Kawan GNFI tentu sudah tahu ya, kalau Indonesia dikenal sebagai negeri dengan kekayaan kuliner yang beragam? Setiap daerah memiliki ciri khasnya sendiri, termasuk Pulau Madura.
Selain terkenal dengan sate dan soto, Madura juga memiliki sajian manis tradisional yang unik, yaitu bubur Madura. Berbeda dengan bubur pada umumnya, makanan merupakan gabungan dari beberapa jenis bubur dengan rasa manis, gurih, dan tekstur beragam, seperti sumsum, candil, dan ketan hitam.
Bubur Madura bukan hanya soal rasa, tetapi menyimpan makna budaya dan tradisi yang telah berlangsung turun-temurun. Hidangan ini tidak hanya disajikan sebagai camilan. Namun, juga menjadi bagian penting dalam berbagai ritual adat dan acara syukuran masyarakat Madura.
Di tengah modernisasi dan perubahan gaya hidup, eksistensinya masih bertahan dan terus menjadi kebanggaan kuliner lokal. Yuk, kita bahas sejarah bubur Madura.
Asal-usul Bubur Madura
Tidak ada catatan pasti kapan bubur Madura pertama kali muncul. Namun, kehadirannya sudah sangat lama dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Madura. Kuliner ini berkembang seiring dengan budaya pasar tradisional dan ritual adat, di mana bubur sering disajikan sebagai hidangan dalam acara tertentu, seperti syukuran, pernikahan, atau selamatan.
Filosofi dari sajian tersebut terletak pada keragaman bahan dan cita rasanya. Setiap komponen bubur—baik yang manis, gurih, maupun kenyal—mewakili keseimbangan kehidupan. Masyarakat Madura percaya bahwa campuran ini mencerminkan keutuhan dan keharmonisan hidup yang perlu dijaga.
Ragam Jenis Bubur Madura
Bubur Madura terdiri dari beberapa varian, dan dalam satu porsi biasanya terdiri dari campuran berbagai bubur dengan tekstur dan rasa berbeda. Beberapa jenis yang sering ditemui di antaranya:
1. Bubur sumsum
Terbuat dari tepung beras dan santan, dengan tekstur lembut dan rasa gurih. Biasanya disajikan dengan kuah gula merah yang manis.
2. Jenang grendul (Candil)
Dibuat dari tepung ketan, berbentuk bulat, dan memiliki tekstur kenyal. Candil ini dilengkapi dengan kuah santan dan gula merah.
3. Bubur ketan hitam
Bubur berbahan ketan hitam yang dimasak hingga lembut dan manis.
4. Bubur mutiara
Terbuat dari sagu mutiara dengan warna merah muda yang khas, memberikan tekstur kenyal dalam setiap suapan.
5. Bubur pacar cina
Mirip dengan bubur mutiara, tetapi lebih kecil dan digunakan sebagai pelengkap dengan tekstur renyah dan kenyal.
Setiap jenis bubur tersebut disajikan bersama dalam satu mangkuk atau piring. Untuk menciptakan kombinasi unik antara manis, gurih, dan kenyal dalam setiap suapan.
Bubur Sumsum, Jajanan Tradisional yang Menjadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia
Bubur Madura dalam Kehidupan Sosial dan Adat
Di Madura, bubur bukan hanya makanan sehari-hari, tetapi juga sering hadir dalam ritual-ritual adat. Salah satunya adalah dalam tradisi selamatan. Makanan ini menjadi simbol rasa syukur atas rezeki dan keselamatan yang telah diberikan.
Selain itu, bubur Madura juga disajikan dalam acara Rokat Tase’, yakni ritual tradisional untuk mendoakan keselamatan para nelayan.
Selain di acara adat, bubur ini banyak dijual di pasar tradisional, terutama pada pagi dan sore hari. Penjual bubur Madura biasanya menggunakan gerobak sederhana atau warung kecil di pinggir jalan. Kehadiran mereka menjadi pemandangan khas di pasar-pasar Madura dan bahkan beberapa daerah di Jawa Timur.
Melestarikan Warisan Kuliner di Tengah Modernitas
Di tengah maraknya kuliner modern dan makanan cepat saji, bubur Madura tetap bertahan. Keberadaannya di pasar-pasar tradisional menjadi bukti bahwa masyarakat masih mencintai dan merawat tradisi kuliner mereka.
Upaya pelestarian kuliner tradisional seperti bubur Madura tetap membutuhkan perhatian. Generasi muda perlu diajak untuk mengenal dan mencintai kuliner warisan leluhur agar tidak tergerus oleh perubahan zaman.
Langkah-langkah seperti mengajarkan resep kepada anak-anak, mengadakan festival kuliner, dan mempromosikannya melalui media sosial bisa menjadi solusi untuk menjaga eksistensi nya.
Olahan Kuliner Masyarakat Pesisir Pantura Madura
Bubur Madura bukan sekadar makanan manis, melainkan warisan budaya dan identitas masyarakat Madura yang telah ada sejak lama. Keberagaman rasa dan bentuknya menggambarkan kekayaan tradisi dan filosofi hidup masyarakat setempat. Dengan melestarikan kuliner ini, kita turut menjaga kekayaan budaya Indonesia agar tetap hidup dan dikenal di masa depan.
Apakah Kawan GNFI pernah mencicipi bubur Madura? Jika belum, sempatkanlah untuk menikmatinya dan rasakan kelezatan yang sarat akan makna sejarah dan budaya.
Referensi:
https://beritajatim.com/bubur-madura-salah-satu-racikan-terbaik-masyarakat-madura
https://jnewsonline.com/bubur-madura-kuliner-pagi/
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News