bende becak gong kecil yang terbentuk dari sabda sunan bonang - News | Good News From Indonesia 2024

Bende Becak, Gong Kecil yang Terbentuk dari Sabda Sunan Bonang

Bende Becak, Gong Kecil yang Terbentuk dari Sabda Sunan Bonang
images info

Kawan GNFI pasti tidak asing dengan alat musik tradisional Jawa satu ini. Alat musik itu adalah gong. Salah satu instrumen dalam gamelan yang berbentuk bulat dengan tonjolan di tengah ini sangat populer di Indonesia.

Namun, pernahkah Kawan GNFI membayangkan ada sebuah gong kecil yang berasal dari manusia yang terkena sabda atau kutukan? Ini adalah sebuah cerita lisan yang dituturkan secara turun-temurun oleh masyarakat Desa Bonang, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Cerita ini adalah salah satu kisah yang dimiliki oleh Sunan Bonang ketika berdakwah di Bonang. Maulana Makhdum Ibrahim atau Sunan Bonang adalah salah satu dari Wali Songo, sembilan ulama yang menyebarkan Islam di Pulau Jawa.

Baca juga: Sunan Bonang, Berdakwah Lewat Kesenian dan Tabuhan Gamelan

Dakwah Sunan Bonang banyak menggunakan media kesenian seperti wayang dan gamelan. Instrumen gamelan yang digunakan Sunan Bonang dalam berdakwah adalah bonang, sejenis alat musik berbentuk bulat dengan tonjolan di tengah seperti gong kecil.

Bentuk dari bende itu juga mirip dengan dengan bonang tetapi ukurannya lebih kecil. Lalu, bagaimana kisah bende yang konon katanya adalah perwujudan dari manusia yang terkena sabda Sunan Bonang tersebut?

Terdapat banyak versi cerita yang dituturkan secara lisan. Terdapat beberapa versi cerita mengenai asal-usul bende tersebut menurut penelitian yang dilakukan oleh Khasanah pada 2021.

1. Versi Pertama

Versi pertama, dikisahkan bahwa Prabu Brawijaya V, Raja Majapahit mengirimkan seorang utusan untuk menemui Sunan Bonang. Utusan tersebut bermana Becak. Becak diutus menyampaikan surat balasan dari raja atas ajakan Sunan Bonang untuk memeluk agama Islam.

Saat itu, becak datang ketika Sunan Bonang sedang mengajar santri-santrinya, tepatnya menjelang waktu Maghrib. Namun, terdapat cerita lain yang mengatakan bahwa hal tersebut terjadi ketika malam hari raya, tepatnya ketika para santri sedang mengumandangkan takbir.

Pada saat itulah, terdengar senandung seseorang mengumandangkan tembang Jawa di tempat lain. Santri-santri yang mendengarnya pun bertanya-tanya, kemudian Sunan Bonang yang juga mendengar suara tersebut berkata bahwa itu adalah suara bende.

Pada saat para santri menengok ke tempat suara tersebut berasal, tidak terdapat seorang pun berada di sana tetapi ia malah menemukan sebuah bende, yakni gong kecil tersebut.

Baca juga: Berkunjung ke Makam Sunan Bonang, Wisata Religi di Tuban yang Tak Boleh Dilewatkan!

2. Versi Kedua

Adapun versi kedua asal-usul bende becak menceritakan bahwa kedatangan utusan raja, yakni Becak sudah terlalu malam. Ia pun beristirahat sejenak di luar padepokan tanpa sepengetahuan Sunan Bonang. Ketika menjelang tidur, ia bersenandung.

Mendengar hal itu, seorang santri kemudian bertanya kepada Sunan Bonang tentang suara tersebut. Sunan Bonang pun menjawab bahwa suara tersebut adalah suara bende. Oleh karena itu, gong kecil atau bende yang dimaksud kemudian dinamai bende becak, yakni utusan becak yang telah berubah menjadi bende.

Bende tersebut akhirnya dimanfaatkan oleh Sunan Bonang untuk mengumpulkan santri-santrinya dengan cara memukulnya. Selain itu, bende tersebut juga digunakan Sunan Bonang sebagai tolok ukur kekhusyukannya ketika bertafakur, yakni menyendiri untuk merenungi kekuasaan Tuhan.

Sunan Bonang akan menugasi santrinya setiap tengah malam hingga menjelang pagi untuk terus-menerus memukul bende tersebut. Apabila dalam tafakurnya masih terdengar suara tersebut maka belum khusyuk, sebaliknya apabila sudah tidak terdengar lagi suara tersebut maka tafakur tersebut telah khusyuk.

Bende tersebut menjadi pusaka Sunan Bonang yang dikeramatkan oleh masyarakat. Setiap tanggal 10 Zulhijah, yakni saat Hari Raya Iduladha terdapat tradisi Penjamasan Bende Becak yang dilakukan di Desa Bonang. Dalam tradisi tersebut, Bende Becak akan disucikan menggunakan air yang telah diberi bunga tujuh rupa.

Dilansir dari jatengprov.go.id, tradisi Penjamasan Bende Becak ini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya tak Benda Indonesia oleh Kemendikbud pada 21 Agustus 2024.

Jadi, apakah Kawan GNFI tertarik datang ke Bonang untuk menyaksikan upacara tersebut?

Referensi

Khasanah, S. S. (2021). Simbolisme Upacara Bende Becak di Desa Bonang Kecamatan Lasem Kabupaten rembang (Kajian Semiotika Roland Barthes). Walisongo Institutional Repository, 1-95.

https://jatengprov.go.id/beritadaerah/batik-lasem-dan-penjamasan-bendhe-becak-sunan-bonang-ditetapkan-jadi-warisan-budaya-takbenda-indonesia/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

YH
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.