rontek festival musik pacitan menjelang ramadhan - News | Good News From Indonesia 2024

Rontek, Festival Musik Pacitan Menjelang Ramadan

Rontek, Festival Musik Pacitan Menjelang Ramadan
images info

Rontek, sebuah seni musik tradisional dari Pacitan, Indonesia, biasanya dipentaskan selama bulan Ramadan untuk membangunkan warga untuk sahur (makan sebelum subuh).

Seni ini berasal dari tahun 1960-an dan menggunakan alat musik bambu yang disebut "tetek" untuk menghasilkan suara ritmis.

Awalnya diciptakan karena gamelan yang tidak terjangkau, rontek kini telah berkembang menjadi pertunjukan yang hidup yang menggabungkan berbagai alat musik seperti kendang dan gong, serta menarik perhatian penonton lokal.

Festival Karupuak Ubi Gurun Meriahkan Nagari Gurun dengan 1000 Paruyen

Pembuatan Alat Musik Rontek

Alat musik rontek ini terbuat dari bambu dengan melalui serangkaian langkah pembuatan yang cermat. Pertama, pemilihan bahan dilakukan dengan menggunakan bambu berkualitas seperti bambu ori, wulung, ampel, atau bambu betung yang dikenal kuat.

Selanjutnya, bagian tengah bambu dilubangi berbentuk persegi untuk menghasilkan suara berirama yang khas.

Proses pengeboran ini sangat penting karena akan mengubah bambu menjadi alat musik yang efektif. Setelah dilubangi, bambu akan mengeluarkan bunyi "teket-teket" yang karakteristik. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul, di mana teknik pukulan yang tepat diperlukan agar suara yang dihasilkan menjadi harmonis dan menarik.

Rontek bukan sekadar alat musik sederhana, tetapi juga simbol kesederhanaan dan kerja sama dalam konteks budaya Pacitan.

Festival Kebudayaan Yogyakarta 2024, Bertema Umpak Buka sebagai Makna di Balik Budaya

Adanya Festival Rontek

Festival Rontek pertama kali dilaksanakan pada 18—19 Agustus 2011. Pada awalnya, acara ini berupa perlombaan sebelum akhirnya berkembang menjadi festival seni tahunan yang merayakan tradisi musik rontek di Pacitan.

Tujuan festival ini adalah untuk melestarikan budaya lokal, menampilkan kreativitas masyarakat, dan menjadi wadah hiburan selama bulan Ramadan.

Untuk menambah kemeriahan festival, setiap kecamatan di Pacitan mempersembahkan pertunjukan seni rontek dalam bentuk karnaval yang kreatif, seperti pembuatan tiruan kapal dan kereta.

Puncak kemeriahan festival terjadi pada tahun 2018, ketika acara dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, beserta istrinya, Ani Yudhoyono. Dalam acara tersebut, sebanyak 5000 peserta, termasuk 2500 siswa Pacitan yang berpartisipasi dalam pembuatan mozaik 3D, meramaikan festival.

Partisipasi warga sangat luar biasa, dengan ribuan penduduk Pacitan datang ke Alun-alun Kabupaten untuk menyaksikan festival ini.

Banyak di antara mereka yang rela naik truk atau menggunakan transportasi umum demi menikmati acara yang telah ditunggu-tunggu setiap tahunnya.

Sebagai simbol tradisional, gapura anyaman bambu dibangun di sekitar lokasi festival, sementara Pasar Krempyang diadakan di Alun-alun Kabupaten dengan konsep perpaduan budaya dan ekonomi kreatif.

Di pasar ini, lapak-lapak menjajakan berbagai produk kuliner tradisional serta aneka ragam barang lainnya.

Selama festival, para peserta mengenakan kostum tradisional dan menari mengikuti irama musik khas dari masing-masing kecamatan.

Penonton pun bertepuk tangan dan bersorak-sorai menyambut setiap penampilan yang epik. Acara dimulai secara simbolis dengan memukul kentongan oleh Bupati Pacitan, menandai pembukaan festival.

Eksplorasi Kuliner Tangsel di Festival Kelana Lidah

Dorongan Pemerintah untuk Menyelenggarakan Festival

Pemerintah Pacitan terdorong untuk menyelenggarakan Festival Rontek sebagai upaya untuk melestarikan kesenian tradisional yang merupakan warisan asli dari Pacitan dan memiliki nilai seni budaya yang tinggi.

Melalui festival ini, pemerintah berupaya untuk memastikan bahwa tradisi ini tetap hidup dan relevan di masa depan.

Selain itu, acara tersebut juga berfungsi sebagai promosi untuk sektor pariwisata dan pengembangan ekonomi kreatif.

Dengan menggelar acara ini, pemerintah berharap dapat menarik lebih banyak wisatawan ke Pacitan dan memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal, yang menjajakan produk kuliner tradisional dan berbagai barang lainnya.

Dengan menampilkan berbagai variasi seni rontek, festival tersebut menjadi ajang untuk menunjukkan kreativitas anak muda dalam bidang seni budaya sekaligus mengenalkan budaya lokal kepada generasi mendatang.

Festival ini berperan dalam memperkuat identitas daerah. Dengan dukungan besar dari masyarakat, Festival Rontek menjadi simbol identitas yang kuat bagi Pacitan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NH
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.