walking tour tren wisata kaya sejarah murah meriah dan ramah lingkungan kini populer di jakarta - News | Good News From Indonesia 2024

Walking Tour, Tren Wisata Kaya Sejarah, Murah Meriah dan Ramah Lingkungan, Kini Populer di Jakarta

Walking Tour, Tren Wisata Kaya Sejarah, Murah Meriah dan Ramah Lingkungan, Kini Populer di Jakarta
images info

Keliling Kota Jakarta sambil belajar sejarah, mencicipi kuliner hidden gem dan melihat peninggalan warisan gedung-gedung kuno dari sudut yang berbeda, bisa kalian dapatkan dengan murah meriah lewat Walking Tour. Meningkatnya minat masyarakat untuk menjelajahi Jakarta dengan konsep unik ini telah mendorong munculnya tren wisata baru. 

Kegiatan ini tidak hanya menjadi cara yang menyenangkan untuk menghabiskan waktu luang, tetapi juga berpotensi besar untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kota. Dengan mengunjungi berbagai tempat-tempat lokal yang menarik dan estetik, wisatawan dapat lebih mengenal dan menghargai kekayaan budaya Jakarta, bahkan menghidupkan kembali daerah-daerah yang jauh dari spotlight pariwisata. Selain itu, minimnya penggunaan kendaraan juga dapat mengurangi kemacetan dan polusi.

Salah satu rute yang paling populer adalah rute pecinan Glodok. Nama Pantjoran atau kini Pancoran berasal dari keberadaan pancuran air yang dulunya berada di jalan ini. Glodok juga rupanya diambil dari pancuran air yang berbunyi "glodog-glodog".

Itulah asal-usul penamaan kawasan ini menjadi Glodog atau Glodok. Di sepanjang gang ini, kamu setidaknya dapat menghabiskan waktu sejenak untuk menikmati beragam jajanan seperti kue-kue jadul, susu kedelai asli dan Choipan khas Tionghoa.

Pecinan Glodok
info gambar

Di area pecinan ini, Kawan GNFI bisa memperkaya wawasan dengan belajar sejarah melalui kunjungan ke berbagai tempat ibadah seperti Wihara Dharma Bakti, Klenteng ini dibangun pada tahun 1650, dan konon sempat terbakar dalam peristiwa Geger Pecinan, Gereja Santa Maria de Fatima, gereja yang arsitekturnya yang mengusung budaya China, dan Klenteng Toa Se Bio.

Rute ini biasanya berakhir di Petak Enam, pusat kuliner yang belakangan ini terkenal sebagai tempat singgah baru di area Glodok. Nama "Petak Enam" sendiri dipilih sebagai kaitan dengan Petak Sembilan. Disebut "petak" karena banyaknya rumah petak yang dahulu kala memenuhi Glodok. Cerita-cerita seperti ini hanya akan Kawan GNFI dapatkan apabila mengikuti Walking Tour.

Oleh sebab itu, pemandu wisata atau disebut juga guide adalah kunci keberhasilan sebuah Walking Tour. Mereka berperan sebagai narator yang membawa wisatawan menjelajahi suatu tempat sambil berbagi cerita dan pengetahuan.

Dengan keahliannya, pemandu dapat mengubah sebuah perjalanan biasa menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan. Melalui Walking Tour, wisatawan dapat lebih menghargai sejarah dan budaya suatu daerah seperti pada rute Kota Tua.

Baca Juga: Kawasan Pecinan Hasil Akulturasi Budaya, Apa yang Menarik di Glodok?
Kota Tua, Jakarta | Image: Canva
info gambar

Bagi para penggemar sejarah, rute Kota Tua akan membawa Kawan GNFI pada perjalanan waktu, menyusuri jalan-jalan bersejarah dan mengagumi keindahan bangunan-bangunan kolonial. Berjalan menyusuri jalan-jalan kuno, menyaksikan arsitektur megah yang menyimpan segudang cerita masa lalu.

Setiap sudut Kota Tua seolah-olah mengajak Kawan GNFI untuk melakukan perjalanan waktu. Puncak dari perjalanan kita adalah Alun-Alun Fatahillah. Alun-alun Fatahillah adalah jantung Kota Tua, tempat di mana masyarakat berkumpul dan berbagai kegiatan berlangsung.

Dengan berbagi rute yang tersebar di seluruh Jakarta, penyelenggara Walking Tour biasanya juga menyediakan bahasa inggris sebagai pilihan bahasa pengantar karena banyaknya minat dari turis mancanegara. Tingginya minat terhadap gaya wisata ini membuat tersedianya beragam tema dan rute dari mulai yang gratis, sampai yang berbayar.

Ada beberapa penyelenggara tur jalan kaki di Jakarta seperti Jktgoodguide, GuruWalk, Jakarta Walking Tour, WalkIndies, wisatakreatifjakarta dan banyak lagi. Rata-rata, durasi tempuh rute-rute populer ini berkisar 2-3 jam.

Namun, waktu tempuh yang sebenarnya dapat bervariasi tergantung pada kecepatan berjalan peserta, jumlah anggota kelompok, dan frekuensi berhenti untuk berfoto.

Uniknya, beberapa penyelenggara Walking Tour akan mengadakan kuis seputar tempat-tempat yang telah dikunjungi dengan hadiah cendera mata seperti kartu pos, pouch dan gantungan kunci dengan beragam desain bertema kota Jakarta.

Di bagian ini biasanya kawan-kawan yang sering ikut Walking Tour menjadikan hadiahnya sebagai item untuk dikoleksi.

Jadi, apakah kalian tertarik untuk ikut Walking Tour?

Baca Juga: Rekomendasi Walking Tour di Jogja

Referensi:

  1. https://jakartagoodguide.wordpress.com/ 
  2. https://lldikti5.kemdikbud.go.id/home/detailpost/walking-tour-pengembangan-model-berwisata-di-era-baru
  3. https://jxboard.co.id/public/experience/Whats-On-Jakarta/tren-baru-menelusuri-jakarta-lewat-walking-tour

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.