profil abdul haris ah nasution - News | Good News From Indonesia 2024

Sosok A.H. Nasution, Jenderal yang Selamat dari Peristiwa G30S/PKI

Sosok A.H. Nasution, Jenderal yang Selamat dari Peristiwa G30S/PKI
images info

Abdul Haris Nasution, atau lebih dikenal sebagai A.H. Nasution, adalah jenderal yang selamat dari G30S/PKI yang terjadi pada 1965 lalu. Saat itu, A.H. Nasution menjadi salah satu dari tujuh jenderal yang menjadi target penculikan oleh kelompok tersebut.

Para jenderal tersebut dituduh hendak melakukan kudeta terhadap Presiden Soekarno. Berkat tindakan cepat dari istri dan ajudannya, Nasution berhasil melarikan diri dan menyelamatkan nyawanya.

Lalu, bagaimana sebenarnya kisah selamatnya A.H. Nasution dari peristiwa G30S/PKI, dan siapa saja pahlawan revolusi yang gugur dalam kejadian tersebut? Yuk, simak artikel ini sampai akhir!

Baca Juga: Inilah 10 Nama-nama Tokoh Pahlawan Revolusi Indonesia yang Gugur dalam Peristiwa G30S/PKI

Profil Singkat A.H. Nasution

A.H Nasution
info gambar

A.H. Nasution lahir di Hutapungkut, Kecamatan Kotanopan, Tapanuli Selatan, pada 3 Desember 1918. Ia merupakan anak kedua dari pasangan H. Abdul Halim Nasution dan Zahara Lubis.

Sejak kecil, ayahnya berharap agar Nasution menjadi guru agama. Oleh karena itu, ia disekolahkan di Bukittinggi, Sumatra Barat, sebelum melanjutkan pendidikannya di Bandung, Jawa Barat.

Berdasarkan buku Jenderal Tanpa Pasukan, Politisi Tanpa Partai: Perjalanan Hidup A.H. Nasution (1998) oleh Tim Pusat Data dan Analisa Tempo (PDAT), Nasution sempat menjadi guru di Tanjung Praja, Palembang, pada 1939 sebelum memutuskan untuk menempuh pendidikan militer.

Ia kemudian masuk ke Koninklijke Militaire Academie (KMA) di Bandung, sebuah akademi militer Belanda, melalui program Corps Opleiding tot Reserve Officieren (CORO).

Pada November 1940, ia bergabung dengan Koninklijk Nederlands Indisch Leger (KNIL) dan diangkat sebagai Vaandrig (Pembantu Letnan) pada kesatuan Infanteri KNIL pada 1941. Pengalaman tempur pertamanya datang setahun kemudian ketika ia berjuang melawan pasukan Jepang.

Nasution dikenal sebagai sosok yang disegani, bahkan oleh Belanda, yang memberinya julukan "Jago Tua". Dalam kehidupan pribadinya, ia menikah dengan Sunarti di Ciwidey, Jawa Barat, pada 30 Mei 1947.

Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai dua anak, Hendrianti Shara Nasution dan Ade Irma Nasution. Sayangnya, Ade Irma tewas dalam peristiwa tragis G30S 1965, yang menjadi salah satu peristiwa paling kelam dalam sejarah Indonesia.

Nasution tidak hanya berperan penting dalam sejarah militer Indonesia, tetapi juga memiliki pengaruh besar dalam upaya mempertahankan kedaulatan bangsa.

Kisah A.H. Nasution Selamat dari Peristiwa G30S/PKI

Istri Jenderal A.H. Nasution, Johana Sunarti, memainkan peran penting dalam menyelamatkan suaminya dari serangan pasukan Cakrabirawa, sekelompok orang yang terlibat dalam Gerakan 30 September (G30S).

Dalam artikel yang ditulis oleh John Hughes berjudul "The End of Sukarno: A Coup That Misfired: A Purge That Ran Wild" (edisi ke-3/2002), diceritakan bagaimana pada malam tragis tersebut, Johanna mendengar pintu rumahnya dibuka secara paksa oleh pasukan Cakrabirawa yang sudah siap dengan senjata di tangan.

Saat melihat bahaya itu, Johanna segera menutup pintu dan berteriak untuk memperingatkan suaminya tentang kedatangan pasukan tersebut. Dengan cepat, ia mendorong Jenderal Nasution agar keluar melalui pintu lain, menyusuri koridor menuju pintu samping rumah, dengan harapan bisa melarikan diri tanpa terdeteksi.

Namun, upayanya hampir gagal ketika salah satu anggota pasukan G30S/PKI melihat mereka dan langsung menembak. Beruntung, tembakan tersebut meleset, dan Nasution berhasil terus berlari menuju Kedutaan Irak yang berada di dekat rumahnya.

Setelah memanjat dinding untuk memasuki halaman kedutaan, Nasution terjatuh dan mengalami cedera pada pergelangan kakinya. Meski kesakitan, ia memutuskan untuk tetap bersembunyi di area kedutaan, menunggu bantuan dari pasukannya sebelum situasi kembali aman.

Di tengah kekacauan ini, ada satu lagi sosok yang turut membantu penyelamatan Nasution, yaitu ajudannya yang setia, Letnan Muda Pierre Tendean. Saat situasi semakin genting, Pierre dengan gagah berani mencoba melarikan diri. Sayangnya, ia tertangkap oleh pasukan Cakrabirawa.

Foto Lubang Buaya
info gambar

Dalam usahanya melindungi sang jenderal, Pierre Tendean mengaku sebagai A.H. Nasution sehingga pasukan Cakrabirawa membawa dirinya dan meninggalkan rumah Nasution.

Pierre Tendean kemudian dibawa ke Lubang Buaya bersama beberapa jenderal lainnya yang ditangkap pada malam itu, sebelum akhirnya ia dieksekusi.

Tindakan heroiknya menyelamatkan Jenderal Nasution dari kematian, meskipun nyawanya sendiri harus menjadi korban dari tragedi G30S.

Daftar Nama Pahlawan Revolusi yang Gugur dalam G30S/PKI

Gambar Pahlawan Revolusi
info gambar

Dilansir laman resmi Kemendikbud, berikut merupakan daftar nama-nama pahlawan revolusi yang gugur dalam pemberontakan kejam G30S PKI:

  1. Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani
  2. Letjen (Anumerta) Suprapto
  3. Letjen (Anumerta) S. Parman
  4. Letjen (Anumerta) M.T. Haryono
  5. Mayjen (Anumerta) D.I. Panjaitan
  6. Mayjen (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo
  7. Brigjen (Anumerta) Katamso
  8. Kapten (Anumerta) Pierre Tendean
  9. A.I.P. II (Anumerta) K.S. Tubun
  10. Kolonel (Anumerta) Sugiyono
  11. Ade Irma Suryani
Baca Juga: 7 Teori Konspirasi Dalang G30SPKI, Mana yang Paling Benar dan Masuk Akal?

Itulah merupakan kisah singkat A.H. Nasution, jenderal yang selamat dari peristiwa G30S/PKI. Semoga artikel ini dapat memberikan pengetahuan dan bermanfaat untuk Kawan GNFI, ya!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MA
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.