kerak telor makanan khas betawi yang sarat akan nilai budaya - News | Good News From Indonesia 2024

Kerak Telor, Makanan Khas Betawi yang Sarat akan Nilai Budaya

Kerak Telor, Makanan Khas Betawi yang Sarat akan Nilai Budaya
images info

Pekan Raya Jakarta atau PRJ kembali digelar pada tahun ini. Helatan yang juga dikenal dengan sebutan Jakarta Kemayoran Fair ini diadakan pada 12 Juni hingga 14 Juli 2024 mendatang.

Bicara soal acara yang diadakan untuk merayakan hari jadi Jakarta ini, tentu Kawan tidak bisa melewatkan salah satu jajanan khas Betawi, yakni kerak telor.

Kerak telor memang menjadi salah satu kuliner yang identik dengan helatan PRJ.

Terlebih penjaja kerak telor yang semakin sulit dijumpai pada saat ini membuat makanan yang satu ini cukup banyak diburu oleh para pengunjung yang hadir dalam helatan Pekan Raya Jakarta tersebut.

Namun tahukah Kawan bahwa kerak telor sebenarnya lebih dari sekedar makanan saja?

Terdapat nilai-nilai budaya yang bisa Kawan maknai dari makanan khas yang satu ini.

Apalagi kerak telor yang sudah eksis sejak puluhan tahun silam membuat makanan khas tersebut memiliki nilai lebih tersendiri jika dibandingkan dengan yang lainnya.

Kira-kira apa nilai budaya yang terkandung di dalam sebuah kerak telor?

Kerak Telor Jajanan dari Jakarta yang Lezat

Asal Usul Kerak Telor

Sebelum memahami makna dari kerak telor, Kawan mesti mengetahui terlebih dahulu asal usul dari makanan yang terbuat dari bahan dasar ketan, kelapa, udang kering, dan telur ini.

Tidak diketahui secara pasti kapan pertama kali makanan kerak telor ditemukan dan mulai dikonsumsi oleh masyarakat Betawi.

Akan tetapi, beberapa sumber meyakini bahwa makanan khas ini pertama kali ditemukan pada awal abad ke-20, tepatnya sekitar 1920-an.

Yudhiet Fajar Dewantara dalam artikelnya yang berjudul "Kerak telor: Kuliner Khas Ibu Kota Jakarta (Betawi)" juga menjabarkan bahwa kerak telor sudah mulai eksis sejak masa kolonial Belanda.

Bahkan, makanan khas yang kerap disebut sebagai omelette Betawi ini ditemukan secara tidak sengaja oleh sekelompok orang pada periode waktu tersebut.

Bahan baku kerak telor yang mudah ditemui di daerah yang dulunya bernama Batavia tersebut, seperti telur dan pohon kelapa menjadi cikal bakal ditemukannya makanan khas tersebut.

Meskipun ditemukan secara tidak sengaja, kerak telor tetap bisa eksis bahkan hingga saat ini.

Pelestarian makanan kerak telor ini tentu tidak lepas dari nilai-nilai budaya, khususnya yang ada di tengah kehidupan masyarakat Betawi.

Kerak Telor, Omelet Khas Orang Betawi

Nilai Budaya dalam Kerak Telor

Makanan merupakan salah satu elemen penting yang ada dalam sebuah kebudayaan yang berkembang di tengah masyarakat.

Sebuah budaya bisa dikenali oleh masyarakat lain lewat makanan khas yang ada di dalamnya.

Oleh sebab itu, makanan juga berperan penting dalam keberlangsungan sebuah budaya, tidak hanya sebagai bentuk pengenalan kepada khalayak umum, tetapi juga dalam hal pelestarian.

Hal serupa juga berlaku bagi kerak telor. Nama kerak telor dan budaya Betawi menjadi dua hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

Percampuran berbagai bahan dasar yang digunakan ketika membuat kerak telor secara tidak langsung menggambarkan kebudayaan Betawi yang banyak terpengaruh dari budaya lain yang juga berkembang di wilayah tersebut, seperti Arab, Cina, Sunda, dan lainnya.

Salah satu contoh percampuran ini bisa Kawan lihat dari dialek atau cara bicara masyarakat Betawi yang berbeda-beda pada setiap wilayah.

Penyerapan nilai-nilai asing ini membuat budaya Betawi mampu beradaptasi dengan lingkungan yang ada di sekitarnya dan diaplikasikan ke dalam praktik kebudayaannya sendiri.

Keberadaan kerak telor yang lebih dari sekedar makanan ini bahkan dibuktikan dengan ditetapkannya jajanan khas Betawi tersebut sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda pada 2014 silam.

Semoga makanan khas yang satu ini tetap bertahan sampai kapanpun, sehingga tetap bisa dinikmati oleh anak cucu kita di masa yang akan datang.

Sumber:
- Dewantara, Y. F. (2018, September). Kerak telor: Kuliner Khas Ibu Kota Jakarta (Betawi). In National Conference of Creative Industry. https://dx.doi.org/10.30813/ncci.v0i0.1223
- https://kwriu.kemdikbud.go.id/info-budaya-indonesia/warisan-budaya-tak-benda-indonesia/
- https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=124

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.