Apakah Kawan pernah mendengar kisah dari legenda Si Kulup dan Pulau Kapal sebelumnya? Legenda ini merupakan salah satu cerita rakyat yang beredar di masyarakat Bangka Belitung.
Bagaimana kisah lengkap dari legenda Si Kulup dan Pulau Kapal tersebut?
Legenda Si Kulup dan Pulau Kapal
Dikutip dari buku 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi, dulunya di daerah Bangka Belitung hidup seorang pemuda yang bernama Si Kulup. Dirinya hidup dan tinggal bersama kedua orang tuanya.
Si Kulup beserta orang tuanya hidup di taraf kemiskinan. Ayah Si Kulup mesti membanting tulang untuk menghidupi keluarga kecilnya tersebut.
Pada suatu hari, Ayah Si Kulup pergi ke hutan bambu yang berada tidak jauh dari kediamannya. Sesampainya di sana, Ayah Si Kulup ternyata menemukan sebuah tongkat yang memiliki berbagai macam hiasan, mulai dari batu delima, permata, dan lainnya.
Melihat hal tersebut, Ayah Si Kulup pun membawa pulang tongkat tersebut ke rumah. Sesampainya di rumah, Ayah Si Kulup pun memperlihatkan tongkat yang baru saja dia temukan di hutan bambu.
Setelah berunding dengan sang ibu dan Si Kulup, ayahnya akhirnya memutuskan untuk menjual tongkat tersebut. Ayahnya kemudian mengutus Si Kulup untuk pergi ke negeri seberang dan menjual tongkat tersebut.
Si Kulup pun mematuhi perintah yang diberikan oleh sang ayah. Akhirnya Si Kulup berangkat ke negeri seberang untuk menjual tongkat yang ditemukan oleh ayahnya tersebut.
Ternyata Si Kulup berhasil menjual tongkat tersebut dengan harga mahal. Hal ini mendadak mengubah hidup Si Kulup yang awalnya serba kekurangan menjadi kaya raya.
Akan tetapi, Si Kulup memutuskan untuk menetap di negeri tersebut dan tidak kembali pulang ke tempat orang tuanya. Di negeri ini dia bergaul dengan para saudagar kaya dan bangsawan lain yang ada di sana.
Bahkan Si Kulup menikah dengan salah satu putri saudagar kaya yang ada di negeri tersebut. Hal ini membuat Si Kulup berhasil hidup bergelimang harta dengan keluarga barunya.
Pada suatu hari, mertua Si Kulup menyuruh dirinya untuk berdagang ke negeri yang ada di sekitar wilayah tersebut. Si Kulup kemudian mempersiapkan kapal besar untuk memenuhi permintaan mertuanya tersebut.
Kapal ini diisi dengan berbagai harta benda yang akan dijual oleh Si Kulup. Selain itu, berbagai macam hewan juga ikut dibawa Si Kulup dalam perjalanan tersebut.
Akhirnya kapal tersebut berangkat pada waktu yang sudah ditentukan. Si Kulup ikut membawa istrinya dan awak kapal lainnya untuk ikut berlayar bersama dirinya.
Selang beberapa saat, kapal Si Kulup kemudian bersandar di Sungai Cecuruk yang tidak jauh dari kampung halamannya. Kedatangan kapal Si Kulup ini tentu membuat gempar masyarakat yang ada di kampung halamannya tersebut.
Kabar kedatangan Si Kulup ini juga sampai ke telinga ayah dan ibunya. Akhirnya kedua orang tua ini langsung menuju ke kapal Si Kulup untuk menemui anak yang sudah lama tidak pulang.
Sesampainya di kapal, kedua orang tua ini langsung memanggil Si Kulup dan hendak memeluknya. Namun Si Kulup merasa malu dengan kehadiran orang tuanya tersebut.
Dia merasa malu karena orang tuanya memakai pakaian yang compang camping dan tidak layak. Dirinya tidak ingin awak kapal serta istrinya mengetahui asal usulnya yang berasal dari keluarga miskin.
Akhirnya Si Kulup membentak dan mengusir kedua orang tuanya tersebut. Si Kulup berkata bahwa tidak mungkin dia memiliki orang tua yang miskin seperti mereka.
Perkataan Si Kulup ini melukai hati kedua orang tuanya, khususnya sang ibu. Dengan berat hati, mereka meninggalkan kapal tersebut karena diusir oleh anaknya sendiri.
Melihat perlakuan tersebut, ibu Si Kulup langsung berdoa kepada Yang Maha Kuasa. Dirinya berdoa jika benar saudagar kaya yang ada di kapal tersebut adalah Si Kulup, maka berikanlah azab kepada mereka.
Tidak lama kemudian, kapal Si Kulup kembali berlayar dan melanjutkan perjalanan. Baru beberapa saat kapal berlayar, gelombang besar tiba-tiba muncul di hadapannya.
Kapal Si Kulup akhirnya karam akibat gelombang besar tersebut. Seluruh harta benda, awak kapal, hingga Si Kulup beserta istrinya ikut tenggelam akibat kejadian tersebut.
Beberapa hari kemudian, muncul sebuah pulau yang menyerupai kapal di daerah tersebut. Masyarakat setempat meyakini pulau tersebut merupakan jelmaan dari kapal Si Kulup yang karam.
Oleh sebab itu, masyarakat setempat menamakan daerah tersebut dengan nama Pulau Kapal, sesuai dengan legenda yang beredar di wilayah tersebut.
Sumber:
- Reza, Marina Asril. 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi. Visimedia, 2010.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News