Ngawi menjadi produsen gabah terbesar di Indonesia berkat berbagai faktor yang saling berhubungan, seperti lokasi geografis yang strategis, penerapan program pertanian ramah lingkungan, penggunaan pupuk organik buatan sendiri, produktivitas sawah yang tinggi, dukungan pemerintah, dan keberhasilan mencapai surplus gabah yang signifikan.
Letaknya yang subur di Jawa Timur, dekat Gunung Lawu dan diapit oleh dua sungai besar, memungkinkan pertanian yang optimal. Program ramah lingkungan yang mengurangi pupuk kimia dan meningkatkan pupuk organik terbukti meningkatkan kualitas dan hasil beras.
Dengan lahan yang mampu ditanami tiga kali setahun serta dukungan kebijakan pemerintah yang mempromosikan pertanian organik, Ngawi telah mencapai surplus produksi gabah sebesar 906.817 ton sejak 2021.
Petani di Ngawi memainkan peran kunci dalam meningkatkan produksi gabah melalui berbagai strategi efektif. Mereka mengurangi penggunaan pupuk kimia dan beralih ke pupuk organik yang dibuat sendiri dari sisa makanan, kotoran unggas dan ternak, serta dedaunan. Pendekatan ini tidak hanya menghemat biaya tetapi juga meningkatkan kualitas beras dan mengurangi dampak lingkungan.
Selain itu, petani di Ngawi menerapkan metode pertanian ramah lingkungan yang berkelanjutan, seperti menggunakan burung hantu untuk mengendalikan hama, menggantikan penggunaan listrik untuk pembasmi hama.
Sektor Pertanian Sebagai Sumber Pendapatan Utama Warga Desa Sukowiyono, Padas, Ngawi
Kolaborasi yang solid antara petani, penyuluh pertanian, pemerintah kabupaten, dan pihak terkait lainnya juga berperan penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Semangat kerja sama ini membantu meningkatkan kesadaran dan keterampilan petani dalam pengelolaan lahan. Di samping itu, sawah di Ngawi mampu ditanami padi hingga tiga kali setahun, yang memastikan tidak ada waktu kosong dan memaksimalkan produksi gabah.
Inovasi yang dikembangkan oleh petani, terutama dalam penggunaan pupuk organik dan pelestarian alam, juga berkontribusi pada peningkatan produktivitas padi dan kualitas beras. Dukungan dari pemerintah, termasuk bantuan benih, alat mesin pertanian, dan sosialisasi untuk mengatasi masalah musiman, semakin memperkuat pencapaian ini. Kombinasi strategi-strategi ini telah memungkinkan petani di Ngawi mencapai salah satu tingkat produksi gabah tertinggi di Indonesia.
Apa Itu Gabah?
Gabah adalah bulir padi yang telah dipisahkan dari tangkainya dan masih memiliki kulit. Secara biologis, gabah adalah buah padi yang berbentuk bulir atau caryopsis, sehingga sulit untuk memisahkan bagian buah dari biji.
Dalam perdagangan, gabah memainkan peran krusial sebagai tahap awal pengolahan padi sebelum dikonsumsi, karena padi dalam jumlah besar biasanya diperdagangkan dalam bentuk gabah. Pemerintah Indonesia juga mengatur harga gabah untuk membedakan kualitasnya, menggunakan istilah seperti Gabah Kering Panen (GKP), Gabah Kering Simpan (GKS), dan Gabah Kering Giling (GKG).
Gabah memainkan beberapa peran penting dalam pengolahan dan penyimpanan padi. Sebagai tahap awal yang krusial dalam proses sebelum padi dikonsumsi, gabah menjadi komoditas utama dalam perdagangan padi dalam jumlah besar, menjadikannya elemen esensial dalam industri padi.
Pemerintah Indonesia juga menetapkan regulasi harga gabah berdasarkan kualitasnya, dengan istilah-istilah khusus seperti Gabah Kering Panen (GKP), Gabah Kering Simpan (GKS), dan Gabah Kering Giling (GKG) yang digunakan untuk menentukan harga sesuai dengan kualitas gabah tersebut.
Pemanasan Meriam Tercanggih Indonesia: Jalan-jalan Keliling Ngawi
Dalam hal penyimpanan, karung gabah berfungsi untuk mengumpulkan dan melindungi gabah dari kerusakan, serangga, kelembaban, dan elemen lingkungan yang dapat merusaknya, sehingga menjaga kualitas hasil panen dan mengurangi kerugian. Selain itu, sekam yang membungkus gabah bertindak sebagai perisai alami yang melindungi biji padi dari kerusakan, serangan serangga, dan jamur, memastikan bahwa gabah tetap dalam kondisi baik selama penyimpanan.
Dengan peran-peran ini, gabah tidak hanya menjadi komoditas utama dalam industri padi tetapi juga berfungsi penting dalam menjaga kualitas dan mengurangi kerugian selama proses penyimpanan.
Beberapa Cara Warga Ngawi dalam Mengekspor Gabah
Ngawi menggunakan berbagai strategi untuk mengembangkan produksi gabah dan mengekspornya secara efektif. Pertama, petani di Ngawi telah mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dengan beralih ke pupuk organik yang mereka buat sendiri dari sisa makanan, kotoran unggas dan ternak, serta dedaunan.
Strategi ini tidak hanya mengurangi biaya, tetapi juga meningkatkan kualitas beras dan mengurangi dampak lingkungan dari penggunaan pupuk kimia.
Selanjutnya, Ngawi menerapkan metode pertanian ramah lingkungan yang berkelanjutan. Metode ini termasuk penggunaan teknik pengelolaan lahan yang efektif dan ramah lingkungan, seperti memanfaatkan burung hantu untuk mengendalikan hama, sebagai pengganti penggunaan listrik untuk pembasmi hama. Pendekatan ini telah terbukti meningkatkan produktivitas padi secara signifikan.
Tradisi Mantu Bubak Dalam Masyarakat Kabupaten Ngawi, Bukti Cinta Orangtua Pada Sang Anak
Kolaborasi yang erat antara petani, penyuluh pertanian, pemerintah kabupaten, dan pihak-pihak terkait lainnya juga berkontribusi pada kesuksesan produktivitas pertanian di Ngawi. Kerja sama ini meningkatkan kesadaran dan keterampilan petani dalam pengelolaan lahan, yang mendukung pencapaian hasil yang lebih baik.
Kementerian Pertanian turut berperan dengan memfasilitasi pembentukan klaster kawasan korporasi padi di daerah penghasil utama seperti Ngawi. Dengan adanya unit-unit pendukung seperti penggilingan padi, penangkaran benih, dan Unit Pengelolaan Jasa Alat-alat Produksi Pertanian (UPJA), Ngawi memanfaatkan luas baku lahan yang besar untuk mengembangkan produksi padi.
Sebagian besar gabah dari Ngawi diserap oleh produsen beras besar seperti PT Wilmar Padi Indonesia, PT Surya Pangan Semesta, dan PT Daya Tani Sembada. Selain itu, gabah dari Ngawi juga dipasok dari kabupaten sekitar seperti Magetan, Madiun, Sragen, dan Grobogan, menunjukkan potensi besar Ngawi dalam mengekspor gabah ke perusahaan besar di industri beras nasional.
Sumber:
tanamanpangan.pertanian.go.id
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News