monumen peniwen affair pengingat tragedi kemanusiaan di malang selatan - News | Good News From Indonesia 2024

Monumen Peniwen Affair, Pengingat Tragedi Kemanusiaan di Malang Selatan

Monumen Peniwen Affair, Pengingat Tragedi Kemanusiaan di Malang Selatan
images info

Sekitar 30 km dari Kota Malang ke selatan, terdapat sebuah monumen bersejarah yang memiliki nama Monumen Peniwen Affair. Monumen ini terletak di Desa Peniwen, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. 

Monumen ini merupakan sebuah peringatan atas tragedi kemanusiaan yang terjadi di Desa Peniwen pada masa Revolusi Kemerdekaan Indonesia. Ini juga sebagai simbol perjuangan, sekaligus menjadi penanda pernah terjadi pembantaian terhadap masyarakat desa dan relawan Palang Merah yang tengah menjalankan tugas kemanusiaan.

Sejarah Kelam di Balik Monumen Peniwen Affair

Di tahun 1949, Belanda mulai memasuki kawasan Malang Raya. Desa-desa kecil pun tak luput menjadi sasaran agresi militer, termasuk Desa Peniwen.

Saat itu, Desa Peniwen adalah salah satu markas tentara Republik Indonesia. Letaknya yang strategis juga membuat Personel Brigani 16 Sektor Kawi Selatan berkumpul di Peniwen.

Tampak depan monumen
info gambar

Pada pertengahan Februari 1949, Tentara KNIL Belanda mulai memasuki Peniwen dan mulai menghujani Peniwen dengan peluru-peluru dan meriam. Mereka beralasan, warga desa menyembunyikan para gerilyawan republik di Peniwen.

Pada 19 Februari 1949 tragedi pun terjadi. Sekitar 50 tentara KNIL (Koninklijke Nederlands Indische Leger) mendatangi klinik Panti Husodo di Desa Peniwen. Mereka lalu membunuh para perawat dan Palang Merah Remaja (PMR) yang sedang merawat pasien.

Selain itu, tentara KNIL juga menyerang gereja di desa tersebut. Mereka tidak hanya merusak materi, tetapi membunuh warga dan memperkosa beberapa perempuan Peniwen.

Kekejaman pasukan KNIL kemudian membuat pihak Gereja Peniwen marah. Mereka mengirim surat protes atas perlakuan pasukan KNIL yang melakukan pembantaian terhadap warga sipil dan tenaga medis kepada jaringan gereja Jawa Timur.

Surat protes tersebut akhirnya sampai ke dunia internasional, yang membuat pihak Belanda mendapat kecaman dari dunia internasional. Pihak Belanda dinilai telah melakukan kejahatan perang karena menyerang tenaga medis dan rakyat sipil. Setelah mendapat banyak kecaman, Pasukan KNIL kemudian ditarik mundur dari Desa Peniwen.

Peristiwa ini tentu meninggalkan duka mendalam bagi warga setempat. Oleh karena itu, sebuah monumen pun dibangun untuk mengenang jasa 12 anggota PMR serta warga Peniwen yang gugur saat Agresi Militer Belanda.

Tugu tersebut dibangun pada 11 Agustus 1983 dan diresmikan oleh Pengurus Besar PMI pada 10 November 1983 dengan nama Monumen Peniwen Affair. 

Salah Satu Monumen Palang Merah yang Diakui Secara Internasional

Monumen Peniwen Affair adalah satu-satunya monumen PMR di Indonesia dan salah satu dari dua monumen Palang Merah yang diakui secara internasional. Monumen ini juga mendapat pengakuan dari PBB dan UNESCO sebagai warisan sejarah dunia dari era perang dunia.

Tugu tersebut menjadi saksi bisu kekejaman tentara Belanda pada era perang kemerdekaan. 

Tampak belakang monumen
info gambar

Sekeliling tugu ini dihiasi dengan rumput hijau yang tumbuh teratur di pelatarannya. Di dekat monumen, terdapat beberapa makam dari para korban Peniwen Affair, termasuk nama-nama pejuang yang gugur dalam peristiwa tersebut.

Nama-nama anggota PMR, antara lain: Matsaid, Slamet Ponidjo, Suyono Inswihardjo, Sugiyanto, JW Paindono, Roby Andris, Wiyarno, Kodori, Said, Sowan, Nakrowi, dan Soendono. Sementara itu, rakyat yang ikut gugur yaitu: Wagimo, Rantiman, Twiandoyo, Sriadji, dan Kemis.

Pada lokasi tempat gugurnya 12 anggota PMR, diresmikan menjadi Jalan PMR oleh Ketua PMI Pusat, Jusuf Kalla, pada 15 Januari 2011.

Menengok Monumen Ketenangan Jiwa, Mengenang Warga Sipil Jepang yang Tewas di Semarang

Potensi Wisata Budaya

Monumen ini menjadi salah satu potensi wisata budaya Kabupaten Malang, menarik daya wisata dan dapat dijadikan sarana edukasi sejarah bagi masyarakat. Tempat itu juga mengingatkan kita akan pentingnya menghargai nilai-nilai kemanusiaan dan menjaga perdamaian. 

Pemerintah daerah terus berupaya untuk mengembangkan potensi wisata di sekitar tugu. Setiap tahunnya, pada tanggal 19 Februari, diadakan upacara peringatan di Monumen Peniwen Affair. Selain itu, dengan mengunjungi kawasan ini, kita dapat menghormati para korban dan belajar dari sejarah.

Monumen Peniwen Affair berdiri sebagai pengingat agar bangsa ini terus menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan menghindari segala bentuk kekerasan. Melalui tugu, mari kita sampaikan kisah tragedi Peniwen kepada orang-orang sekitar agar peristiwa selalu terekam di memori. Mari, kita juga bersama-sama menjaga perdamaian dan menghormati nilai-nilai kemanusiaan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DM
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.