Berkunjung ke suatu daerah tak lengkap rasanya jika tidak membawa sesuatu yang khas dari daerah tersebut ke rumah. Buah tangan atau oleh-oleh seakan menjadi kewajiban yang harus terisi di tas setelah menghabiskan waktu di tempat baru. Hal ini akan terasa sangat wajib ketika daerah yang dikunjungi tersebut berada jauh di sebelah barat Indonesia, salah satunya saat berkunjung ke Meulaboh.
Tiap daerah di Indonesia pastinya memiliki beragam oleh-oleh khas dari masing-masing daerah yang seringkali menjadi pilihan wisatawan untuk dibawa pulang ke kampung halaman. Keragaman ini menunjukan ciri khas dan keunikan tiap daerah dalam kehidupan sosial dan budaya.
Meulaboh sebagai ibu kota dari Aceh Barat juga memiliki ragam pilihan oleh-oleh yang bisa dinikmati untuk mengenang kota Teuku Umar ini. Berikut ragam oleh-oleh khas Meulaboh yang unik dan menarik sebagai referensi pilihan untuk Kawan yang berkunjung ke Meulaboh.
Timphan
Timphan merupakan kue yang terbuat dari tepung beras dan santan. Adonan tepung beras dan santan tadi dibungkus ke dalam daun pisang dan diberi isian pisang kemudian dikukus. Selain pisang juga ada timphan yang berisi kelapa, labu, hingga selain srikaya.
Kawan bisa menjumpai timphan di pasar maupun di acara-acara tertentu. Masa simpan timphan adalah tiga di suhu ruang dan akan bertahan lebih lama jika disimpan di lemari es.
Leumang Bambu
Leumang sejatinya adalah beras ketan yang dimasak menggunakan santan di dalam bambu. Kudapan ini dimasak dalam bambu yang telah dilapisi daun pisang dan dibakar di atas bara api hingga matang. Aroma khas dari daun pisang dan bambu akan tercium dari kejauhan ketika Kawan melewati penjual Leumang.
Biasanya leumang dimakan begitu saja tanpa ada pendamping lauk lainnya dan bisa bertahan hingga seminggu di suhu ruang.
Meuseukat
Ketika berkunjung ke Aceh terutama Meulaboh, Kawan tidak boleh ketinggalan untuk mencicipi meuseukat. Kudapan ini merupakan salah satu kue tradisional yang biasanya disajikan di acara-acara besar maupun lokal. Meuseukat sendiri terkenal dengan nama lain dodol Aceh.
Berbeda dengan dodol yang umumnya berwarna cokelat, meuseukat memiliki warna kuning. Meuseukat juga tidak berbentuk seperti dodol, kudapan ini berbentuk bulat seukuran piring makan dengan isian nanas dan ada ukiran bentuk bunga yang menghiasi bagian atasnya.
Kawan bisa menjumpai meuseukat di toko oleh-oleh Meulaboh maupun di bandar udara yang ada di Aceh.
Boh Meuria
Boh meuria merupakan nama lain dari buah rumbia, buah khas Meulaboh yang dapat dijumpai di seluruh penjuru Meulaboh secara liar. Buah ini berbentuk bulat kecil mirip dengan salak, kulitnya berwarna hijau dan memiliki cita rasa asam yang kuat.
Boh meuria biasanya digunakan sebagai penyedap di bumbu rujak khas Aceh. Jika tidak ada boh meuria, konon rasa rujak yang dibuat terasa kurang nikmat. Kawan dapat membelinya seharga 60 ribu per kilogram atau 10 ribu per bungkusnya.
Namun, keberadaan buah ini semakin langka seiring berjalannya waktu. Kawan tidak boleh lupa untuk mencicipi ketika tidak sengaja bertemu penjual buah ini.
Kopi Gampoeng
Ada salah satu cara unik minum kopi di Meulaboh, namanya adalah kopi khop. Masyarakat Meulaboh yang sebagian besar merupakan nelayan, menikmati kopi mereka dengan cara terbalik. Gelas berisi kopi posisinya terbalik sehingga mulut gelas akan menempel pada piring gelas.
Berbagai jenis kopi dapat digunakan dalam penyajian kopi khop, termasuk kopi gampoeng. Mulanya kopi gampoeng adalah sebuah kedai kopi biasa yang terletak di Jalan Iskandar Muda, tetapi saat ini banyak wisatawan Meulaboh yang ingin membawa pulang bubuk dari kedai kopi ini.
Kawan dapat berkunjung ke Kedai Kopi Gampoeng untuk menikmati suasana kedai kopi khas Meulaboh sambil memilih berbagai jenis varian bubuk kopi gampoeng yang dapat dibawa pulang.
Itu dia Kawan beberapa oleh-oleh khas Meulaboh yang bisa Kawan bawa pulang untuk dinikmati bersama keluarga maupun sahabat di rumah.
Baca juga: Kopi Khop, Kopi Khas Meulaboh Keinginan Teuku Umar Sebelum Wafat
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News