Tengkawang merupakan buah dari pohon endemik Kalimantan bernama latin Shorea spp. Masyarakat Dayak percaya buah ini membawa keberuntungan.
Umumnya, tengkawang berbentuk bulat atau lonjong dengan kulit berwarna coklat kemerahan saat matang. Saat pecah, buah ini mengeluarkan biji berwarna putih kekuningan yang mengandung minyak.
Dikutip dari Jurnal Agroforestry Indonesia, minyak biji tengkawang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, mulai dari kosmetik hingga kuliner. Namun, buah ini muncul secara musiman.
Pohon tengkawang tidak berbuah setiap tahun, melainkan hanya sekitar 3-4 tahun sekali. Fenomena ini dikenal dengan istilah "mast fruiting," di mana banyak pohon di hutan berbuah secara bersamaan, menghasilkan panen besar yang langka.
Tumbuhan endemik Kalimantan
Tengkawang merupakan tumbuhan khas Kalimantan dari famili Dipterocarpaceae. Pohon ini tumbuh subur di hutan-hutan tropis Kalimantan, khususnya di wilayah dataran rendah yang lembab dan subur.
Dengan ketinggian yang bisa mencapai 50 meter atau lebih, pohon tengkawang menjadi salah satu pohon kanopi utama di hutan hujan Kalimantan. Mereka berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan.
Namun, keberadaan pohon tengkawang semakin terancam akibat deforestasi dan alih fungsi lahan untuk perkebunan. Upaya pelestarian pohon ini terus dilakukan oleh masyarakat adat dan organisasi lingkungan.
Masyarakat semakin menyadari bahwa menjaga pohon tengkawang tidak hanya berarti melestarikan sumber daya alam, tetapi juga mempertahankan warisan budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Baca juga Buah Nangka Memiliki Manfaat Segudang untuk Kesehatan
Makna Tengkawang bagi Masyarakat Dayak
Bagi suku Dayak di Kalimantan, pohon dan buah tengkawang memiliki nilai yang lebih dari sekadar komoditas. Pohon ini dianggap sebagai pohon keberuntungan, yang membawa berkah bagi mereka yang menjaga dan merawatnya.
Bersumber dari Rainforest Foundation, kepercayaan ini bukan tanpa alasan. Selain manfaat ekonomis dari minyak tengkawang yang bernilai tinggi, pohon ini juga menjadi simbol kekerabatan antara manusia dan alam.
Menjaga pohon tengkawang berarti menjaga hubungan harmonis dengan alam yang telah memberikan banyak manfaat bagi kehidupan.
Buah tengkawang kerap dijadikan sebagai persembahan kepada leluhur atau roh penjaga hutan dalam sebuah ritual adat. Keberadaan pohon tengkawang dalam tradisi Dayak juga sering dikaitkan dengan mitos-mitos lokal yang mengisahkan asal-usul hutan Kalimantan.
Menginspirasi film “Avatar”
Kisah pohon tengkawang dan masyarakat Dayak turut menginspirasi film “Avatar” karya James Cameron. Dalam film tersebut, suku Na'vi yang hidup harmonis dengan pohon besar yang disebut Pohon Kehidupan menggambarkan hubungan erat antara masyarakat adat dan alam di dunia nyata.
Pohon tengkawang menjadi salah satu referensi Cameron dalam menciptakan dunia Pandora yang dipenuhi flora dan fauna unik.
Kekuatan spiritual yang dihubungkan dengan pohon dalam film tersebut sangat mirip dengan kepercayaan suku Dayak terhadap pohon tengkawang.
Baca juga Rosehip, Buah Mawar yang Mengandung Sejuta Manfaat
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News