Jailolo merupakan salah satu kesultanan yang berada di Maluku Utara, tepatnya di Pulau Halmahera. Kesultanan Jailolo berdiri pada abad ke-13 Masehi dan menjadi kesultanan tertua di Maluku Utara. Hingga saat ini, Kesultanan Jailolo masih eksis bahkan aktif terlibat dalam kegiatan masyarakat Maluku Utara.
Pada masa kejayaan Kesultanan Jailolo, komoditas cengkeh yang menjadi primadona Maluku Utara mulai tercium oleh Eropa. Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) kemudian masuk ke Halmahera yang saat itu dikuasai oleh Kesultanan Jailolo. Menurut legenda, kesultanan ini dirampas atau diambil paksa oleh Kerajaan Ternate dengan bantuan VOC.
Sempat hilang, Kesultanan Jailolo kemudian dibangkitkan kembali pada abad ke-19 tepatnya pada tahun 1998, kesultanan ini kembali didirikan secara adat. Bukti-bukti sejarahnya juga dikumpulkan dan dilestarikan hingga saat ini. Meskipun demikian, bukti sejarah peninggalan Kesultanan Jailolo sulit untuk ditemukan karena keruntuhannya dan minimnya informasi sejarah kesultanan ini.
Apa saja peninggalan Kesultanan Jailolo? Berikut beberapa peninggalannya!
1. Kedaton Kesultanan Jailolo
Tempat tinggal Kesultanan Jailolo ini terletak di tebing Jalan Baru, Halmahera, Maluku Utara. Arsitektur kesultanan tidak tampak mewah layaknya keraton maupun tempat tinggal raja lainnya. Terdapat payung-payung yang dahulu disimbolkan sebagai sebuah kekuasaan. Payung-payung tersebut merupakan payung kebesaran yang dimiliki para raja.
Selain itu, terdapat beberapa alat musik khas Maluku Utara yang dibuat langsung di Kedaton oleh Panglima Perang Kesultanan. Alat musik terebut berjenis alat musik petik yang dibuat dari kayu. Lingkungan dan bangunan utama kedaton juga dibangun sangat sederhana, meningat Kesultanan Jailolo merupakan kesultanan yang didirikan kembali, peninggalan kerajaan pun sangat minim.
2. Masjid Gammalamo
Masjid Gammalamo merupakan masjid pertama dan tertua yang terletak di Jailolo, Pulau Halmahera Barat. Masjid ini menjadi bukti sejarah dan warisan Kesultanan Jailolo terutama dalam pengaruh Islam.Masjid Gammalamo terletak di pesisir Teluk Jailolo, tepatnya berbatasan dengan Pelabuhan Gufasa dan Pelabuhan Dufa-dufa yang ada di Ternate. Masjid Gammalamo berdiri pada tahun 1900-an untuk kebutuhan rumah Ibadan dan bermusyawarah.
Penyebaran Islam di Jailolo dimulai dari pembangunan rumah ibadan yang didirikan oleh Maloko Kie Raha, yaitu gabungan empat kerajaan di Maluku Utara. Di dalam Masjid Gammalamo terdapat meriam tua peninggalan Kesultanan Jailolo beserta makam-makan tua di sekelilingnya yang juga dipercaya sebagai peninggalan kesultanan tertua tersebut.
3. Nisan-Nisan Kuno
Nisan-nisan kuno penanda kematian dari Kesultanan Jailolo tersebar di beberapa desa, yaitu Desa Galala, Desa Gam Ici, dan Desa Gam Lamo. Ketiganya berada di wilayah Kecamatan Jailolo, Halmahera Barat.
Nisan kuno peninggalan Kesultanan Jailolo memiliki beragam bentuk dan ornament khas. Ada yang berbentuk pipih, balok, memiliki ornament bunga, kaligrafi, hingga sulur bunga. Seluruh nisan masih dijaga dan dirawat hingga saat ini karena nisan-nisan tersebut merupakan sejarah warisan Kesultanan Jailolo yang harus dilestarikan.
Baca juga: Kaledo, Kuliner Khas Sulawesi Tengah yang Kaya Rasa dan Nilai Kebudayaan
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News