Kabar membanggakan datang dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas). Bibliotek tertinggi di dunia ini berhasil menggondol penghargaan UNESCO, Jikji Memory of the World (MoW) Prize.
Tahun ini, Jikji Memory of the World sudah memasuki edisi ke-10. Menariknya, Indonesia menjadi negara Asia Tenggara kedua yang berhasil meraih penghargaan bergengsi ini setelah Malaysia pada tahun 2009 silam.
Jikji Memory of the World merupakan sebuah penghargaan yang diberikan oleh UNESCO, sebuah organisasi yang bergerak di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan milik PBB, yang diberikan kepada individu, institusi, atau lembaga swadaya masyarakat negara anggota.
Mereka yang berhak mendapatkan penghargaan Jikji adalah anggota yang mampu secara aktif memberikan kontribusi signifikan terhadap upaya pelestarian dan perluasan akses warisan dokumenter, termasuk naskah kuno.
Komitmen Perpusnas mengarusutamakan naskah Nusantara
Perpusnas berhasil mengalahkan 49 nominator dari 49 negara. Kemenangan Perpusnas menandakan bukti nyata kontribusi Perpusnas dalam upaya melestarikan dan memperluas akses naskah Nusantara.
Perpustakaan yang terletak di Jakarta Pusat ini berhasil melaksanakan program ekstensif dalam penyelamatan dan peningkatan akses warisan dokumenter selama dua dekade terakhir.
Hal tersebut dilakukan sejak lahirnya Undang-Undang No.43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, yang meliputi beragam kegiatan, yaitu advokasi, inventarisasi, akuisisi, preservasi, digitalisasi, peningkatan kapasitas SDM, sampai kajian dan diseminasi naskah Nusantara untuk berbagai kalangan.
Plt. Kepala Perpunas, E. Aminuddin Aziz menyebut, pemberian anugerah Jikji merupakan sebuah kehormatan besar bagi Indonesia.
“Penghargaan ini merupakan kehormatan besar bagi kami, karena pekerjaan yang telah kami lakukan selama beberapa tahun terakhir dalam mengumpulkan, melestarikan, mengonservasi, dan menghadirkan warisan di Indonesia, diakui sebagai tak ternilai dan layak diapresiasi oleh UNESCO dan Kota Cheongju melalui penghargaan ini," ujarnya.
Saat ini Perpusnas tengah menyusun grand design baru untuk beberapa tahun ke depan. Program ini memprioritaskan naskah Nusantara sebagai fokus utama.
Baca juga: Perpustakaan Nasional Indonesia Gandeng Dua Perpustakaan Rusia untuk Kerja Sama
Perluas jejaring global
Sejauh ini, Perpustakaan Nasional Indonesia sudah berhasil membangun jaringan global dengan perpustakaan asal Inggris, Jerman, Prancis, Belanda, Rusia, Arab Saudi, dan Mesir.
Naskah Nusantara milik Indonesia juga menjadi koleksi perpustakaan internasional atau kolektor naskah pribadi di luar negeri.
Luar biasanya, hingga tahun 2023, Perpusnas telah menghasilkan 710 buku yang berbasis naskah Nusantara, baik berupa alih aksara, alih bahasa, kajian, dan sanduran.
Selain itu, pada tahun 2024, Perpusnas juga akan menerbitkan 100 buku seri komik berbasis naskah. Dengan kerja dan dedikasi Perpusnas ini, dewan juri internasional memberikan rekomendasi dan pengakuan atas dedikasi Perpusnas demi pelestarian naskah kuno.
Negara ke-10 yang menangkan Jikji Memory of the World Prize
Penghargaan Jikji awalnya dibuat untuk memperingati pencantuman Buljo Jikji Simchae Yojeol, sebuah karya Korea yang dicetak dengan huruf logam yang dapat dipindahkan.
Hingga tahun 2024, terdapat 10 lembaga di dunia yang berhasil mendapatkan Jikji Memory of the World, di antaranya:
2005 – National Library of the Czech Republic
2007 – Phonogrammarchiv, Austrian Academy of Sciences
2009 – National Archives of Malaysia
2011 – National Archives of Australia
2013 – Apoyo al Desarrollo de Archivos y Bibliotecas (ADABI) (Mexico)
2016 – Iberarchivos Programme for the Development of Ibero-Ameran Archives
2018 – SAVAMA DCI (Mali)
2020 – Tuol Sleng Genocide Museum (Cambodia)
2022 – The American University in Cairo
2024 – National Library of Indonesia
Baca juga: Tumbuhkan Budaya Baca, Perpusnas Bangun 10 Ribu Perpustakaan Desa
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News