

Masyarakat Indonesia seringkali bertanya-tanya soal kualitas rumput yang dimiliki Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Gara-garanya kala pertandingan sepak bola, kondisi rumput kerap tidak bagus dan memengaruhi jalannya pertandingan tim-tim yang bertanding.

Masih segar dalam ingatan ketika gelandang Tim Nasional Indonesia, Thom Haye gagal selebrasi meluncur seusai mencetak gol ke gawang Filipina pada Juni 2024. Ia terjatuh saat berselebrasi karena kondisi rumput yang tidak bagus dan itu menyebabkan lututnya lebam.

Adi selaku Dirut GBK mengaku soal manajemen rumput (turf management) stadion utama adalah tantangan besar bagi timnya. GBK sejauh ini belum bisa menghadirkan sistem hidrolik di mana rumput lapangan bisa masuk ke bawah tanah, diangkat, atau digeser sana-sini untuk menjaga kualitasnya. Namun, ia tetap memastikan teknik-teknik standar internasional sudah dijalankan saat perawatan.

“Karena masuk negara tropis, perawatannya pun juga masih menggunakan matahari dengan teknik-teknik standar internasional juga, tapi memakan waktu. Nah, waktu ini yang memang menjadi challenge untuk kita semua bagaimana mempersingkatnya seperti Singapura yang bisa menumbuhkan rumput di atas beton,” ucap Adi kepada Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk.

Selain untuk pertandingan, konser sering pula diadakan di SUGBK. Hal itu pun kerap menjadi perhatian karena setelah konser digelar, kondisi lapangan dan rumput menjadi buruk untuk dipakai kembali khususnya untuk agenda laga sepak bola.

Pro dan kontra sempat lahir tentang pemakaian SUGBK sebagai arena konser. Terutama dari kalangan pencinta sepak bola yang meminta pihak GBK melarang gelaran konser di stadion utama demi menjaga kualitas rumput lapangan. Adi lantas meluruskan tersebut bahwa menurutnya di mana pun adalah hal wajar menggelar konser di stadion utama.

“Ini tantangan kita ke depan bagaimana bisa memastikan konser bisa jalan dalam waktu tiga minggu langsung siap lagi untuk bola. Karena enggak mungkin juga ya melarang konser. Memang format stadium yang sehat itu multifungsi, tidak hanya untuk bola tapi juga tempat pertemuan bahkan untuk kegiatan emergency,” jelas Adi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dimas Wahyu Indrajaya lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dimas Wahyu Indrajaya.

DW
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.