Suku Betawi menjadi salah satu suku yang mempunyai ragam jenis makanan yang sangat lezat. Suku Betawi merupakan suku asli di Jakarta, mayoritas suku ini mendiami wilayah Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek).
Berbicara tentang makanan Betawi, suku ini mempunyai kuliner khas seperti soto Betawi, nasi uduk, gado-gado, hingga kerak telor yang sering ditemukan di sekitar Jakarta.
Jika Kawan tinggal di Jakarta, pasti sudah tak asing lagi dengan kerak telor. Biasanya penjual makanan khas Betawi ini bisa Kawan temukan saat sedang ada perhelatan Pekan Raya Jakarta atau Jakarta Fair yang diadakan setiap tahunnya di JIEXPO Kemayoran.
Penjual kerak telor biasanya membawa gerobak yang hanya bisa diangkat, bahkan tak ada gerobak kerak telor yang didorong.
Kerak telor terbuat dari bahan yang bisa dibilang banyak rempah-rempah. Makanan khas Betawi ini bahan dasarnya adalah beras ketan, kelapa, dan telur (telur ayam atau bebek).
Bahan lainnya untuk membuat kerak telor jadi lebih medok yaitu bawang, udang kering, kencur, jahe, dan merica. Di atasnya akan ditaburi dengan serundeng kelapa sebagai topping yang membuat kerak telor semakin gurih dan crispy.
Sehingga kerak telor punya cita rasa asin, manis, serta gurih menjadi satu.
Berikut ulasan salah satu makanan khas Betawi yang menggugah selera, kerak telor!
Baca juga: Kerak Telor, Makanan Khas Betawi yang Sarat akan Nilai Budaya
Sejarah Kerak Telor
Kerak telor sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dahulu. Pada saat itu, masyarakat Betawi di daerah Jakarta Pusat, Menteng, coba-coba untuk mengganti makanan yang biasa mereka masak, yaitu telur dicampur mie, menjadi telur dicampur beras ketan.
Hasil coba-coba masyarakat Betawi di Menteng ini juga mengandalkan bahan yang mudah ditemukan, pada saat itu bahan seperti kelapa bisa sangat mudah ditemukan dan melimpah. Sehingga tercipta lah kerak telor, yang dahulu makanan ini diperuntukkan kalangan atas.
Setelah zaman penjajahan berakhir, pada tahun 1970-an masyarakat Betawi di Jakarta mulai menjual kerak telor di pinggir jalanan Jakarta. Seperti di pinggir jalanan Monas, Kemayoran, hingga sekarang menjadi makanan khas Betawi yang bisa dinikmati oleh semua kalangan.
Kini, kerak telor menjadi salah satu daya tarik wisatawan lokal maupun asing. Rasanya yang nikmat dengan taburan bawang goreng, dijamin membuat Kawan ingin mencicipi lagi.
Kawan bisa menemukan penjual kerak telor di berbagai daerah Jakarta seperti Kemayoran, Monas, Ragunan, Kota Tua, dan festival-festival kuliner nusantara yang pasti ada makanan khas Betawi yang satu ini.
Baca juga: Kerak Telor, Omelet Khas Orang Betawi
Uniknya proses pembuatan Kerak Telor
Untuk menghasilkan kerak telor yang lebih autentik, biasanya penjual kerak telor menggunakan arang sebagai bahan bakar saat memasak. Karena api arang akan memberikan aroma khas yang membuat kerak telor semakin lezat.
Tungku yang digunakan untuk memasak kerak telor adalah Anglo. Anglo merupakan tungku yang berfungsi seperti kompor, yang terbuat dari terakota atau tanah liat.
Anglo adalah tungku dengan fungsi seperti kompor yang terbuat dari terakota
(tanah liat).
Selain itu, pembuatan kerak telor dilanjutkan dengan memasukkan telur serta bumbu-bumbu, kemudian diaduk hingga merata.
Uniknya dari pembuatan kerak telor yaitu cara memasak agar makanan ini matang secara merata biasanya penjual akan membolak-balikkan wajannya. Ini menjadi salah satu daya tarik makanan khas Betawi ini, sehingga banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang ingin melihat aksi penjual kerak telor yang unik ini.
Baca juga: Kerak Telor Jajanan dari Jakarta yang Lezat
Selain kerak telor, tentunya masih banyak makanan khas Betawi yang mempunyai sejarah menarik serta rasanya yang enak.
Kawan bisa coba untuk menengok beberapa makanan khas Betawi yang pastinya tak kalah enak dengan kerak telor. Kawan bisa mengunjungi tempat-tempat seperti Monas, Kota Tua, PRJ, dan festival kuliner di Jakarta untuk mencoba lebih banyak kuliner khas Betawi!
Sumber:
- Kerak Telor Makanan Khas DKI Jakarta, https://doi.org/10.5281/zenodo.7968930
- KERAK TELOR: KULINER KHAS IBU KOTA JAKARTA (BETAWI), https://journal.ubm.ac.id/index.php/ncci/article/download/1223/1052
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News