Kawan pasti pernah memasukkan Jogja sebagai salah satu kota tujuan wisata untuk berlibur, kan? Atau mungkin Kawan sedang berencana untuk berlibur ke Jogja? Atau saat ini Kawan sedang berada di Jogja untuk liburan dan bingung bagaimana cara membaca mata angin?
Hampir semua wisatawan bahkan perantau yang mendarat di Jogja awam tentang informasi mengenai mata angin ini. Padahal, Kawan akan sering menjumpai warga lokal di kota Jogja yang akan menuntun Kawan ke destinasi pilihan menggunakan arah mata angin.
Untuk menjawab kekhawatiran Kawan sekaligus agar lebih mengenal Jogja, berikut tips mudah mengenal mata angin di kota Jojga agar kamu tidak perlu takut tersesat. Liburan pun menjadi lebih mudah!
1. Rumus 4N
Sebelum mengenal patokan arah mata angin, Kawan harus lebih dahulu mengenal arah mata angin dalam bahawa Jawa. Ada rumus mudah dalam mengenal mata angin ini, yaitu 4N.
Ngalor (Lor) = Utara
Ngetan (Etan) = Timur
Ngidul (Kidul) = Selatan
Ngulon (Kulon) = Barat
Karena seluruh arah mata angin dalam bahasa jawa berawalan N, Kawan mungkin akan kesulitan pada awalnya untuk menghafal. Namun, lama kelamaan kalau sudah terbiasa pasti akan hafal.
Baca juga: Bedanya Coto Makassar dan Pallubasa Khas Sulawesi Selatan
2. Gunung Merapi Selalu di Utara
Jogja memiliki keunikan berupa sumbu filosofis terdapat pada tata letak kotanya. Sumbu filosofis ini digambarkan dengan satu garis lurus di tengah kota Jogja yang menghubungkan Tugu Jogja, Keraton, dan Pantai Selatan.
Jika Kawan perhatikan, ketiga patokan ini berada dalam satu garis lurus yang mengarahkan utara ke selatan maupun sebaliknya. Selain itu, jalan-jalan besar di kota Jogja mengarah lurus dari utara ke selatan dan dari barat ke timur. Jadi, tidak susah untuk mengingatnya.
Agar Kawan tidak kebingungan, berikut ilustrasinya. Garis lurus membujur dari Merapi ke arah pusat kota Jogja dan berakhir di Pantai Parangritis.
Gunung Merapi berdiri megah di utara kota Jogja sehingga Kawan bisa mencari keberadaan Gunung Merapi jika diarahkan untuk menuju utara.
3. Kidul Berarti Selatan
Kalau Gunung Merapi berada di utara, maka lurus ke selatan ada Pantai Selatan atau daerang Gunung Kidul. Jangan khawatir tidak bisa membedakan Gunung Merapi dan Gunung Kidul karena Gunung Kidul ini sejatinya adalah bukit dan ukurannya tidak sebesar atau lebih besar daripada Gunung Merapi.
Agar lebih mudah, jika jalanan yang sedang Kawan lalui semakin menurun, itu artinya Kawan berada dalam jalur utara ke arah selatan. Gunung Merapi selalu menunjukkan arah utara di mana jalanan untuk menuju ke sana lebih menanjak.
Dengan demikian, untuk pergi ke selatan berarti jalan yang harus Kawan tempuh bentuknya menurun. Ini salah satu cara termudah, tetapi tidak semua jalan menurun itu merujuk ke selatan.
4. Siklus Matahari Terbit dan Tenggelam
Salah satu cara menentukan arah mata angin ala warga lokal yang tentunya juga mudah dilakukan adalah dengan melihat terbit tenggelamnya matahari. Matahari terbit dari arah timur dan tenggelam di arah barat.
Maka dari itu, jika Kawan tersesat di pagi maupun sore hari, cari keberadaan matahari di sekitar Kawan! Bagaimana dengan siang hari? Lihat bayangan yang ditimbulkan oleh sinar matahari.
Jika pada siang hari bayangan yang dihasilkan berada menuju arah Kawan sementara matahari ada di belakang punggung Kawan, maka Kawan berada menghadap ke arah barat. Begitupun sebaliknya.
5. Cari Masjid dan Lihat Arah Kiblat
Cara mudah lainnya dalam menentukan arah adalah dengan pergi ke masjid. Kiblat atau arah salat selalu menghadap ke arah barat. Artinya, ketika Kawan menghadap kiblat, maka tangan kanan Kawan menghadap utara, tangan kiri ke selatan, dan punggung menghadap ke arah timur.
6. Patokan yang Sering Digunakan
Warga lokal Jogja sering menggunakan beberapa patokan dalam bahasa Jawa yang mungkin akan membuat Kawan bingung. Berikut beberapa patokan yang sering digunakan:
Bangjo = Lampu merah
Prapatan = Perempatan
Protelon = Pertigaan
Dronjongan = Turunan
Mlebu = Masuk
Cakruk = Pos ronda
Itu dia Kawan beberapa tips menentukan arah mata angin di kota Jogja. Semoga bermanfaat untuk Kawan yang akan berlibur atau tengah pusing memahami arah mata angin di kota Jogja, ya!
Baca juga: Napak Tilas Masjid Sultan Suriansyah, Masjid Tertua di Kalimantan Selatan
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News