pengaruh cacingan terhadap status gizi pada anak usia 6 15 tahun - News | Good News From Indonesia 2024

Pengaruh Cacingan pada Status Gizi Anak Usia 6-15 Tahun

Pengaruh Cacingan pada Status Gizi Anak Usia 6-15 Tahun
images info

Penyakit cacingan, yang sering disebut sebagai Soil-Transmitted Helminths (STH), merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling umum menyerang anak-anak. Prevalensi penyakit ini masih tinggi di berbagai negara, terutama di negara berkembang.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2022), penyakit cacingan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di negara-negara seperti Indonesia, di mana morbiditas dan mortalitas akibat cacingan tetap tinggi.

Lebih dari 1,5 miliar orang, atau sekitar 24% dari populasi dunia, terinfeksi cacing yang ditularkan melalui tanah. Infeksi ini tersebar luas di daerah tropis dan subtropis, dengan jumlah terbesar terdapat di sub-Sahara Afrika, Amerika, Cina, dan Asia Timur.

Mantap, Indonesia Bakal Segera Punya Pusat Penelitian Kesehatan Neurologi Kelas Dunia

Prevalensi Cacingan di Indonesia

Di Indonesia, prevalensi cacingan cukup mengkhawatirkan, terutama di kalangan anak usia 6–15 tahun. Data menunjukkan bahwa prevalensi infeksi cacing Ascaris lumbricoides di beberapa desa di Sumatra mencapai 78%, di Kalimantan 79%, di Sulawesi 88%, di Nusa Tenggara Barat 92%, dan di Jawa Barat 90% (Nainggolan, 2022).

Selain itu, prevalensi Trichuris trichiura juga tinggi, dengan angka 83% di Sumatera, 83% di Kalimantan, 83% di Sulawesi, 84% di Nusa Tenggara Barat, dan 91% di Jawa Barat. Sementara itu, prevalensi cacing tambang (hookworm) berkisar antara 30% hingga 50% di berbagai daerah di Indonesia.

Anak-Anak dan Risiko Cacingan

Anak-anak, terutama yang berada di usia 6–15 tahun, sangat rentan mengalami penyakit cacingan. Kebiasaan bermain di luar ruangan tanpa menjaga kebersihan diri dapat membuat mereka terkontaminasi oleh berbagai jenis parasit.

Kawan GNFI, jika anak-anak tidak dapat menjaga kebersihan diri dengan baik, dan orang tua tidak memberikan perhatian lebih pada anak, maka risiko jatuh sakit menjadi lebih besar.

Menurut Yani et al. (2023), anak-anak adalah kelompok yang paling rentan terhadap infeksi cacing karena mereka sering bermain di tanah yang terkontaminasi dan belum sepenuhnya memiliki kebiasaan kebersihan yang baik.

Inilah Berbagai Manfaat dalam Secangkir Sarabba untuk Kesehatan

Kebersihan perorangan yang rendah di kalangan anak usia sekolah berpengaruh besar terhadap peradangan kecacingan, seperti kurangnya kebiasaan mencuci tangan sebelum makan atau sesudah buang air besar (BAB).

Penyebab Cacingan

Penyebab utama dari cacingan adalah penularan parasit yang dapat ditularkan melalui tinja atau tanah. Berbagai jenis parasit dapat menyebabkan penyakit ini. Menurut Kabila et al. (2023), penelitian menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan feses anak usia sekolah menunjukkan bahwa sebagian besar terinfeksi oleh cacing Trichuris trichiura (13%) dan Ascaris lumbricoides (12%).

Kedua jenis cacing ini bersifat kosmopolit dan lebih menyukai lingkungan yang panas dan lembab. Cacing Trichuris trichiura, yang dikenal sebagai cacing cambuk, memiliki bentuk yang menyerupai cambuk dan tampak tipis seperti benang.

Di sisi lain, cacing Ascaris lumbricoides berbentuk silindris dan berwarna putih kemerahan.

