Asal-usul nama Madiun disebut-sebut berasal dari cerita Ki Ageng Ronggo atau Panembahan Timur.
Ketika membuka hutan untuk dijadikan pusat pemerintahan, diketahui ia sering diikuti oleh hantu yang berayun-ayun.
Selain itu, ada juga penjelasan lain yang mengaitkan nama Madiun dengan keris bernama Kiai Tundhung Medhiun yang dimiliki oleh Ki Ageng Ronggo.
Baca Juga: Sejarah Singkat Madiun Hingga Dijuluki sebagai Kabupaten Kereta Api
Mengenal Ki Ageng Ronggo
Ki Ageng Ronggo, atau dikenal sebagai Ki Panembahan Ronggo Jumeno, merupakan tokoh penting dalam sejarah Madiun yang dikenal sebagai perintis wilayah tersebut.
Ia memainkan peran utama dalam proses "Babat Tanah Madiun," sebuah upaya pembukaan dan penguasaan wilayah yang dulunya dikenal sebagai Wanaasri.
Selama masa pemerintahan Kesultanan Mataram, Ki Ageng Ronggo diangkat menjadi pemimpin Madiun dan bertugas meredam konflik serta pemberontakan, termasuk di daerah Sawo Ponorogo.
Dalam proses Babat Tanah Madiun, ia menghadapi berbagai tantangan, termasuk gangguan dari makhluk halus, yang kemudian menjadi bagian dari cerita rakyat terkait asal-usul nama Madiun.
Nama tersebut diyakini berasal dari kata "medi" yang berarti hantu, dan "ayun-ayun" yang berarti berayunan, yang kemudian berubah menjadi "Mediyun" dan akhirnya menjadi "Madiun" dalam bahasa Indonesia. Hal ini mencerminkan pengalaman Ki Ageng Ronggo saat membuka tanah tersebut.
Cerita ini menjadi bagian dari folklor yang mengisahkan asal-usul nama Madiun, yang juga dikaitkan dengan keris milik Ronggo Jumeno bernama Tundhung Medhiun.
Madiun sendiri memiliki sejarah panjang sebagai wilayah penting di bawah kekuasaan Kesultanan Mataram dan dikenal sebagai tempat pertemuan para pemberontak pada masa itu.
Warisannya sebagai tokoh yang memberikan dampak positif bagi masyarakat Madiun masih terlihat hingga kini, dengan peninggalan seperti makamnya di Kelurahan Kuncen dan berbagai artefak bersejarah lainnya.
Ki Ageng Ronggo juga merupakan leluhur dari beberapa tokoh penting, termasuk Ali Basah Sentot Prawirodirdjo, yang terlibat dalam Perang Diponegoro.
Baca Juga: Mengenal Madiun sebagai Kota Pendekar, Apa Artinya?
Peninggalan Sejarah
Peninggalan sejarah "Babat Tanah Madiun" terdiri dari berbagai situs dan artefak yang menggambarkan perjalanan panjang budaya serta sejarah Madiun.
Salah satu peninggalan penting adalah Makam Ki Ageng Ronggo Jumeno, yang terletak di Kelurahan Kuncen, menjadi tempat peristirahatan tokoh penting dalam sejarah pembentukan Madiun.
Selain itu, terdapat Masjid Nur Hidayatullah, masjid tertua di Madiun yang tidak hanya memiliki nilai sejarah yang tinggi. Namun, juga dikelilingi oleh artefak-artefak kuno.
Sendang Keramat, sebuah pemandian yang dianggap sakral, menjadi bagian dari tradisi dan kepercayaan masyarakat lokal yang tetap dijaga hingga kini.
Monumen Kresek, yang didirikan untuk mengenang peristiwa pemberontakan PKI tahun 1948, menandai peran penting Madiun dalam sejarah politik Indonesia.
Di berbagai situs, ditemukan juga beragam artefak bersejarah yang memberikan gambaran mengenai kehidupan masyarakat Madiun di masa lalu, menambah kekayaan wawasan budaya daerah ini.
Baca juga: Bukan Portugis, Arsitek Taman Sari Yogyakarta Ternyata Berasal dari Madiun
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News