aksata pangan food bank pertama di sumatra utara untuk selamatkan isu pangan - News | Good News From Indonesia 2024

Aksata Pangan, Food Bank Pertama di Sumatra Utara untuk Selamatkan Isu Pangan

Aksata Pangan, Food Bank Pertama di Sumatra Utara untuk Selamatkan Isu Pangan
images info

Ternyata, plastik tidak menduduki urutan pertama pada permasalahan sampah di Indonesia. Sebab posisi itu justru diisi oleh sisa makanan. Menurut data yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2022, Indonesia memiliki 68,7 juta ton timbulan sampah dalam setahun. 41,27 persennya merupakan sampah organik, khususnya sampah sisa makanan.

Tidak hanya itu, area limbah makanan tidak hanya berdampak secara nasional, tetapi juga global. Makanan yang terbuang akan menghasilkan metana, yaitu gas rumah kaca yang kuat dalam kontribusi terhadap pemanasan global.

Nah, kabar baiknya, masalah food waste ini dipedulikan oleh salah satu organisasi bernama Aksata Pangan. Tidak hanya pertama kali ada di Medan, Aksata Pangan juga merupakan food bank pertama di Sumatra Utara.

Kisah Gabriel, Dalang Muda Asal Solo yang Bekerja Sejak Kecil untuk Cita-Cita Besarnya

Aksata Pangan adalah bank makanan di Medan yang mengumpulkan, menyimpan, dan mendistribusikan makanan berlebih dari berbagai sumber dan membagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Diinisiasi sejak tahun 2018, awalnya Aksata Pangan hanya berupa sekelompok anak muda yang melakukan kegiatan sosial dengan cara bersedekah di masjid-masjid setiap hari Jumat. Pada saat itu mereka bernamakan Food Truck Sedekah.

Pada tahun 2019, FTS mendapatkan donasi telur-telur kecil yang kemudian mereka olah menjadi makanan yang layak untuk disedekahkan. Bahkan, mereka juga melakukan penyelamatan makanan dari acara-acara pernikahan. Hingga akhirnya pada pandemi COVID-19, Nestle percaya untuk menjadi food manufacturer dan membagikan makanan-makanannya kepada Aksata Pangan. 

Hal itu juga menjadi awal mula bagi mereka dalam menemukan isu kelaparan, kesenjangan makanan, food loss, dan waste. Kemudian, pada tahun 2020 mereka mulai mencari tahu hal-hal terkait food bank dari The Global Foodbanking Network melalui Google.

Tanggapan Regina Safri Tentang Indonesia Emas 2045: Semua Tergantung ke Kita

Awalnya, FTS dibentuk oleh salah seorang perempuan yang inspiratif, yaitu Laras. Akan tetapi, ketika berkembang menjadi Aksata Pangan (2020), Laras dibantu juga oleh Alan, Debbie, Karin, Faishal, dan Fathur. Mereka berusaha untuk memastikan siklus pangan tak terputus bersama dengan cara distribusi dan redistribusi.

Harapannya, Aksata Pangan akan menjadi jembatan antara orang-orang yang mempunyai akses pangan berlebih dengan orang-orang yang tidak punya hal itu. Sejalan dengan makna yang terkandung di balik nama Aksata Pangan, yang mana dalam bahasa sansekerta, aksata berarti tak terputus, sedangkan pangan adalah makanan.

Makanan-makanan yang dikumpulkan Aksata Pangan harus lolos quality control mereka terlebih dahulu. Meereka akan melakukan penyortiran, pemilahan, pengepakan, dan lain-lain sebelum kemudian diberikan kepada Frontline Organization ataupun direct distribution. Intinya mereka akan memastikan makanan yang tersalurkan dalam kualitas yang baik.

Cerita Nur Fauzi Ramadhan, Mahasiswa UI Penyandang Disabilitas yang Tumbuh dengan Mimpi Baru

Hingga berkembang sampai sejauh ini, pastinya proses yang dilalui Aksata Pangan tidak mudah. “… dulunya kami nggak punya warehouse, tapi kami mulai dari garasi rumah beberapa tim, kemudian di tahun 2021 ke 2022 akhirnya mendapatkan angel donor dari Singapura yang sekarang beliau merupakan Board of Director Aksata Pangan,” ungkap Karin, Chief Communication and Community Engagement Aksata Pangan, dalam sesi diskusi yang dilakukan via WhatsApp, Senin, (26/08/2024).

Kini Aksata Pangan telah berhasil menggandeng berbagai donatur hebat seperti Roti Romi, Hera Bakery, All Day Bread, Bumi Trades, hotel JW Marriot Medan, Unilever, dan masih banyak lagi. Bahkan, Aksata Pangan juga meraih beberapa pencapaian, di antaranya:

Pada tahun 2021, Aksata Pangan menjadi yayasan setelah sebelumnya apply untuk menjadi anggota Global Foodbanking Network yang mana terdiri dari 4 tahap yaitu New Food Bank Development, Accelerator Program, Candidate Certified Member, dan Certified Member.

Kemudian, mereka juga mendapatkan grants dari YSEALI Seeds For The Future (2022), memenangkan grants dari Catalyst Changmakers Ecosystem 2.0 yang diinisiasi oleh Goto Impact Foundation bersama Roda Hijau melalui Konsorsium Samosir Mallatam (2023), dan berhasil dilihat oleh National Food Agency sehingga mereka bisa berkolaborasi dengan food bank-food bank lain.

“Salah satu usaha Aksata Pangan untuk menumbuhkan kesadaran akan food loss, waste serta food insecurity adalah dengan cara menumbuhkan kesadaran kita mulai dari campaign. Misalnya untuk makan tanpa sisa, terus jangan malu untuk bungkus makanan dan ngasih tahu bahwa kita gak boleh nih melakukan food shaming,” ujar Karin sebagai penutup sesi diskusi.

Jika Kawan tertarik untuk berdonasi atau bahkan menjadi relawan di Aksata Pangan, cukup pantau kegiatan mereka di Instagram @aksatapangan.

 

Pewawancara: Nesya Adisty Susanto (Local Contributor GNFI Sumatra Utara)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.