legenda asal usul nama surabaya yang menjadi ikon ibu kota jawa timur - News | Good News From Indonesia 2024

Legenda Asal Usul Nama Surabaya yang Menjadi Ikon Ibu Kota Jawa Timur

Legenda Asal Usul Nama Surabaya yang Menjadi Ikon Ibu Kota Jawa Timur
images info

Apakah Kawan pernah mendengar legenda asal usul nama Surabaya? Legenda terkait asal usul nama ibu kota Jawa Timur ini menjadi salah satu cerita rakyat yang berkembang secara turun temurun di wilayah tersebut.

Menurut kisahnya, nama Surabaya berasal dari pertarungan dua hewan buas yang ada di masa lalu, yakni buaya dan hiu sura. Bahkan pertarungan antara buaya dan hiu sura ini menjadi ikon yang ada di Kota Surabaya, seperti menjadi logo daerah maupun monumen patung yang ada di ibu kota Jawa Timur tersebut.

Lantas bagaimana cerita lengkap dari legenda asal usul nama Surabaya? Temukan jawabannya dalam artikel berikut ini.

Legenda Asal Usul Nama Surabaya

Dikutip dari buku 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi, pada zaman dahulu hiduplah seekor buaya dan hiu sura di wilayah tersebut. Buaya dan hiu sura ini sering bertarung satu sama lain.

Pertarungan antara buaya dan hiu sura ini didasari perebutan mangsa untuk makanan kedua hewan buas ini. Pertarungan ini selalu berlangsung sengit karena kedua hewan ini memiliki kemampuan bertarung yang sama kuatnya.

Kekuatan antara buaya dan hiu sura yang setara membuat pertarungan antara kedua hewan ini selalu berakhir tanpa pemenang. Akhirnya pada suatu hari hiu sura memberikan tawaran perdamaian kepada buaya.

Hiu sura berkata bahwa dirinya sudah lelah untuk bertarung sama lain. Dirinya menawarkan kesepakatan kepada buaya untuk berdamai dan tidak bertarung lagi.

Buaya menyambut tawaran dari hiu sura ini dengan baik. Dirinya juga lelah dengan pertarungan tanpa akhir yang selalu mereka lakukan.

Hiu sura kemudian memberikan penawaran kepada buaya untuk mereka sepakati. Kesepakatan ini berisi tentang pembagian wilayah mereka masing-masing.

Wilayah laut disepakati menjadi daerah kekuasaan hiu sura. Dirinya bebas mencari mangsa di daerah tersebut.

Sementara itu, wilayah darat akan menjadi daerah kekuasaan buaya. Sama seperti halnya hiu sura, buaya juga bebas mencari mangsa di wilayah kekuasaannya.

Batas antara wilayah kekuasaan kedua hewan buas ini disepakati sejauh tempat yang dijangkau ketika air surut. Buaya pun menerima dan menyepakati penawaran yang diberikan oleh hiu sura tersebut.

Akhirnya pertarungan antara buaya dan hiu sura tidak pernah terjadi lagi. Mereka menjalani kesepatakan yang sudah disetujui dan hanya mencari mangsa di daerah kekuasaan masing-masing.

Namun perdamaian antara buaya dan hiu sura ini tidak berjalan lama. Pada suatu hari, hiu sura diam-diam mencari mangsa di sungai yang ada di daerah daratan.

Mengetahui hal ini, buaya menjadi murka karen hiu sura telah melanggar kesepakatan mereka. Buaya pun mendatangi hiu sura dan bertanya mengapa hiu sura melanggar perjanjian yang sudah mereka sepakati.

Hiu sura berkilah bahwa dirinya tidak melanggar peraturan. Dirinya menyebutkan bahwa tetap mencari mangsa di sungai yang dia anggap sebagai wilayah air dan masih berada di bawah kekuasaannya.

Buaya menjadi marah dan merasa bahwa hiu sura sudah mengakalinya. Akhirnya buaya menyebutkan bahwa dirinya sudah tidak menyetujui lagi kesepakatan yang ada sebelumnya.

Akhirnya pertarungan antara buaya dan hiu sura kembali pecah. Kedua hewan buas ini saling bertarung satu sama lain.

Dalam pertarungan ini, hiu sura berhasil menggigit pangkal ekor kanan buaya. Namun buaya juga tidak tinggal diam atas serangan tersebut.

Buaya juga membalas dengan menggigit ekor sura. Pertarungan antara buaya dan hiu sura inilah yang menginspirasi logo dari Kota Surabaya.

Selain itu, asal usul nama Surabaya juga diambil dari kedua hewan ini, yakni "Sura' dari hiu sura dan "Baya" dari buaya.

Sumber:
- Reza, Marina Asril. 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi. Visimedia, 2010.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.