Bubur sumsum merupakan salah satu jajanan tradisional yang bisa dijumpai di berbagai macam daerah yang ada di Indonesia. Siapa saja nih, Kawan di sini yang pernah dan suka memakan jajanan tradisional yang satu ini?
Selain dikenal sebagai salah satu jajanan tradisional, bubur sumsum juga menjadi salah satu warisan budaya takbenda di Indonesia. Dilansir dari laman warisanbudaya.kemdikbud.go.id, penetapan bubur sumsum sebagai salah satu warisan budaya takbenda Indonesia ini ditetapkan pada 2010 lalu.
Bagaimana penjelasan lebih lanjut dari jajanan tradisional khas Indonesia tersebut?
Mengenal Bubur Sumsum
Masih dari laman yang sama, bubur sumsum diketahui merupakan makanan khas yang berasal dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penyebutan jajanan tradisional ini di Yogyakarta dikenal juga dengan istilah jenang sumsum.
Penamaan nama bubur sumsum ini sendiri diketahui berasal dari khasiat yang didapatkan ketika memakan makanan tersebut. Bubur sumsum diketahui bisa mengembalikan stamina tubuh seseorang ketika selesai melakukan sebuah aktivitas.
Hal ini diibaratkan dengan pengembalian dan memulihkan sel sumsum yang ada di dalam tubuh manusia, sehingga bisa meningkatkan kembali tenaga yang ada. Atas dasar inilah makanan tradisional tersebut diberi nama sebagai bubur sumsum.
Jenang Sumsum, Kuliner Legendaris yang Filosofis
Biasanya bubur sumsum ini disajikan ketika seseorang mengadakan acara tertentu, seperti hajatan, sunatan, membangun rumah, dan sejenisnya. Tuan rumah biasanya akan menyajikan makanan tradisional tersebut kepada setiap orang yang ikut andil dalam membantu keberlangsungan acara ini.
Meskipun demikian, Kawan tetap bisa menemukan jajanan tradisional ini tanpa perlu menunggu momen-momen tertentu. Jajanan satu ini bisa Kawan jumpai di pasar-pasar tradisional maupun warung-warung kecil yang ada di berbagai daerah.
Terlebih proses pengemasan bubur sumsum juga berkembang hingga saat ini. Dulunya bubur sumsum biasanya menggunakan pembungkus yang berasal dari daun pisang.
Sementara itu, pada saat ini bubur sumsum sudah mulai dikemas dengan menggunakan plastik. Selain itu, variasi rasa di bubur sumsum juga semakin beragam, sehingga bisa menjadi daya tarik lain dari jajanan tradisional tersebut.
Variasi Rasa
Paskalina Oktavianawati dalam buku Jajanan Tradisional Asli Indonesia menjelaskan bahwa bubur sumsum pada dasarnya dibuat dengan menggunakan bahan dasar tepung beras yang dimasak dengan santan. Selain itu, digunakan juga tambahan kuah dari gula merah yang menambah cita rasa dari makanan tersebut.
Pada saat ini, variasi rasa dari bubur sumsum tidak hanya terbatas ini saja. Masyarakat sudah mulai menambahkan variasi lain untuk menambah cita rasa dari makanan bubur sumsum.
Salah satu tambahan yang sering dijumpai sebagai variasi rasa dari bubur sumsum adalah ketan hitam. Biasanya ketan hitam ini dicampurkan dengan persentase tertentu untuk menambah cita rasa yang ada di dalam bubur sumsum tersebut.
Tambahan lain yang juga sering digunakan untuk tambahan rasa bubur sumsum adalah bubur mutiara dan biji salak atau candil. Sama seperti tambahan rasa sebelumnya, bubur mutiara dan biji salak itu juga dicampur secara langsung dalam makanan tradisional ini.
Bubur Suro, Kelezatan yang Dinantikan Masyarakat Palembang Saat Ramadan
Cara Membuat
Kawan juga bisa membuat jajanan tradisional yang satu ini secara langsung. Sebab cara dan proses pembuatan bubur sumsum ini tidak terlalu sulit untuk dilakukan.
Hal pertama yang mesti Kawan buat adalah bubur putih yang ada di jajanan tradisional yang satu ini. Beberapa bahan yang perlu dipersiapkan untuk bubur putih ini adalah tepung beras, santan, garam, dan daun pandan.
Kawan bisa memulai proses membuat bubur sumsum dengan melarutkan tepung beras dan santan. Kemudian tambahkan garam dan daun pandan untuk menambah cita rasa dari bubur putih tersebut.
Aduk adonan tersebut hingga mendidih. Ketika sudah mendidih, maka bubur putih tersebut sudah matang dan biasa didiamkan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.
Langkah selanjutnya yang bisa Kawan persiapkan adalah membuat kuah untuk bubur sumsum. Bahan yang bisa digunakan adalah gula merah, gula pasir, air, dan daun pandan.
Sama seperti proses membuat bubur, campurkan semua bahan di atas dan aduk hingga mendidih. Setelah mendidih, dinginkan kuah tersebut terlebih dahulu sebelum dicampur dengan bubur putih yang sudah jadi sebelumnya.
Sumber:
- https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=98
- Oktavianawati, Paskalina. Jajanan Tradisional Asli Indonesia. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News