Gaya hidup berkelanjutan, atau sering disebut sebagai bentuk gerakan cinta lingkungan, mendapat tanggapan berbeda-beda dari kalangan muda sekarang. Sebagian terpersuasi untuk menerapkan gaya tersebut karena merupakan kewajiban. Di sisi lain, ada pula yang menganggap bahwasanya hal ini (gaya hidup berkelanjutan) adalah sebuah lifestyle yang keren untuk diikuti.
Merujuk pada United Nation Environment Programme, gaya hidup berkelanjutan didefinisikan sebagai pilihan gaya hidup yang kita pilih, mempengaruhi dunia di sekitar kita, dan menemukan cara bagi setiap orang untuk hidup lebih baik pun jauh lebih ringan ke depannya.
Hal ini menunjukkan harapan bahwasanya gagasan futuristik yang dibutuhkan dalam menghadapi masalah besar pada lingkungan dapat dimulai dari hal paling kecil, yaitu pada diri kita sendiri. Lalu, bagaimana sebenarnya ya, tanggapan anak muda pada gaya hidup berkelanjutan ini?
Berdasarkan Survei Preferensi Gaya Hidup Berkelanjutan di Kalangan Anak Muda 2024 yang dilaksanakan pada periode 1—10 November 2024, dengan capaian total responden 216 orang, data survei menunjukkan variasi pilihan anak muda mengenai gaya hidup berkelanjutan.
Ketika ditanyakan mengenai frekuensi pembelian produk ramah lingkungan, 58% dengan suara terbanyak mengatakan terkadang membeli, terkadang tidak. Disusul dengan 17,1% responden menjawab sering, 16,7% lainnya menjawab jarang.
Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, Upaya Menuju Generasi Emas, Sehat, dan Cerdas
Menariknya, dalam pemilihan produk ramah lingkungan meskipun harga yang ditawarkan lebih tinggi daripada produk biasa di pasaran, 42,8% anak muda tetap mendukung hal tersebut.
Selain pada produk ramah lingkungan, gaya hidup berkelanjutan juga berhubungan dengan penghematan emisi gas menggunakan transportasi umum. Pada penggunaan transportasi umum, terlihat menunjukkan atensi besar pada anak muda dalam penggunaan sehari-harinya, yaitu 55,1% mengatakan menaiki transportasi umum beberapa kali sepekan.
11,6% lain memilih menggunakan transportasi umum setiap hari, 5,6% beberapa kali sebulan, 14,4% jarang, dan 13,4% memilih tidak pernah menggunakan transportasi umum sama sekali.
Dari kedua hal yang telah disebutkan, yaitu produk ramah lingkungan dan transportasi umum, masih ada hal lain yang lebih dekat dalam kehidupan kita, Kawan! Pengurangan sampah rumah tangga dan penghematan listrik di rumah.
Hal tersebut jelas sangat erat pada kegiatan sehari-hari. Pengurangan sampah rumah tangga yang dimaksudkan adalah untuk memilah, menggunakan kembali, dan mengurangi sampah yang berada di rumah.
Contoh sederhananya yaitu pengurangan penggunaan plastik kresek dan beralih menggunakan barang seperti shoppingbag atau wadah yang tahan dipakai berkali-kali. Tentu saja, yang terpenting lebih ramah untuk lingkungan.
Untuk yang satu ini, ada jumlah variatif pada responden. 11,1% suara memilih selalu mempraktikkan pengurangan sampah di rumah, 40,7% sering, 16,2% kadang-kadang, 28,2% jarang, dan 3,7% tidak pernah
Lalu untuk penghematan listrik, dapat terlihat nilai cukup besar dalam praktik sehari-hari yaitu 70,8% mengatakan melakukan praktik hemat listrik di rumah, 27,3% memilih terkadang mempraktikkan, dan 1,9% suara memilih tidak.
Nilai Dimensi Ekonomi dan Kesehatan pada Survey Optimisme Generasi Muda di Indonesia 2023
Dari sini, bisa dilihat bahwa anak muda masa kini peduli pada pemakaian listrik di rumah dengan baik. Penghematan listrik ini bisa kita lakukan dengan mudah, salah satunya adalah mematikan kipas angin saat tidak terpakai.
Meskipun gaya hidup berkelanjutan sangat dekat dalam kehidupan sehari-hari, minat ataupun niat dalam membangunnya sebagai sebuah rutinitas dan kebiasaan bisa dikatakan masih menjadi tantangan.
Berikut beberapa tips untuk mulai membangun kebiasaan untuk menuju gaya hidup berkelanjutan
- Memilih produk pakai yang menawan hati, tetapi tetap ramah lingkungan.
- Mulai perlahan mindful buying dan berfokus pada kebutuhan.
- Bertanggung jawab pada makanan yang dikonsumsi dan menghabiskannya.
- Membawa tumbler minuman saat bepergian keluar rumah.
- Sesekali menggunakan fasilitas transportasi publik.
- Mematikan lampu dan kipas angin ketika tidak terpakai.
Gaya hidup berkelanjutan memiliki mimpi besar dalam perwujudannya untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan baik. Dimulai dengan membangun kebiasaan-kebiasaan kecil dapat berdampak besar ke depannya.
Anak muda bisa dikatakan tidak terlalu asing lagi topik gaya hidup berkelanjutan. Namun, tak sedikit pula yang mengetahui hal ini dan belum menerapkan perlahan ke kehidupannya sehari-hari.
Tugas kita selanjutnya, Kawan, adalah terus berusaha keras menjaga lingkungan yang kita sayangi. Mari, pelan-pelan tetap menyebarkan kepedulian akan lingkungan bumi yang kita cintai ini agar sehat sentosa dan sejahtera, terjaga asri sampai bertahun-tahun kedepannya.
“Look deep into nature, and then you will understand everything better.” - Albert Einstein -
Sumber: Hasil Survei Tugas Akhir Studi Independen GNFI Batch 7 (Survei Preferensi Gaya Hidup Berkelanjutan di Kalangan Anak Muda 2024)
Keterangan: Survei Preferensi Gaya Hidup Berkelanjutan di Kalangan Anak Muda 2024 yang dilaksanakan dengan cara survei kuesioner daring dilakukan untuk memenuhi tugas akhir dalam mengikuti Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) GNFI Batch 7 dengan topik Applied Data Analyst & Visualization for Digital Journalism.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News