Surabaya selalu identik dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia saat melawan Hindia Belanda. Ini mengapa sebutan Kota Pahlawan amat melekat ketika memikirkan soal kota yang satu ini. Sampai sekarang, Kawan masih dapat melihat bukti fisik peninggalan Hindia Belanda di Surabaya.
Salah satunya adalah di kawasan Kota Lama Surabaya. Kawasan yang baru-baru ini diresmikan oleh Pemerintah Kota Surabaya itu dengan cepat menjadi primadona di antara pengunjung. Saat peresmiannya pada 3 Juli 2024 lalu, Kota Lama Surabaya dipadati pengunjung dari berbagai usia. Namun, sebelum Kawan juga berkunjung, yuk kenali lebih dalam soal Kota Lama Surabaya!
Baca juga: Granada Bakery, Toko Roti di Surabaya yang Berusia Hampir Setengah Abad
Sejarah Kota Lama Surabaya
Kota Lama Surabaya pada dasarnya muncul karena segmentasi wilayah yang dilakukan oleh Hindia Belanda di zaman penjajahan. Saat itu, ada 4 zona yang dibentuk, yaitu kawasan Eropa untuk orang Hindia Belanda, Pecinan untuk orang keturunan Cina, Ampel untuk orang Timur Tengah, dan Melayu. Sampai saat ini, Kawan masih dapat menemui 4 zona ini di kawasan Kota Lama Surabaya.
Di era Hindia Belanda, Surabaya menjadi pusat perdagangan. Berbagai komoditas diperjualbelikan di kawasan ini. Mulai dari karet, cokelat, dan sebagainya. Maka, jangan heran jika Kawan menemui nama-nama jalan di sekitar Kota Lama Surabaya dengan sebutan Jalan Karet dan Jalan Cokelat. Artinya kawasan itu dulunya sebagai tempat jual beli komoditas tersebut.
Baca juga: Ini Wilayah Nongkrong di Surabaya yang Wajib Kawan Kunjungi!
Sejarah lain yang tidak dapat dipisahkan jika bicara soal Kota Lama Surabaya adalah Jembatan Merah. Jembatan yang dibangun pada tahun 1743 ini awalnya difungsikan untuk menghubungkan wilayah timur Kalimas dengan wilayah barat Kalimas. Jembatan yang dibangun di era Gubernur Jenderal Daendels ini menjadi saksi meletusnya perang antara Arek-arek Suroboyo dengan sekutu.
Perang yang menyebabkan tewasnya Brigadir Jenderal A.W.S Mallaby itu sampai kini masih lekat di ingatan rakyat Surabaya. Maka dari itu, Jembatan Merah masih menjadi ikon hingga saat ini.
Dihiasi Gedung-gedung Berusia Ratusan Tahun
Di kawasan Kota Lama Surabaya, Kawan bisa melihat gedung-gedung dengan arsitektur Eropa yang megah. Misalnya Gedung Internatio yang dibangun pada 1929 oleh biro arsitek AIA (Algemeen Ingenieurs en Architecten Bureau). Tidak afdol rasanya jika berkunjung ke sini tanpa berfoto dengan latar belakang gedung yang didominasi warna putih ini.
Baca juga: 5 Fakta Unik Sunan Bungkul di Surabaya yang Jarang Diketahui Orang
Lalu, ada Gedung De Javasche Bank yang berusia lebih dari 190 tahun. Di gedung inilah kantor cabang perbankan pertama ada di Surabaya. Gedung bergaya arsitektur neo renaissance ini sekarang jadi museum edukasi sejarah perbankan di Indonesia.
Ada juga tempat yang tidak boleh Kawan lewatkan ketika berkunjung adalah Pabrik Limoen JC van Drongelen & Hellfach. Pabrik ini merupakan pabrik sirup pertama di Indonesia. Di sini Kawan bisa merasakan es sirup yang dulu hanya boleh diminum oleh orang-orang Hindia Belanda saja.
Atraksi yang Beragam
Kawan tidak perlu bosan jika berkunjung di Kota Lama Surabaya. Sebab, ada banyak atraksi hiburan yang dapat Kawan coba. Misalnya Kawan bisa menaiki Jeep kuno untuk berkeliling di kawasan Eropa ke daerah Pecinan atau Kya-kya Kembang Jepun. Tenang saja, Kawan cukup menyiapkan ongkos sebesar Rp25.000 untuk mobil listrik Jeep Limousine dan Rp45.000 untuk mobil Jeep mesin.
Selain Jeep, Kawan juga bisa menaiki becak listrik atau menyewa sepeda listrik untuk berkeliling di kawasan Kota Lama Surabaya. Jika sudah cukup berkeliling, jangan lupa untuk mengabadikan foto dengan baju-baju ala Eropa yang dapat Kawan sewa di sini. Bagaimana? Sudah tertarik untuk menghabiskan akhir pekan di sini?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News