ki hajar dewantara dan prinsip prinsip kepemimpinan modern - News | Good News From Indonesia 2024

Ki Hajar Dewantara dan Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Modern

Ki Hajar Dewantara dan Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Modern
images info

Kawan GNFI, tentu kita mengenal Ki Hajar Dewantara, bukan? Tidak saja sebagai tokoh pendiri Taman Siswa, tetapi masyarakat juga mengenal beliau sebagai Pahlawan Nasional dan Bapak Pendidikan Nasional.

Banyak jasa beliau terhadap pendidikan nasional, sehingga tanggal kelahirannya, yaitu tanggal 2 Mei, setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Selain itu, salah satu prinsipnya, yaitu tut wuri handayani, juga digunakan sebagai semboyan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Ini sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 6 September 1977, No: 0398/M/1977 tentang penetapan Lambang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Konsep Kepemimpinan Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara atau Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, juga dikenal dengan konsep kepemimpinannya yang unik. Konsep tersebut masih sangat relevan hingga saat ini. Konsep kepemimpinan beliau dirangkum dalam tiga prinsip: Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani.

Sri Wahyaningsih Anggap Standar Pendidikan di Indonesia Harus Diubah: Bakat Anak Beda-beda

Ing Ngarsa Sung Tuladha, Di Depan Memberi Teladan

Prinsip ing ngarsa sung tuladha, menekankan pada pentingnya pemimpin menjadi teladan bagi bawahannya. Seorang pemimpin harus mampu menjadi contoh yang baik bagi bawahannya. Hal ini mencakup perilaku yang jujur, disiplin, dan adil.

Pemimpin harus menunjukkan keselarasan antara perkataan dan tindakan, sehingga dapat menginspirasi pengikutnya untuk mengikuti jejak yang sama. Pemimpin harus menunjukkan integritas dan konsistensi dalam tindakan mereka.

Dalam manajemen modern, tentu kita mengenal konsep leading by example. filosofi tersebut ini menekankan pentingnya menunjukkan perilaku dan sikap yang diinginkan.

Seorang pemimpin harus melakukan apa yang mereka katakan, bukan hanya mengatakannya. Dengan mewujudkan kualitas yang mereka harapkan dari anggota tim mereka, 'kepala' dapat menginspirasi, memotivasi, dan membangun kepercayaan.

Dengan kata lain, pemimpin akan efektif jika mereka mampu menjadi terladan yang baik bagi timnya. Konsep semacam ini banyak dibahas oleh berbagai ahli manajemen seperti John C. Maxwell dan juga Warren Buffet.

Ing Madya Mangun Karsa: Di Tengah Membangun Semangat

Prinsip ing madya mangun karsa, menekankan pada kehadiran pemimpin di tengah-tengah timnya untuk membangun semangat dan motivasi. Hal Ini mencakup kemampuan untuk mendelegasikan tugas dengan bijaksana dan memberikan dukungan serta bimbingan dalam mencapai tujuan bersama.

Seorang pemimpin tidak akan membiarkan timnya putus asa dan frustrasi. Dalam manajemen modern, prinsip ini mirip dengan apa yang disebut kepemimpinan transformasional.

Peran Pendidikan dalam Membangun Rasa Toleransi di Masyarakat

Seorang pemimpin disebut sebagai pemimpin transformasional jika ia berfokus pada visi yang menginspirasi, memotivasi, dan serta peduli pada pengembangan timnya. 'Kepala' yang transformasional tidak hanya mengelola tugas, tetapi juga menginspirasi pengikutnya untuk melampaui ekspektasi dan mencapai tujuan yang lebih besar. Bigger, higher, better!

Mereka menciptakan visi yang jelas, memotivasi tim, dan mendorong inovasi. Prinsip kepemimpinan seperti ini banyak dibahas oleh John P. Kotter dalam bukunya Leading Change.

Tut Wuri Handayani: Di Belakang Memberi Dorongan

Prinsip Tut Wuri Handayani, menekankan bahwa seorang pemimpin harus mampu memberikan dorongan dan dukungan dari belakang, memastikan bahwa timnya dapat bekerja secara mandiri.

Seorang pemimpin harus mampu memberikan dukungan moral kepada anggotanya untuk tampil ke depan dan mengambil peran. Ia harus mampu mendelegasikan tanggung jawab sesuai dengan kemampuan anggota dan meyakinkan mereka bahwa mereka mampu melaksanakan tugas yang diberikan.

Pemimpin yang baik akan merasa bangga ketika melihat anggota timnya berhasil melampaui dirinya.

Prinsip kepemimpinan seperti ini mirip dengan yang dikembangkan oleh Robert K. Greenleaf, yaitu The Servant Leadership. Tipe kepemimpinan ini menekankan pada pelayanan sebagai prioritas utama.

Pemimpin tidak melihat dirinya sebagai orang yang memerintah. Namun, sebagai “pelayan” yang mendukung dan memfasilitasi pertumbuhan masyarakat yang ada di sekitarnya.

Jatinangor, Daerah Di Sumedang yang Terkenal Sebagai Kawasan Pendidikan

Hidupkan Prinsip-Prinsip ini agar Mendapat Pemimpin Sejati

Sangatlah disayangkan, Kawan, jika warisan prinsip prinsip kepemimpinan Ki Hajar Dewantara yang luar-biasa ini dan masih sangat relevan dengan kehidupan di era modern ini, kita lupakan.

Konsep kepemimpinan Ki Hajar Dewantara sangat komprehensif dan menekankan pentingnya karakter, keteladanan, motivasi, serta dukungan bagi pengikutnya. Ketiga prinsip ini dapat menjadi acuan dalam pengembangan kepemimpinan dan pengkaderan baik disekolah, instansi pemerintah maupun swasta.

Dengan demikian, ke depannya kita akan memiliki pemimpin pemimpin sejati yang akan membawa Indonesia ke Generasi Emas. 2045 tinggal sebentar, ayo segera terapkan!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

JE
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.