Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) biasa menggunakan PM2.5 untuk mengukur kualitas udara di suatu wilayah. Sebenarnya apa itu PM2.5?
Seperti diketahui, Mengukur kualitas udara adalah salah satu tugas yang diemban BMKG. Data mengenai kualitas udara tersebut kemudian dipublikasikan di sitis BMKG dan diperbarui setiap jamnya.
Di situs BMKG, masyarakat dapat melihat seperti apa kualitas udara di berbagai wilayah Indonesia yang diukur berdasarkan konsentrasi PM2.5. Data tersebut tentu berguna agar masyarakat tahu seberapa aman kondisi di sekitar tempat tinggalnya. Selain itu, penting juga untuk mengetahui apa itu PM2.5.
Bagaimana Kelanjutan Upaya Peningkatan Kualitas Udara Jabodetabek?
Apa Itu PM2.5?
Pada dasarnya, Particulate Matter alias PM2.5 adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil atau sama dengan 2.5 mikrometer. Selain PM2.5, PM dalam ukuran lain juga bisa diukur untuk mengetahui kualitas udara, misalnya PM10.
BMKG sendiri menerapkan lima kategori PM2.5 yang menjadi acuan atas kualitas udara. Kelima kategori tersebut dihitung berdasarkan satuan µg/m³ alias mikrogram per meter kubik.
Lima kategori konsentrasi PM2.5 yang digunakan BMKG yakni Baik (0-15,5µg/m³), Sedang (15,6-55,4µg/m³), Tidak Sehat (55,5-150,4µg/m³), Sangat Tidak Sehat (150,5-250,4µg/m³), dan Berbahaya (>250,4µg/m³).
Di situsnya BMKG memberi tanda warna untuk masing-masing kategori. Untuk kategori baik dan sedang ditandai warna hijau dan biru, tidak sehat dan sangat tidak sehat berwarna kuning dan merah, sementara kategori berbahaya ditandai warna hitam.
Perlu diketahui juga, PM sebetulnya bukan satu-satunya indikator yang bisa dipakai untuk mengukur kualitas udara.
"Kalau di KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), karena itu ranah mereka yang mempunyai kebijakan yang terkait kualitas udara, mereka punya ISPU, Indeks Standar Pencemar Udara," ujar Kepala Sub Bidang Informasi Pencemaran Udara BMKG, Taryono, di Jakarta, Senin (14/10/2024).
Dalam ISPU, ada 7 indikator pencemaran udara. Selain PM2.5 dan PM10, indikator lainnya adalah NO2, SO2, CO, O3, dan HC.
BMKG sendiri menggunakan PM sebagai acuan karena faktor ketersediaan alat. Saat ini, BMKG memiliki alat pengukur PM2.5 dan PM10 dengan metode Beta Attenuation yang tersebar di 27 titik di seluruh Indonesia.
"Cuma karena di BMKG kami punyq (alat pengukur) PM 2.5 maka yang jadi salah satu indikator KU (Kualitas Udara)-nya ya PM2.5." pungkas Taryono.
Alat Pantau Kualitas Udara di Industri Tekstil, Langkah Cegah Pencemaran Udara?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News