candi boyolangu di boyolangu tulungagung diduga persemayaman gayatri nenek raja hayam wuruk - News | Good News From Indonesia 2024

Candi Boyolangu di Boyolangu, Tulungagung: Diduga Persemayaman Gayatri, Nenek Raja Hayam Wuruk

Candi Boyolangu di Boyolangu, Tulungagung: Diduga Persemayaman Gayatri, Nenek Raja Hayam Wuruk
images info

Candi Boyolangu, atau yang juga dikenal sebagai Candi Gayatri, adalah sebuah arca batu berbentuk seorang bodhisattwa wanita, atau buddha wanita, yang diduga merupakan perwujudan dari Gayatri. Penduduk sekitar juga menamai candi ini sebagai Punden Gilang.

Dilansir dari Kompas.com, candi ini merupakan peninggalan sejarah kerajaan Majapahit dari pemerintahan Prabu Hayam Wuruk, raja Majapahit preiode 1350-1389. Gayatri atau Dewi Gayatri sendiri adalah salah satu istri Raden Wijaya, pendiri kerajaan Majapahit dan juga nenek dari Prabu Hayam Wuruk. Tak hanya arca, ada pendapat bahwa candi ini juga merupakan tempat persemayaman abu jenazah Gayatri.

Siapa Gayatri?

Dyah Gayatri adalah salah satu dari keempat putri raja Kertanegara, penguasa terakhir kerajaan Singosari. Kitab Nagarakertagama menyebutkan bahwa keempat putri raja Kertanegara: Tribhuwana, Mahadewi, Jayendradewi, dan Gayatri, dinikahi oleh Raden Wijaya. Raden Wijaya juga menikahi seorang Melayu bernama Dara Petak alias Indreswari.

Dari kelima istrinya, hanya Dara Petak dan Gayatri yang melahirkan keturunan. Dara Petak melahirkan Jayanagara, sedangkan Gahatri melahirkan Tribhuwanatunggadewi dan Rajadewi. Nama Tribhuwanatunggadewi mungkin tidak asing di telinga kawan, karena beliaulah yang menjadi ibu dari raja-raja Majapahit selanjutnya, termasuk Prabu Hayam Wuruk. 

Sepeninggal suami dan anak tirinya, Jayanagara, sebagai sesepuh keluarga kerajaan yang masih hidup, Gayatri berhak atas tahta Majapahit. Tetapi, saat itu ia telah mengundurkan diri dari kehidupan duniawi dan menjadi Bhiksuni alias pendeta Buddha wanita. Akhirnya, ia meminta kepada putrinya, Tribhuwanatunggadewi, untuk mewakilinya naik tahta. 

Tidak diketahui secara pasti kapan Gayatri meninggal. Berdasarkan tahun wafatnya yang terjadi 57 setelah berdirinya Majapahit, maka berarti Gayatri meninggal pada usia yang cukup tua. 

Sejarah Penemuan 

Menurut kutipan Kabar Tulungagung, Candi Boyolangu ditemukan oleh para ahli pada tahun 1914. Para ahli tersebut diantaranya NJ Krom (1915 dan 1923), PV Stein Callenfels (1916), dan Haase (1916). 

Ketika candi ini ditemukan, kondisinya sudah tidak lagi utuh. Yang tersisa dari bangunannya adalah tiga struktur bata bertingkat berbentuk persegi, dengan arca berukuran besar di atasnya. Di bagian paling atas struktur, terdapat patung wanita dengan posisi duduk diatas padmasanan alias singgasana yang berhias daun teratai. Kabar Tulungagung menyebut bahwa sikap tangan patung tersebut adalah Dharmacakramurda atau mengajar. 

Angka tahun pada kedua umpak alias batu penyangga di candi ini menyebutkan bahwa Candi Boyolangu dibangun pada zaman Majapahit, tepatnya di masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk. Adapun sifat, nama, serta tempat bangunan pernah disebut dalam Kitab Negarakertagama karangan Mpu Prapanca yang menyebutkan bahwa di Boyolangu terdapat bangunan Budha suci bernama Prajnaparamithapuri.

Kitab ini juga menyebutkan bahwa Prabu Hayam Wuruk telah melakukan upacara Srada yang bertujuan untuk menghormati 12 tahun wafatnya Gayatri. 

Lokasi Candi Boyolangu

Candi Boyolangu, seperti namanya, terletak di Kecamatan Boyolangu. Lebih tepatnya di Dukuh Dadapan, Desa Boyolangu. Seperti layaknya bangunan kuno, Candi Boyolangu juga digunakan sebagai tempat pemujaan.

Selain itu, juga sebagai tempat manifestasi alias perwujudan raja/penguasa yang telah meninggal dalam bentuk arca. Tidak jauh dari lokasi candi ini, terdapat pula reruntuhan sejarah lain yakni Candi Sanggrahan, yang dipercaya sebagai tempat persinggahan para rombongan Prabu Hayam Wuruk saat menuju ke Candi Boyolangu. 

Arca-arca dalam Candi Boyolangu

Selain arca utama berbentuk Budha wanita, mengutip dari Jatim Times, terdapat arca lain di candi yang berada diatas lahan 945 meter persegi ini. Yakni arca Nandi, arca Dwarapala, dan arca Mahisasura Nandini. Terdapat pula arca Ganesha dan patung Jalawadra di sebelah selatan candi. 

Salah satu misteri yang menjadi daya tarik saat berkunjung ke Candi Boyolangu ini adalah arca Gayatri yang buntung alias tanpa kepala. Entah kepala arca tersebut hilang saat ditemukan atau memang arca tersebut sengaja dibangun tanpa kepala. 

Meskipun hanya berupa komplek candi sederhana jika dibandingkan candi lain di Indonesia seperti Borobudur atau Penataran, Candi Boyolangu atau Candi Gayatri ini tetap sarat akan sejarah dan budaya. Sebagai bentuk pelestarian budaya, Candi Boyolangu ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Bupati Tulungagung secara resmi pada tahun 2019. 

Jika kawan yang suka sejarah dan budaya berkesempatan mampir ke Tulungagung, silahkan datang dan menilik sendiri salah satu serpihan kecil peninggalan sejarah kerajaan terbesar di Indonesia ini. 

Sumber: 

https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Gayatri 

https://id.wikipedia.org/wiki/Gayatri_(Rajapatni) 

https://jatimtimes.com/baca/305374/20240205/154100/sisi-menarik-candi-gayatri-di-boyolangu-tulungagung 

https://kabar.tulungagung.go.id/candi-boyolangu/ 

https://www.kompas.com/stori/read/2023/02/27/100000379/candi-boyolangu-persemayaman-gayatri?page=1 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel inisepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

KM
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.