Legenda pengantin biawak adalah salah satu cerita rakyat yang bisa Kawan jumpai di Kalimantan Tengah. Legenda ini berkisah tentang seorang pemuda yang dikutuk dalam wujud biawak.
Namun takdir membawa pemuda ini bisa menikahi putri bungsu raja. Bagaimana kisah perjalanan pemuda yang dikutuk ini dalam legenda pengantin biawak?
Legenda Pengantin Biawak
Dilansir dari buku 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi, pada zaman dahulu hiduplh seorang raja yang memiliki tujuh orang putri.
Raja ini sangat menyayangi putri-putrinya. Bahkan dirinya tidak rela berpisah meskipun ketujuh putrinya sudah menginjak usia dewasa.
Sang raja kemudian berpikir untuk membuat istana bagi ketujuh putrinya beserta para menantu nantinya. Berdasarkan pemikiran tersebut, sang raja akhirnya mengadakan sayembara kepada masyarakat.
Sayembara ini berisi bagi siapa saja yang mampu membangun istana dalam waktu semalam akan dinikahkan dengan para putrinya. Akhirnya terdapat enam orang pemuda yang berhasil membangun istana megah di sisi sungai yang ada di seberang kediaman raja.
Sang raja kemudian merasa bahwa perlu adanya jembatan yang bisa menghubungkannya dengan istana putri-putrinya tersebut. Akhirnya sang raja kembali mengadakan sayembara terkait hal ini.
Siapa yang berhasil membangun jembatan dalam satu malam akan dinikahkan dengan putri bungsunya. Akhirnya datang seorang nenek tua ke istana kerajaan yang mengatakan anaknya mampu melakukan hal tersebut.
Sang raja kemudian menerima kehadiran nenek tua ini. Namun sang raja terkejut karena anak yang dimaksud oleh si nenek merupakan seekor biawak yang bisa berbicara selayaknya manusia.
Meskipun demikian, sang raja tetap memperbolehkan biawak tersebut untuk melakukan sayembara. Sebab dirinya sudah terlanjur memenuhi permintaan si nenek tua sebelumnya.
Ajaibnya biawak jantan tersebut ternyata bisa menjalankan sayembara dengan mulus. Dirinya mampu mendirikan sebuah jembatan dengan megah hanya dalam waktu satu malam.
Akhirnya sang raja sudah memiliki para calon menantu yang akan dinikahkan dengan putri-putrinya. Pesta pernikahan pun diadakan dengan meriah dan mengundang setiap masyarakat yang ada di kerajaan tersebut.
Banyak masyarakat membicarakan pasangan putri bungsu yang merupakan seekor biawak. Namun hasil sayembara yang diadakan oleh sang raja tidak bisa diganggu gugat dan membuat putri bungsu mesti menikahi seekor biawak.
Pada malam tiba, setiap putri raja ini kembali ke kamarnya masing-masing di istana baru yang sudah dibangun. Begitupun dengan putri bungsu yang masuk ke kamar bersama suaminya.
Sebelum tidur, putri bungsu meletakkan terlebih dahulu biawak tersebut di pinggir ruangan. Setelah itu barulah dia beranjak tidur di ranjang yang ada di kamar tersebut,
Ketika tengah malam, putri bungsu terbangun dari tidurnya. Dirinya terkejut dan berteriak ketika melihat seorang pemuda yang tidur di sebelahnya.
Pengawal kerajaan langsung masuk ke dalam kamar karena mengira ada bahaya yang menghampiri putri bungsu. Namun ketika masuk ke dalam kamar, para pengawal hanya menemui putri bungsu bersama biawak yang ada di sudut ruangan.
Hal ini kembali terjadi pada keesokan harinya. Putri bungsu pun merasa penasaran dan ingin mencari siapa pemuda yang dia temui di kamar tersebut.
Pada saat malam tiba, putri bungsu pura-pura tidur di atas ranjang. Tidak lama kemudian, dia melihat seorang pemuda yang naik untuk tidur di atas ranjangnya.
Putri bungsu kemudian bangun dan menjaga jarak dengan pemuda tersebut. Putri bungsu berkata bahwa dirinya tidak sudi disentuh pemuda lain meskipun suaminya merupakan seekor biawak.
Pemuda tersebut hanya bisa tersenyum melihat perkataan putri bungsu. Pemuda tersebut kemudian berkata bahwa dirinya merupakan suami dari putri bungsu.
Putri bungsu terkejut mendengarkan hal tersebut. Dirinya kemudian meminta bukti atas perkataan pemuda itu sebelumnya.
Pemuda ini kemudian menunjukkan sisik biawak yang berserakan di bawah ranjang. Pemuda tersebut kemudian bercerita bahwa selama ini dirinya sudah dikutuk.
Dia hanya bisa berubah menjadi manusia pada saat malam tiba. Oleh sebab itu, pada siang hari orang lain hanya bisa melihat wujudnya dalam bentuk biawak.
Putri bungsu merasa senang dan bahagia melihat hal tersebut. Dirinya tidak menyangka bahwa ternyata suaminya merupakan seorang pemuda yang gagah dan tampan.
Akhirnya putri bungsu mengumpulkan semua sisik biawak yang berserakan tersebut dan membakarnya. Sejak saat itu, pemuda ini tidak pernah kembali lagi ke wujud biawak dan hidup bahagia bersama putri bungsu.
Sumber:
- Reza, Marina Asril. 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi. Visimedia, 2010.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News