Kisah burung kuai merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari daerah Sumatra Barat. Burung kuai yang diceritakan dalam cerita rakyat ini dikisahkan sebagai jelmaan dari seorang putri cantik yang turun dari kahyangan.
Bagaimana cerita lebih lanjut yang terdapat dalam kisah burung kuai yang merupakan jelmaan putri cantik tersebut?
Kisah Burung Kuai Jelmaan Seorang Putri
Dikutip dari buku 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi, diceritakan pada zaman dahulu hiduplah seorang putra mahkota di tanah Sumatra. Putra mahkota yang sudah menginjak usia dewasa ini ingin menikah dan membangun sebuah keluarga.
Namun hingga menginjak usia dewasa, dirinya masih belum memiliki seorang wanita yang bisa dinikahinya. Meskipun demikian, putra mahkota ini masih bersemangat untuk mewujudkan keinginannya tersebut.
Pada suatu hari, putra mahkota ini mengalami sebuah mimpi. Dalam mimpinya tersebut putra mahkota ini bertemu dengan seorang kakek tua.
Kakek tua yang muncul di mimpi ini menyebutkan bahwa putra mahkota tersebut mesti menuju ke sebuah rumah yang ada di pinggir pantai untuk menemukan jodohnya. Putra mahkota diperintahkan untuk mencari rumah yang memiliki pohon kelapa gading di depannya.
Di rumah tersebut nantinya akan ada seekor burung kuai yang memiliki suara kicauan merdu. Kakek tua ini menyuruh putra mahkota untuk menangkap burung kuai tersebut agar bisa menemukan pasangan hidupnya.
Putra mahkota pun terbangun dari tidurnya. Dirinya kemudian memutuskan untuk mengikuti saran dari kakek tua yang muncul di dalam mimpinya.
Setelah berjalan sekian lama, akhirnya putra mahkota ini menemukan rumah yang ada di pinggir pantai tersebut. Kemudian putra mahkota tersebut bersembunyi sembari menunggu burung kuai yang dimaksud oleh kakek tua yang muncul di dalam mimpinya.
Benar saja, selang beberapa lama seekor burung kuai muncul mendekati pohon kelapa gading yang ada di depan rumah tersebut. Melihat kemunculan burung kuai dengan suara kicauan merdu tersebut, putra mahkota langsung dengan sigap menangkapnya dan memasukkan ke dalam sangkar yang sudah dipersiapkan.
Putra mahkota tersebut kemudian membawa burung kuai ini ke istana. Namun ada satu hal yang tidak diketahui oleh sang putra mahkota bahwasanya burung kuai tersebut merupakan jelmaan dari seorang putri cantik yang berasal dari kahyangan.
Ketika malam tiba, burung kuai ini berubah menjadi seorang putri cantik. Dirinya kemudian pergi ke dapur untuk memasak dan kembali ke sangkarnya menjelang pagi tiba.
Pada pagi hari, putra mahkota beserta keluarga kerajaan terkejut dengan sederet makanan yang sudah disiapkan begitu saja. Hal ini terus berulang beberapa hari kemudian.
Putra mahkota tersebut kemudian penasaran dengan peristiwa ini. Akhirnya pada suatu malam dirinya pura-pura tidur untuk mengetahui siapa yang memasak dan mempersiapkan makanan setiap harinya.
Alangkah terkejutnya putra mahkota ketika melihat burung kuai yang dia tangkap berubah menjadi seorang putri cantik. Dirinya kemudian menyadari bahwa putri cantik inilah yang selama ini memasak masakan tersebut.
Putra mahkota kemudian menyembunyikan sangkar burung kuai tersebut. Ketika putri cantik selesai memasak di dapur, dirinya tidak bisa kembali ke wujud burung kuai karena sangkarnya disembunyikan.
Putri cantik ini merasa ketakutan dan bersembunyi di dalam kamar. Namun putra mahkota muncul dan menenangkan putri cantik tersebut.
Singkat cerita, putra mahkota akhirnya menikahi putri cantik tersebut. Mereka juga dikaruniai seorang anak dari hasil pernikahan tersebut.
Pada suatu hari, putra mahkota merasa rindu mendengar suara dari putri cantik yang sudah menjadi istrinya. Putra mahkota kemudian meminta untuk sang istri bernyanyi di hadapannya.
Putri cantik ini menolak permintaan putra mahkota. Putri tersebut menyebutkan bahwa putra mahkota akan mengalami penyesalan ketika dirinya bernyanyi.
Meskipun demikian, putra mahkota tetap memaksa keinginannya tersebut. Akhirnya sang putri memenuhi keinginan suaminya tersebut.
Namun perlahan-lahan tubuh sang putri kembali berubah menjadi burung kuai. Tidak butuh waktu lama, burung kuai jelmaan putri tersebut langsung terbang dan meninggalkan istana kerajaan.
Putra mahkota tidak bisa berbuat apa-apa melihat burung kuai yang merupakan jelmaan istrinya terbang begitu saja. Putra mahkota tersebut hanya bisa menyesal karena sudah memaksakan kehendaknya kepada sang istri.
Sumber:
- Reza, Marina Asril. 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi. Visimedia, 2010.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News