kunci keseimbangan hidup dengan tri hita karana di masa kini - News | Good News From Indonesia 2024

Kunci Keseimbangan Hidup dengan Tri Hita Karana di Masa Kini

Kunci Keseimbangan Hidup dengan Tri Hita Karana di Masa Kini
images info

Dalam dunia yang terus berubah dan bergerak cepat, filosofi kuno sering kali memberikan kebijaksanaan yang masih relevan untuk dijadikan panduan hidup. Salah satu konsep yang sangat berpengaruh dan diajarkan dalam konsep Hindu adalah Tri Hita Karana.

Kawan, tahu ga sih? Kalau filosofi ini menerapkan keseimbangan dalam tiga aspek utama kehidupan, yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, sesamanya, dan alam.

Di artikel ini, kita bakal eksplor bagaimana Tri Hita Karana bisa menjadi kunci bagi kita untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna di era modern. Yuk, Kawan! Baca selengkapnya sampai akhir.

Apa itu Tri Hita Karana?

Tri Hita Karana memiliki arti "tiga penyebab kebahagiaan." Filosofi ini mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati hanya dapat dicapai dengan menjaga keseimbangan antara tiga unsur penting dalam kehidupan (Subagia et al., 2016).

Ketiga unsur tersbut adalah parhyangan (Tuhan), pawongan (manusia), dan pelemahan (alam). Dalam kontenks ini, peran orang Bali (manusia) sebagai subjek yang membangun hubungan harmoni anatar manusia dengan Tuhan, manusia lainnya, dan alam yang sekitar (Raka et al., 2017)

Konsep ini telah menjadi bagian yang menyatu dengan kehidupan masyarakat Bali selama berabad-abad. Filosofi ini membentuk cara mereka menjalankan kehidupan sehari-hari, baik dalam aspek spiritual, sosial, maupun lingkungan.

Meski sudah ada dari zaman dulu, nilai yang ada pada Tri Hita Karana tak lekang oleh waktu dan masih relevan, terutama dalam menghadapi tantangan modern saat ini.

Parhyangan - Keseimbangan dengan Tuhan

Orang Bali yang sedang sembahyang di pura
info gambar

Di tengah padatnya kesibukan, sering kali kita lupa untuk meluangkan waktu dalam hubungan spiritual. Tri Hita Karana mengingatkan pentingnya menjaga hubungan dengan Tuhan melalui berbagai cara, seperti doa, meditasi, atau sekadar merenung.

Menurut falsafah ini, menjaga koneksi spiritual dapat memberikan kedamaian batin yang mendalam dan membantu kita dalam menghadapi stres serta tekanan hidup sehari-hari.

Menciptakan ruang untuk membangun hubungan dengan Tuhan, apa pun keyakinan kita, dapat mengingatkan kita akan makna hidup yang lebih besar, sehingga kita tidak terjebak dalam rutinitas yang hanya berfokus pada hal-hal material.

Bali di Persimpangan Jalan, antara Kearifan Leluhur dan Godaan Modernitas

Pawongan - Keseimbangan dengan Sesama

Anak-anak yang mengikuti parade
info gambar

Dalam era modern ini, terkadang kita lebih sibuk dengan kehidupan di sosial media daripada interaksi langsung dengan orang-orang di sekitar kita.

Unsur Pawongan menekankan pentingnya hubungan antar manusia yang saling mendukung dan penuh rasa hormat. Komunikasi yang tulus, berempati, dan kerja sama merupakan kunci dari hubungan sosial yang harmonis.

Di era di mana media sosial sering kali menjadi sumber isolasi dan perpecahan, Tri Hita Karana menyarankan kita untuk fokus dalam membangun hubungan yang bermakna, menjalin komunikasi yang lebih mendalam, dan saling mendukung di dalam komunitas.

Kebahagiaan tidak hanya datang dari pencapaian pribadi, tetapi juga dari hubungan yang sehat dengan orang-orang di sekitar kita.

Palemahan - Keseimbangan dengan Alam

Petani memakai caping, yang sedang menanam padi
info gambar

Saat ini, isu lingkungan menjadi salah satu tantangan terbesar. Kerusakan alam dan pemanasan global mengancam keseimbangan kehidupan di bumi ini.

Unsur Palemahan dalam filosofi mengajarkan bahwa manusia harus menjaga harmoni dengan alam, karena manusia adalah bagian dari lingkungan itu sendiri.

Kita dapat menerapkan Palemahan dengan tindakan sederhana seperti mengurangi penggunaan plastik, mendaur ulang, atau mendukung gerakan ramah lingkungan.

Membangun hubungan yang sehat dengan alam bukan hanya tanggung jawab moral, tetapi juga investasi untuk masa depan generasi berikutnya.

Menerapkan Tri Hita Karana di Era Modern

Mempraktikkan Tri Hita Karana dalam kehidupan modern dapat membantu kita menemukan keseimbangan yang sering hilang di tengah kesibukan sehari-hari.

Kita bisa memulai dengan hal-hal kecil, misalnya meluangkan waktu untuk berdoa atau beribadah, menjalin hubungan yang lebih baik dengan keluarga dan teman, serta menjaga lingkungan sekitar dengan lebih bijak.

Filosofi ini juga dapat diterapkan dalam dunia kerja. Banyak perusahaan di Bali yang telah mengadopsi Tri Hita Karana sebagai prinsip operasional mereka, mendorong keseimbangan antara produktivitas, kesejahteraan karyawan, dan lingkungan yang keberlanjutan.

Dengan menerapkan filosofi ini, kita dapat mencapai kesuksesan pribadi sekaligus membuat dampak positif bagi masyarakat dan alam sekitar.

Upacara Adat Bali: Refleksi Kehidupan Spiritual Masyarakat Bali

Tri Hita Karana adalah cerminan dari unsur-unsur kebijaksanaan yang ada sejak zaman dahulu dan masih digunakan sampai saat ini. Dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut, kita dapat menjalani kehidupan yang lebih harmonis dan bermakna.

Sumber:

  • Raka, A. A. G., Parwata, I. W., & Gunawarman, A. A. G. R. (2017). Bali dalam Perspektif Budaya dan Pariwisata. Universitas Warmadewa Denpasar, 1, 119–153.
  • Subagia, N. K. W., Holilloh, & Nurmalisa, Y. (2016). Persepsi Masyarakat Terhadap Konsep Tri Hita Karana Sebagai Implementasi Hukum Alam. Jurnal Kultur Demokrasi, 4(2), 103–111.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SF
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.