Infeksi terjadi ketika telur infektif (telur berisi larva) yang belum menetas tertelan bersama air dan makanan yang tercemar. Telur cacing akan menetas di duodenum, menembus mukosa dan submukosa, kemudian memasuki limfe.

Setelah melewati jantung kanan, cacing ini memasuki sirkulasi paru dan menembus kapiler menuju daerah yang mengandung udara, lalu cacing akan naik ke faring dan tertelan. Cacing yang tahan terhadap asam lambung akan masuk ke usus halus dan matang di sana. Oleh karena itu, menjaga kebersihan makanan dan air sangat penting untuk mencegah infeksi cacing yang dapat berdampak serius pada kesehatan (Nugrohowati & Koesoemo, 2020).

Inilah Berbagai Manfaat dalam Secangkir Sarabba untuk Kesehatan

Faktor Penyebab Internal dan Eksternal

Penyakit cacingan pada anak disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup kebersihan diri dan perilaku individu, sementara faktor eksternal berasal dari lingkungan, seperti sanitasi, kondisi ekonomi, dan kontaminasi makanan.

Shafa Nathania Utami et al. (2024) mengungkapkan bahwa penyakit cacingan pada anak dapat disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari kebersihan diri hingga kondisi sosial ekonomi. Kebersihan diri yang buruk dan sanitasi lingkungan yang tidak memadai menjadi faktor risiko infeksi cacingan yang signifikan.

Infeksi cacing tambang, misalnya, paling banyak terjadi ketika seseorang berjalan tanpa alas kaki di tanah yang mengandung larva infektif. Penularan juga dapat terjadi melalui makanan, yaitu secara tidak sengaja menelan larva cacing tambang. Meskipun infeksi cacing tambang tidak selalu menunjukkan gejala, beberapa orang mungkin mengalami sakit perut, terutama bagi mereka yang baru pertama kali terinfeksi (Nainggolan, 2022).

Dampak Cacingan pada Kesehatan Anak

Cacingan dapat memberikan dampak negatif yang serius terhadap kesehatan anak, terutama pada masa pertumbuhan. Penyakit ini dapat mengganggu proses tumbuh kembang anak, yang pada gilirannya dapat menyebabkan masalah gizi atau malnutrisi.

Menurut A. N. Sari et al. (2023), malnutrisi adalah kondisi di mana kebutuhan nutrisi tubuh tidak terpenuhi secara tepat waktu, sehingga menyebabkan tubuh menghabiskan cadangan makanan yang tersimpan. Jika berat badan balita berada dalam rentang Z-score -2,0 hingga -3,0, mereka dianggap kurang gizi.

Kecacingan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, dari yang bersifat ringan hingga serius. Pada anak-anak, terutama yang masih berada di usia sekolah, infeksi cacing dapat mengganggu pertumbuhan fisik dan kemampuan belajar. Jika tidak ditangani dengan baik, anak-anak berisiko mengalami berbagai komplikasi kesehatan yang lebih serius. Salah satu dampak utama dari kecacingan adalah anemia, yang terjadi akibat penyerapan zat besi yang terganggu oleh cacing (P. S. Sari et al., 2020).

Penanggulangan Cacingan

Pencegahan dan penanggulangan penyakit cacingan sangat penting dilakukan. Edukasi kepada orang tua mengenai dampak, penyebab, dan cara penularan cacingan perlu ditingkatkan. Penyuluhan kesehatan dapat menjadi salah satu cara efektif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

Utami Dewi & An Khofiyya (2023) melaporkan bahwa setelah diberikan penyuluhan kesehatan, terjadi peningkatan sikap positif di kalangan orang tua, yang menunjukkan bahwa penyuluhan berhasil memberikan dampak yang baik.

Sosialisasi atau penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit cacingan dan pentingnya menjaga kebersihan. Dengan adanya penyuluhan kesehatan yang menggunakan media seperti booklet, penyampaian informasi dapat dilakukan secara jelas dan lengkap, memudahkan pembaca untuk memahami cara pencegahan cacingan pada anak.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RM
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.