Viral di media sosial, orang yang diduga maling ditemukan tewas dengan kondisi terjepit pintu di bekas Gedung SMAN 1 Mihing Raya, Dusun Tuyun, Kecamatan Mihing Raya, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah.
Di tengah viralnya video tersebut warganet dibuat salfok dengan gambar berbentuk huruf Arab yang ada di tembok sekolah tersebut. Gambar tersebut ternyata adalah lam jalalah yang dipercaya sebagai simbol tolak bala orang Banjar.
Sejarah Hari Ini (24 September 1526) - Sultan Suriansyah, Raja Banjar Pertama yang Peluk Islam
Dimuat dari akun Kesultanan Banjar, lam jalalah memang diambil dari huruf Alquran. Lam jalalah atau huruf lam kembar dalam tulisan Allah diyakini mengandung makna la haula wala quwwata illa billah atau tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah.
“Para tetua Banjar mengambil intisari dari kalimat tersebut yang berarti segala hal yang buruk atau jahat, tidak akan dapat mengganggu urang Banjar selama dalam kekuatan dan perlindungan Allah,” jelas akun tersebut.
Simbol kerajaan
Tidak hanya di masyarakat, Kesultanan Banjar juga menggunakan simbol ini sebagai perlindungan untuk rajanya. Hal ini bisa dilihat dari pakaian adat dari Kesultanan Banjar selama ini.
Misalnya bagian-bagian dari kostum raja kambing sakaki ada delapan yaitu laung tutup, baju raja, baju miskat, kuas, sabuk, tapih, selawar pidandang dan salop. Lam jalalah bisa ditemukan dalam laung.
Sejarah Hari Ini (26 Juni 1835) - Barnstein, Penginjil Pertama di Kalimantan
“Lam jalalah karena bentuk simpulnya seperti huruf hijaiyah seperti “y”, huruf tersebut juga terdapat pada lafadz Allah dalam tulisan Arab,” tulis Nida Arifah dan kawan-kawan dalam Makna Kostum Raja Kambang Sakaki Karya Abdullah SP dalam Mamanda Kalimantan Selatan.
Nida mengatakan simbol itu memiliki makna tolak bala yang merupakan sebuah doa agar kerajaan yang dipimpinnya jauh dari bala atau malapetaka misalnya musibah banjir, kemarau panjang atau bencana lainnya.
Ada diproses bangun rumah
Karena terikatnya simbol ini bagi orang Banjar, menggambar lam jalalah juga muncul saat proses membangun rumah. Bagi orang Banjar, proses membangun rumah tidak bisa main-main.
Orang Banjar biasanya membangun rumah pada hari baik seperti bulan Muharram, bulan Rabiul Awal, bulan Rajab, bulan Ramadan, atau bulan Zulhijjah. Sebelum rumah itu didirikan, tetangga dan beberapa ulama diundang untuk mendoakan rumah tersebut.
7 Rumah Adat Kalimantan yang Menarik, Ada Memiliki Panjang 150 Meter
Pemasangan kelima tiang utama biasanya dilakukan pada tengah malam atau Subuh. Pada momen itu para ulama atau pemuka agama akan menggambar tulisan lam jalalah di salah satu tiang rumah.
“Dengan cara berurutan pendirian kelima tiang itu terjadilah suatu gambaran garis seperti tulisan Arab lam jalalah,” jelas Drs Syamsiar Seman dalam Rumah Adat Banjar.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News