Limbah merupakan salah satu masalah di Jakarta. Ini bukan tentang faktor membuang sampah sembarangan, tetapi karena adanya penumpukan yang tidak sebanding dengan pengolahan daur ulang. Dari masalah ini juga, timbul masalah lainnya yang kerap menjadi langganan di Jakarta, yaitu banjir.
Masih di Pameran Reclaiming Identities yang berlokasi di Mall Agora Thamrin L2, yang menjadi sorotan di ruangan kedua di sini adalah pengolahan limbah menjadi sebuah karya seni ataupun barang sehari-hari hasil dari recycle.
Namun, sebelum ruangan kedua ini terdapat ruang talkshow yang tiap harinya menghadirkan beberapa arsitek sebagai bagian dari IAI dengan topik yang berbeda terkait perancangan pembangunan.
Anantachakra
Di bagian awal ruangan kedua, ada panel ‘Anantachakra’ dari Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta. Berasal dari bahasa Sansekerta ‘Ananta’, kata ini mempunyai arti ‘tak berujung’ dan ‘Chakra’ yang artinya roda.
Seperti arti namanya, panel tersebut bernarasi tentang The Endless Loop. Bercerita tentang proses, siklus alami air yang terjadi bersamaan seperti persipitasi, koleksi, infiltrasi, evaporasi, dan kondensasi.
Melalui video singkat, selain proses The Endless Loop, pengunjung akan melihat peta infografis titik 13 sungai dan 4 kanal di Jakarta. Di sebelahnya, terdapat video singkat tentang kondisi ideal sungai yang seharusnya dan kondisi saat ini. Kemudian ditampikan juga peta persebaran 13 sungai dan 4 kanal di Jakarta.
Selain mendapat edukasi, di panel ini pengunjung bisa mendapat merchandise berupa postcard yang distempel dengan 4 cap, yang mana mengambil filosofi The Endless Loop. Di sini juga pengunjung bisa menuliskan harapannya untuk sumber daya air di Jakarta yang nantinya ditempelkan kolase dengan harapan-harapan pengunjung lain.
Panel Rame Rame Jakarta
Di Sebelah panel Anantachakra, terdapat panel instalasi dari Yayasan Penelitian “Rame Rame Jakarta” yang menyampaikan narasinya lewat film pendek genre dokumenter karya Luna Hapsari yang berjudul Maskumambang.
Ada juga hasil foto-foto dari Kris K yang bernarasi Jakarta yang kala itu banjir. Menariknya di sini, panel berkonsep perumahan masyarakat-masyarakat menengah lengkap dengan perabotan yang ditempelkan pada dinding panel.
From Zero To Hero
Berada di seberang panel itu, terdapat narasi dari Rumah Inang dan REEXP yang berjudul ‘From Zero To Hero'.
Panel berisi tentang pengolahan limbah plastik dari kemasan produk sabun cuci menjadi tas, sepatu, dan beragam benda yang dapat digunakan sehari-hari. Rumah Inang bernarasi jika selain melakukan aksi nyata mengurangi dan mendaur ulang sampah plastik, mereka berupaya melakukan pelestarian budaya Indonesia. Caranya melalui penggunaan Wastra yang di mana prosesnya memberdayakan perempuan lansia yang masih mampu bekerja.
Melihat Sejarah dan Perkembangan Kota Jakarta di Pameran Reclaiming Identities
Ecologue
Di sebelahnya terdapat presentasi dari Euginio Hendro, Ecotouch, dan oOlah yang mereplika rumah adat Papua, Honai, menggunakan kain peredam mobil dari olahan kain bekas. Di panel ini pengunjung juga diperlihatkan bagaimana tahapan proses penghancuran kain hingga daur ulang dari kain hingga jadi peredam.
Selain itu, salah satu pekerjanya bercerita jika mereka mendapatkan kain bekasnya dari beberapa pabrik pakaian, khususnya denim, yang di mana mereka biasa mengolah 10 hingga 12 ton per harinya.
Sudut Pandang Mata Burung
Satu hal lainnya yang menjadi sorotan di ruangan ini ada panel Potongan Lanskap: Sudut Pandang Mata Burung karya Gilang Mustofa yang menampilkan visual instalasi tentang bagaimana ladang padi dari penglihatan burung.
Di sini, Gilang menunjukkan visual itu melalui gambar pensil dengan media mud oncanvas yang berukuran 150 x 100 cm dan Instalasi yang mixed media yang menyerupai petak padi di sawah.
Selain beberapa panel yang tadi disebutkan, di ruangan kedua Pameran Reclaiming Identities ini ada juga karya Cosmas Gozali yang menggunakan media baja ringan yang diolah dengan Curv2tech.
Kemudian, terdapat interior karya Institut Kesenian Jakarta yang mendapatkan penghargaan ‘Best Interior Design with Local Cultural Inspiration’ pada penghelatan Temu Karya Mahasiswa Desain Interior Indonesia XVI (TKMDII XVI).
Acara tersebut telah diadakan di ISI Yogyakarta pada 2023 silam dengan Balawan yang berkonsep Bali Omah bergaya minimalis.
Ada juga karya yang dibuat dari peniti bekas yang dirangkai menyerupai wanita yang sedang duduk dan ukiran 3D dari kardus yang diproduksi oleh Cosmas Gozali beserta 6 orang timnya.
Melihat Jakarta Lewat Sketsa dan Fotografi di Pameran Reclaiming Identities
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News