pentingnya sarapan yang tepat untuk diet sehat - News | Good News From Indonesia 2024

Pentingnya Sarapan yang Tepat untuk Diet Sehat

Pentingnya Sarapan yang Tepat untuk Diet Sehat
images info

Banyak orang yang meremehkan pentingnya sarapan. Padahal ada banyak manfaat sarapan yang sangat baik untuk tubuh. Terkadang orang melewatkan sarapan karena sibuknya aktivitas di pagi hari seperti berangkat bekerja atau sekolah sehingga tidak ada waktu. Untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya sarapan, GNFI rangkum beberapa manfaat sarapan sebelum beraktivitas.

Sarapan menjadi Sumber Energi Memulai Hari

Sarapan dapat didefinisikan sebagai makan pagi yang penting bagi setiap orang untuk mengawali aktivitas. Umumnya, sarapan dilakukan pada rentang waktu antara pukul 06.00—09.00.

Sarapan yang baik adalah sarapan yang terdiri dari menu gizi seimbang. Pada menu makan, tersedia sumber karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin. Oleh karena itu, sebaiknya mengonsumsi makanan yang beragam.

Untuk jumlah kalori, Kawan GNFI bisa menyesuaikannya dengan kebutuhan tubuh. Karena masing-masing individu mempunyai kebutuhan yang berbeda.

Untuk yang sedang menjalankan program diet penurunan berat badan tidak perlu khawatir. Sarapan tidak akan membuat berat badan naik selama asupan energi yang masuk ke dalam tubuh tidak surplus alias berlebihan.

Menikmati Sarapan Pagi Para Meneer Belanda di Bandung, Mulai dari Roti Berubah ke Nasi

Konsentrasi Akan Meningkat Jika Sarapan

Otak manusia juga memerlukan asupan karena darah yang mengangkut oksigen membutuhkan energi dan zat gizi untuk proses metabolisme. Sarapan akan membuat otak lebih fresh apabila porsinya tepat. Sebab, kebanyakan orang beranggapan mengatakan setelah makan menyebabkan kantuk.

Namun, hal ini bisa dihindari jika asupan makanan yang masuk sudah sesuai. Kawan harus memperhatikan kualitas dan kuantitas makanan. Jangan hanya asal makan karena tubuh kita juga berhak mengonsumsi makanan sehat dan bergizi.

Kecenderungan orang yang tidak sarapan akan membeli makanan di luar yang tidak dapat dipastikan mutu dan kebersihannya. Sehingga lebih baik untuk sarapan di rumah dan membuat makanan yang bergizi seimbang.

Bagi yang menjalani program diet, bisa memodifikasi makanan dengan memperhatikan jumlah minyak, garam, dan gula. Hal ini tentu berpengaruh pada kesehatan dan manajemen berat badan.

Baik untuk Kesehatan Lambung

Ada banyak orang yang tidak mengatur jadwal dan porsi makan terkena penyakit lambung, seperti maag dan GERD. Dikutip dari jurnal penelitian oleh Ajjah et.al (2020) ada hubungan antara pola makan dengan terjadinya GERD, seperti adanya ketidakteraturan makan, frekuensi makan, kebiasaan tidur yang tidak baik setelah makan, dan jenis-jenis makanan yang dikonsumsi.

Sarapan sebaiknya menjadi sebuah kebiasaan karena dapat membentuk pola makan yang baik. Kawan GNFI jangan malas untuk sarapan, ya. Karena penyakit lambung jika sudah menjadi kronis perlu perawatan yang sifatnya berkelanjutan.

Menjalani Ritus Sarapan Pagi dengan Coto Ketika Berada di Makassar

Meminimalisir Keinginan Jajan

Salah satu manfaat sarapan yaitu menurunkan hasrat ingin membeli jajan. Ini sangat baik untuk kesehatan dan keuangan. Perubahan gaya hidup yang menjadikan banyak masyarakat semakin konsumtif karena mudahnya akses untuk membeli makanan.

Ini menjadi salah satu faktor meningkatnya penderita obesitas dan penyakit tidak menular. Makanan yang dijual kebanyakan tinggi gula, tinggi garam, tinggi lemak trans, dan rendah serat. Apabila setiap hari mengonsumsi makanan yang tidak sehat ini. Tidak menjadi hal yang mengejutkan.

Apabila berat badan menjadi bertambah dan gagal menjalankan pola hidup sehat. Ini tentu perlu diperhatikan bagi semua orang. Sarapan ternyata tidak hanya sekedar makan pagi untuk mengisi perut.

Namun, punya banyak manfaat yang akan dirasakan untuk ke depannya. Jangan pernah meremehkan sarapan.

Semoga Kawan GNFI bisa membiasakan diri untuk sarapan pagi. Jangan lewatkan sarapan karena tubuh kita memerlukan energi untuk awali hari!

Menu Sarapan Orang Indonesia adalah Nasi Goreng, Setuju?

Referensi:

Ajjah et. al. 2020. Hubungan Pola Makan dengan Terjadinya Gastroesophageal Reflux Disease (Gerd). Journal of Nutrition College. 9 (3) : 174-176.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NI
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.