perkembangan dan implementasi sistem kasta pada kehidupan modern masyarakat bali - News | Good News From Indonesia 2024

Sistem Kasta pada Kehidupan Modern Masyarakat Bali, Perkembangan dan Implementasinya

Sistem Kasta pada Kehidupan Modern Masyarakat Bali, Perkembangan dan Implementasinya
images info

Bali merupakan sebuah provinsi di mana masyarakatnya masih sangat kental akan kehidupan budaya. Sebagaimana kita tahu, masyarakat Bali merupakan masyarakat mayoritas beragama Hindu yang menggunakan bahasa, adat istiadat, serta kebudayaan yang terafiliasi dengan ajaran agama Hindu.

Kebudayaan mereka sangat terjaga dengan baik, salah satunya adalah sistem kasta yang telah digunakan selama berabad-abad tahun silam hingga saat ini.

Sistem kasta merupakan bentuk pelapisan sosial yang disertai dengan penetapan peran sosial, aturan pernikahan, pekerjaan, dan norma adat yang secara turun menurun diturunkan pada kelompok masyarakat penganutnya.

Sistem kasta digunakan sebagai alat mengurutkan masyarakat sesuai dengan status bawaannya dengan norma dan kaidah yang mengatur keterkaitan anggotanya. Ini menciptakan hubungan timbal balik, dan pembagian tugas yang dapat dilaksanakan oleh anggota dari kasta tertentu saja.

Hingga saat ini, masyarakat Bali masih menggunakan sistem kasta dalam menjalani kehidupannya. Pembagian sistem kasta pada masyarakat Bali terdiri atas 4 kasta, yaitu sebagai berikut:

  1. Brahmana, yaitu kasta tertinggi yang terdapat pada sistem kasta masyarakat Bali. Kasta Brahmana ditujukkan kepada mereka yang berprofesi sebagai seorang pemuka adat atau agama Hindu. Para pemuka agama menjalankan tugasnya dengan memimpin upacara keagamaan sesuai dengan ajaran agamanya.
  2. Ksatria, yaitu tingkatan kasta tertinggi kedua yang secara khusus diberikan kepada mereka yang bergelar kesatria atau abdi kerajaan, seperti para senopati, prajurit, ataupun mereka yang menjadi abdi negara.
  3. Wasya, yaitu tingkat kasta ketiga yang biasanya didapatkan oleh mereka yang terlibat atau bekerja dalam industri perdagangan. Mereka yang berkasta Wasya adalah orang-orang yang berperan penting sebagai penggerak ekonomi kerajaan ataupun negara.
  4. Sudra, yaitu golongan terakhir atau terendah dalam sistem kasta masyarakat Bali. Kasta Sudra adalah mereka yang bertugas atau berperan dalam melayani ketiga kasta diatas. Dalam kehidupan modern, kasta Sudra diisi oleh para buruh atau petani.

Secara historis, sistem kasta pada masyarakat Bali ini sangat berpengaruh pada setiap sektor kehidupan mereka. Namun, seiring perkembangan zaman, sistem kasta sedikit demi sedikit sudah mengalami pemudaran dan tidak terlalu berpengaruh pada kehidupan masyarakat.

Kisah Lubuk Emas Menjadi Pengingat Bahwa Cinta Beda Kasta Memang Tak Bisa

Terlebih lagi, di kota-kota besar Bali seperti Denpasar, di mana sudah jarang sekali terjadi perbedaan kasta antara satu sama lain. Hal tersebut terjadi karena terdapat perkembangan budaya, khususnya masyarakat di sana, sudah mulai menggunakan bahasa Indonesia.

Namun penggunaan sistem kasta masih terasa di beberapa daerah di Bali, khususnya terkait penggunaan bahasa Bali sesuai dengan kastanya. Seperti contoh, di Bali bagian Timur, masyarakat di sana masih menggunakan bahasa sesuai kastanya.

Jika mereka yang berkasta Brahmana berbicara dengan kasta Sudra, maka mereka yang berkasta Brahmana harus menggunakan bahasa yang lebih rendah.

Sebaliknya, mereka yang berkasta Sudra harus berbicara dengan menggunakan bahasa yang halus dan kata-kata yang sopan. Karena hal tersebut, orang yang memiliki kasta lebih rendah harus menghormati orang-orang yang berkasta lebih tinggi dibanding dirinya.

Contoh lain dalam lingkup organisasi atau kerja. Jika ketua organisasi adalah berkasta Waisya dan beranggota kasta Brahmana, maka ketua organisasi tersebut tetap harus menggunakan bahasa yang halus saat berbicara dengan anggota berkasta Brahmana tersebut. Namun, tetap sebagai anggota harus menghargai ketua organisasi.

