Ketua Jaringan Geopark Indonesia Mohammad Farid Zaini mengungkapkan, kawasan karst memiliki kekayaan tradisi dan religi. Geowisata di kawasan karst terbukti memberikan dampak ekonomi signifikan bagi masyarakat lokal di sekitarnya.
Namun, di balik potensi besar tersebut ada dilema dalam pengelolaan kawasan karst, yaitu pertentangan antara konservasi dan eksploitasi.
Farid menyebutkan, air di kawasan karst secara perlahan membentuk bentangan karst yang bernilai tinggi, indah, dan patut dinikmati oleh umat manusia. Kawasan karst menyimpan potensi luar biasa. Selain sumber daya air, mineral, dan keindahan goa serta bentang alamnya, kawasan ini juga memiliki flora dan fauna yang unik.
“Peninggalan arkeologis dan paleontologis yang berharga, seperti lukisan dinding, memberikan daya tarik tersendiri. Terutama dalam memahami sejarah bumi dan awal kehidupan, ini menjadi semangat bagi kehidupan kita,” tutur Farid, dilansir dari laman resmi brin.go.id.
Konservasi vs Eksploitasi
Lebih lanjut ia menerangkan, dalam konteks pembangunan eksploitasi sering menjadi pilihan utama, ketika berbicara mengenai keuntungan langsung.
“Seperti dalam industri semen, sekitar 70-80% mengandalkan batu gamping sebagai bahan bakunya. Kesadaran akan pentingnya lingkungan dan pembangunan berkelanjutan telah menggeser paradigma tersebut,” tegas Farid.
Farid menekankan, masyarakat dan pemerintah memiliki peran penting dalam meregulasi hal ini. Eksploitasi sumber daya alam di kawasan geopark harus mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan dan masa depan.
Oleh karena itu, diskusi tentang bagaimana konservasi dan eksploitasi dapat berjalan beriringan sangat diperlukan. Ke depan, menurut Farid, penting untuk menemukan keseimbangan yang tepat agar pemanfaatan karst dapat mendukung kebutuhan pembangunan, tanpa merusak ekosistem karst.
Baca juga Demi Konservasi, Pemerintah Berencana Tutup Taman Nasional Komodo untuk Wisata pada 2045
Karst, ekosistem penyimpan air
Farid juga menyampaikan, kawasan karst dikenal sebagai kawasan yang kering di permukaan, terutama saat musim kemarau. Namun, terdapat sungai bawah tanah yang mengalir dan menjadi sumber air bagi masyarakat sekitar.
“Penting bagi kita untuk memahami dan mengelola sumber daya air secara berkelanjutan. Apakah sumber daya air cukup untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang, bagaimana fluktuasi ketersediaan air antara musim hujan dan kemarau. Inilah pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab melalui penelitian lebih lanjut,” kata Farid.
Farid menilai kawasan karst merupakan sumber daya andal bagi kehidupan manusia. Terutama di pulau-pulau padat penduduk seperti Jawa, yang kini mengalami kekeringan di beberapa daerah.
Apa itu kawasan karst?
Sementara itu, Kepala Pusat Riset Sumber Daya Geologi BRIN Iwan Setiawan dalam sambutannya mengatakan, karst merupakan bentang alam yang terbentuk akibat pelarutan air pada batu gamping.
“Kawasan ini menyimpan potensi luar biasa, dengan sumber daya karst meliputi air, mineral seperti batu gamping, keindahan goa, bentang alam, serta flora dan fauna unik yang hidup di dalamnya. Mengenal lebih dalam kawasan ini sangat penting dan memberikan perspektif baru terkait pengelolaannya,” ungkapnya.
Iwan berharap agar diskusi tentang konservasi dan eksploitasi akan memberikan manfaat dan perspektif baru terkait dengan pengelolaan geopark dan lainnya.
Baca juga Apa itu Ekosistem Karst? Kawasan Berbatu yang Menyimpan Sumber Mata Air
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News