keragaman pangan indonesia perlu dijaga apa yang bisa kita lakukan - News | Good News From Indonesia 2024

Keragaman Pangan Indonesia Perlu Dijaga, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Keragaman Pangan Indonesia Perlu Dijaga, Apa yang Bisa Kita Lakukan?
images info

Keragaman pangan adalah salah satu wujud kekayaan alam yang dimiliki Indonesia. Di tengah adanya ancaman hilangnya keragaman tersebut, ada pula langkah yang bisa kita lakukan untuk menjaganya.

Di berbagai penjuru Indonesia, terdapat aneka sumber pangan yang tersedia. Kendati demikian, ada fenomena bahwa masyarakat lebih memilih untuk mengonsumsi sumber pangan dari luar daerahnya yang mengakibatkan terabaikannya sumber pangan lokal.

Hal tersebut menjadi bahasan dalam diskusi IdeaTalks bertajuk "Di Balik Dapur Makan Siang Bergizi: Dari Ladang Hingga ke Piring" yang diselenggarakan sebagai bagian dari rangkaian acara IDEAFEST 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) pada Sabtu (28/9/2024). Diskusi diawali dengan pemaparan mengenai maraknya kasus stunting di daerah-daerah yang sebetulnya merupakan penghasil sumber pangan.

Salah satu penyebabnya adalah kurang baiknya pengetahuan masyarakat mengenai pangan. Alih-alih memaksimalkan potensi lokal untuk memenuhi gizi, masyarakat justru banyak bergantung dengan sumber pangan yang datang dari luar daerahnya.

Dalam hal memilih makanan pokok misalnya, masyarakat banyak bergantung kepada beras dan roti sementara banyak pilihan sumber karbohidrat lainnya. Ironisnya, ada pula yang menganggap sumber pangan lokalnya identik dengan kemiskinan.

"Sehingga banyak sekali sumber daya pangan lokal yang sebenarnya memiliki kandungan gizi sangat baik diabaikan, kemudian masyarakat bergantung kepada sumber makanan yang datang dari luar dan itu butuh sumber daya utk membelinya," ujar Co-inisiator Nusantara Food Biodiversity, Ahmad Arif.

Selain dibutuhkan sumber daya lebih untuk mendapatkannya, ketergantungan terhadap sumber pangan dari luar juga punya dampak negatif lain. Tak jarang sumber pangan tersebut kualitasnya lebih rendah dengan harga lebih mahal dibandingkan yang lokal.

"Kami sering bilang bahwa yang terjadi di Indonesia ada dalam level gastrocolonialism. Kita dijajah oleh sumber makanan yang sebenarnya lebih buruk di sekitar kita, persoalannya di situ." lanjut Arif.

Apa yang disampaikan Arif diamini oleh Pegiat Sosial Papua Selatan dan Program Manager Yayasan Dahetok Milah Lestari, Stephanie Cindy Wangko. Ia memberi gambaran nyata bagaimana gastrocolonialism terjadi di Indonesia dengan mengambil contoh kasus yang ada di kalangan masyarakat pemburu di Papua. 

"Bahkan misal hasil buruan rusa yang sebenarnya adalah sumber protein yang baik, mereka bisa jual untuk beli beras atau mi instan. Sayang sekali sebenarnya, dan ini terjadi memang di masyarakat lokal." tutur Cindy.

Makanan Pokok, Pilar Utama dalam Mewujudkan Sistem Pangan Berkelanjutan

Upaya Menjaga Keragaman Pangan Lokal

Di tengah terancamnya keragaman pangan lokal akibat gastrocolonialism, ada langkah yang kini mulai dilakukan untuk melawannya. Pemerintah misalnya, kini menggencarkan kampanye makanan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) berbasis pangan lokal.

"Kami mengampanyekan B2SA itu berbasis pangan lokal. Isi piringku B2SA di Papua dengan isi piringku B2SA di Jawa akan berbeda sesuai potensi yang mereka miliki." ujar Direktur Penganekaragaman dan Konsumsi Pangan Badan Pangan Nasional, Rinna Syawal.

Selain pemerintah, masyarakat umum juga bisa turut berpartisipasi menjaga keragaman pangan lokal. Salah satu wujudnya adalah turut mendata dan mengenalkan potensi pangan lokal di berbagai daerah.

Arif menuturkan bahwa saat ini belum ada data lengkap berisi informasi sumber pangan lokal di setiap daerah di Indonesia. Padahal, Indonesia selalu diklaim punya sumber pangan yang begitu beragam.

 "Kita harus mulai mendata keragaman sumber pangan. Bukan hanya sumbernya tetapi juga pengetahuan pangan yang ada di situ." katanya.

Kini, Nusantara Food Biodiversity pun mengajak masyarakat untuk ikut mengumpulkan data secara sukarela dengan sistem crowdsourcing. Nantinya, partisipan dapat menghimpun data mengenai kekayan pangan di daerahnya masing-masingm

"Harapannya sebenarnya anak-anak muda juga bisa bertanya ke orang tuanya, di kampung kita dulu ada makanan apa? Yang sudah hilang apa? Itulah proses pengetahuan yang menurut kami sangat penting selain mengubah kebijakan," pungkas Arif.

Pangan Lokal Kaya Gizi, Kenali Jenis dan Inovasinya yang Menggugah Selera

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aulli Atmam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aulli Atmam.

AA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.