Penerapan sistem kasta pada masyarakat Bali saat ini yang paling menonjol masih digunakan adalah dalam tata penamaan pada setiap masyarakat sesuai dengan kastanya. Secara umum, penamaan ini menempatkan gelar di bagian pertama, uluran lahir, serta pemberian nama orang tua di akhir nama masyarakat Bali.

Contohnya adalah sebagai berikut:

  1. Brahmana, tata penamaan gelar yang diberikan adalah Ida Bagus untuk laki-laki ataupun Ida Ayu atau Dayu untuk perempuan
  2. Ksatria, tata penamaan gelar yang diberikan adalah Anak Agung, Agung, dan Dewa (anak laki-laki) ataupun Agung, Anak Agung, Dewi, dan Dewayu (anak perempuan). Serta Cokorda, dan Dewa Agung (anggota kerajaan yang berkuasa).
Mengenal Perkawinan Nyerod, Ungkap Perjuangan Wanita Bali Lawan Ketidakadilan Gender

Kasta Ksatria juga memiliki nama tengah seperti Raka (saudara perempuan/laki-laki tertua), Oka (bungsu), Rai (saudara perempuan/laki-laki termuda), Anom (perempuan termuda), dan Ngurah (seseorang yang berwenang)

  1. Pada Kasta Waisya, gelar yang diberikan adalah Gusti (laki-laki/perempuan), Dewa (laki-laki), dan Desak (perempuan).
  2. Pada Kasta Sudra, ada dua pendapat mengenai penggunaan gelar.
  • Yang Pertama, pemberian gelar yang diberikan adalah Wayan, Putu, dan Gede (anak pertama laki-laki), Wayan, Putu, dan Iluh (anak pertama perempuan), Made, Kadek, dan Nengah (anak kedua untuk laki-laki dan perempuan), Nyoman dan Komang (anak ketiga untuk laki-laki dan perempuan) serta dan Ketut (anak keempat untuk laki-laki dan perempuan). Dalam ajaran kastanya, jika seseorang merupakan anak kelima, maka namanya akan beralih kembali ke nama yang sama dengan anak pertama.
  • Yang kedua, pendapat bahwa tidak ada gelar khusus dalam tata penamaan. Pembedaan dalam kasta ini hanya dari pemakaian I serta Ni di bagian depan.

Dalam sistem kasta juga menerapkan sistem pernikahan sesama kasta yang masih diterapkan oleh beberapa golongan masyarakat Bali. Pernikahan tersebut tetap dipertahankan oleh sebagian masyarkaat yang bersifat kolot.

Pernikahan Nyerod atau pernikahan beda kasta adalah hal yang dilarang dahulu. Namun, sekarang sudah tidak relevan. Pada masa modern, pernikahan masyarakat Bali berjalan dengan prosesi yang normal.

Walaupun pada praktiknya, sering terjadi bahwa perempuan yang menikah dengan kasta dibawahnya akan tidak disenangi oleh keluarganya.

Kehidupan sosial dalam masyarakat Bali mulai mengalami perubahan seiring dengan masuknya sistem pendidikan Barat di sana. Perubahan yang dipelopori oleh golongan luar (Jaba) ini akhirnya juga bersinggungan dengan masalah sistem kasta.

Golongan Jaba menginginkan kedudukan yang sama dalam masyarakat, seperti persamaan dalam perlakuan hukum dan masalah harga diri

Oleh karena itu, penggunaan sistem kasta pada masyarakat Bali sudah tidak seketat beberapa generasi sebelumnya. Namun, masyarakat Bali tetap berupaya melaksanakan tradisi yang masih bertahan berdasarkan ajaran leluhur mereka.

Bagi masyarakat Bali, hal tersebut merupakan upaya untuk menjaga kearifan lokal yang telah ada sejak lama.

Upacara Adat Bali: Refleksi Kehidupan Spiritual Masyarakat Bali

Referensi:

Darsana, Made. Holilulloh. Yanzi, Hermi (2015). THE PUBLIC PERCEPTION OF BALINESE AGAINST THE CASTE SYSTEM IN THE BUYUT BARU VILLAGE. Portal Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Lampung.

Kura Guide (2014). Tingkatan Kasta Orang Bali. https://blog.kura2guide.com/balinese-caste-system/?lang=in diakses pada tanggal 12 Desember 2020 pukul 23:30.

Purana, I Made (2016). KONSEP KASTA DILIHAT DARI KACA MATA IDIOM ESTETIKA POSTMODERN. Jurnal Kajian Pendidikan Widya Accarya FKIP Universitas Dwijendra. 188-198

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MF
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.