keberagaman upacara adat di maluku - News | Good News From Indonesia 2024

Keberagaman Upacara Adat di Maluku

Keberagaman Upacara Adat di Maluku
images info

Dijuluki sebagai Negeri 1000 Pulau, Maluku adalah salah satu provinsi yang 92% daerahnya merupakan kelautan dan memiliki 1.412 pulau yang memiliki keragaman budaya. Setiap budaya di Indonesia, umumnya mempunyai acara adat yang sudah dilakukan sejak ratusan tahun lalu dan bahkan masih dilakukan hingga kini di beberapa daerah Maluku.

Tak hanya untuk menghormati budaya yang sudah ada, beberapa upacara adat atau tradisi di Maluku punya tujuan lain untuk keberlangsungan hidup sosial budaya.

Berikut adalah beberapa upacara adat dan tradisi yang sudah dilakukan sejak ratusan tahun lalu!

Makan Patita

Tradisi makan bersama khas warga Ambon, Maluku. awalnya, tradisi ini mempunyai tujuan mempererat hubungan antarsesama masyarakat lewat berbagi makanan dan berkumpul bersama. Namun seiring berjalannya waktu, tradisi ini dilakukan untuk merayakan sesuatu seperti pembukaan acara, perayaan hari besar nasional, rasa syukur, dan acara lokal lainnya.

Kini, tradisi Makan Patita biasanya menyajikan beberapa makanan khas Maluku dan dihidangkan di meja panjang atau daun pisang panjang yang dikelola oleh pejabat atau penyelenggara acara dan disajikan untuk warga sekitar.

Mengenal Adok, Tradisi Pemberian Gelar Adat dalam Upacara Pernikahan Suku Komering

Sampai sekarang, tradisi tersebut masih dirayakan di beberapa daerah di Maluku seperti yang diadakan di Jalan Abdullah Soulissa, Masohi, Kabupaten Maluku Tengah, dalam merayakan ulang tahun Masoshi ke 67 pada 4 November 2024. Selain itu, juga bisa ditemukan di sepanjang Jln. Sultan Hairun, Kecamatan Sirimau dalam rangka merayakan ulang tahun kota Ambon ke-449 pada 7 September silam.

Upacara Adat Sasi

Ini sebenarnya merupakan sebuah tradisi yang dilakukan di hampir seluruh pulau pada kawasan Maluku dan Papua. Ini merupakan kebiasaan tentang larangan mengambil sumber daya alam tertentu dalam satu periode yang bisa sampai berbulan-bulan. Larangan Sasi berlaku kepada sumber daya alam nabati maupun hewani di darat, perairan dan udara. 

Tradisi ini sendiri diklaim sudah berlangsung sejak zaman kerajaan di tanah Maluku yang bertujuan untuk melestarikan dan menjaga kestabilan sumber daya alam. Walau awalnya untuk ritual adat. Namun, seiring perkembangan, sasi justru mampu menstabilkan ekosistem perikanan tangkap di sekitar Maluku.

Salah satu bukti nyatanya terdapat di Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah yang sudah berlangsung sejak 1600, di bulan April hingga September.

Obor Pattimura

Diadakan setiap 15 Mei, tradisi ini merupakan upacara penghormatan jasa Kapitan Pattimura. Nama Obor Pattimura sendiri merupakan simbol semangat dari Pattimura yang kala itu membara seperti api pada obor. Upacara tersebut sudah berlangsung sejak tahun 1817.

Upacara Adat Bali: Refleksi Kehidupan Spiritual Masyarakat Bali

Upacara ini merupakan arak-arakan warga sekitar membawa obor keliling pulau. Rangkaian acara itu biasanya dilakukan sejak sehari sebelum acara utamanya untuk menyalakan obornya. Pada 2024, Obor Pattimura masih dirayakan di beberapa daerah seperti di Saparua, Yapen, dan bahkan di Kalsel.

Tradisi Pukul Sapu Lidi

Ini merupakan sebuah atraksi dari Negeri Mamala dan Morela yang sudah berlangsung secara turun-temurun untuk menjaga dan melestarikan pusaka hidup. 

Melalui laman Pemprov Setda Maluku, Murad Ismail selaku Gubernur Maluku, menyampaikan “Tradisi ini merupakan simbol persatuan dan kebersamaan antarwarga, serta merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur kita yang telah melestarikan dan menjaga tradisi ini hingga saat ini.”

Pukul Sapu Lidi bermula dari sejarah saat penjajahan saat kegagalan perjuangan Kapitan Telukabessy beserta pasukannya melawan penjajahan Portugis dan VOC pada abad ke-16 saat mempertahankan Benteng Kapahaha di tanah Maluku.

Selain beberapa upacara adat dan tradisi ini, Maluku masih mempunyai beberapa adat lainnya yang mulai terkikis karena berkembangnya zaman. Di antaranya ada Adat Cuci Negeri Soya, Tradisi Masoshi, Upacara Rujena, dan Ritual Panggil Kuskus yang nanti akan diceritakan lagi pada lain kesempatan.

 

Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Almer Sophian lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Almer Sophian.

AS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.